Read More >>"> Do You Want To Kill Me? (4) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Do You Want To Kill Me?
MENU
About Us  

Hari ini Della sudah sembuh dan dapat kembali ke sekolah.

 

"Hai Del, Kemaren kenapa nggak masuk?"Tanya Zean yang melihat Della sedang masuk kelas.

Della hanya menggeleng dan tersenyum lalu jalan ke tempat duduknya.

 

Ada yang aneh dari Della-Batin Zean.

 

"Kamu Kenapa?"Tanya Zean.

 

"Gapapa" Jawab Della singkat.

 

"Eh ada Della hai Della"Kata Revan yang baru saja datang.

 

Della hanya membalas ucapan Revan dengan senyuman.

 

"Del, Napa lo? Sakit?" Tanya Revan yang bingung karena melihat sikap Della yang berubah.

Della hanya menggeleng.

Zean dan Revan saling tatap-tatapan seolah bertanya ada apa dengan tingkah Della? Kenapa Della menjadi seperti itu?

 

"Sungguh aneh"Kata Revan ke Zean dengan nada yang pelan.

 

• • • •

 

Istirahat sekolah kali ini Della tidak ke kantin seperti biasanya tapi Della menuju rooftop sekolah untuk menenangkan dirinya.

 

Di rooftop Della hanya bisa menangis. Karena perjodohan gila yang dibuat oleh papanya itu.

 

"Del, Lo kenapa nangis?"Tanya Zean yang menghampiri Della. Zean tau Della pasti bakal ke rooftop jika dirinya sedang ada masalah.

Della langsung menghapus air matanya buru-buru.

 

"Nggak, Gapapa"Kata Della yang berusaha tersenyum untuk menutupi sakit di hatinya itu.

Melihat Zean itu suatu kebahagiaan bagi Della namun semenjak kejadian perjodohan itu melihat Zean rasanya ada rasa sakit tersendiri.

Della merasa sangat bersalah jika melihat Zean. Bagaimana tidak sakit Zean adalah orang yang dicintainya namun orang tuanya menjodohkannya dengan orang yang tidak ia cintai bahkan tidak ia kenal.

 

"Kamu ada masalah?"Tanya Zean yang duduk di sebelah Della.

 

"Nggak"Jawab Della singkat.

 

"Kamu pasti lagi bohong kan? Aku bisa tau ya Del kalau kamu lagi bohong."Kata Zean.

 

"Tinggalin aku sendiri"Kata Della sambil menahan sakit.

Berat rasanya untuk ngomong seperti itu ke Zean. Namun Della tidak mau menunjukan ke Zean kalau dirinya sedang berada di keadaan yang sangat kacau. 

 

"Ha?"Tanya Zean.

 

"Aku mohon tinggalin aku sendiri"Kata Della sambil menunduk karena tidak kuat menahan tangisnya itu.

 

"Kamu kenapa sih?"Tanya Zean sekali lagi.

 

"Please Ze, Tinggalin aku sendiri. Aku lagi mau sendiri. Jangan ganggu aku!"Kata Della.

 

"Kamu ada masalah apa sih?" Tanya Zean yang bingung karena sikap Della yang berubah tiga ratus enam puluh derajat itu.

Zean tau kalau Della pasti sedang ada masalahnya. Zean sudah mengenal Della dari kecil tentu Zean tau Della kenapa dari sikapnya.

 

"Tinggalin aku sendiri sekarang!"Perinta Della dengan nada yang sedikit tinggi.

 

"Ya udah iya aku pergi"Kata Zean lalu pergi meninggalkan Della sendirian di atas rooftop.

 

Della yang daritadi menahan tangis nya kini sudah tidak bisa ia tahan lagi.

 

"Maafin aku Ze"Kata Della sambil menangis.

Della benar-benar merasa tertekan karena orang tuanya itu.

 

"Della kemana Ze? Tumben gak bareng"Tanya Revan saat melihat Zean yang berjalan kearahnya sendirian.

 

"Ada di rooftop"Jawab Zean.

 

"Samperin lah"Kata Revan.

 

"Udah. Tadi barusan gue samperin tapi dia malah minta gue pergi katanya dia mau sendiri dulu."Kata Zean yang terlihat sedih itu.

 

"Gue tau pasti Della lagi ada masalah cuman dia nggak mau cerita. Entah itu masalah sama orang tuanya atau ada masalah lain. Gue jadinya mau cerita tentang perjodohan gue sama Kezia juga nggak enak." Lanjut Zean.

 

"Arghh..Della ada apa sih"Kata Zean sambil mengacak-acak rambutnya.

 

"Sabar Ze. Kasih waktu dia sendiri aja mungkin dia emang bener-bener lagi mau sendiri"Kata Revan ke Zean.

 

"Gue khawatir kalo dia udah mulai begini Rev"Kata Zean.

 

"Sabar Ze"Kata Revan sambil menepuk pundak temannya itu untuk menenangkannya.

 

• • • •

 

Pulang sekolah juga Della tidak bersemangat seperti biasanya. Justru dia malah lemas seperti ada pikiran yang lagi membebani dirinya.

 

"Pulang kuy"Ajak Zean dan Revan ke Della saat Della sedang membereskan buku-bukunya.

 

Mereka bertiga jalan untuk menuju gerbang namun tiba-tiba ada seorang pria tampan yang tinggi, berpakaian seragam sekolah rapih sedang berdiri di depan mobil putih yang di kendarainya memanggil Della.

 

"Della" Panggil pria itu.

 

Della melihat pria itu langsung kaget sedangkan Zean dan Revan melihatnya dengan tatapan bingung yang penuh arti.

 

"Ayo pulang" Ajak cowo itu yang menghampiri Della lalu menggandeng Della untuk membawanya ke dalam mobil. Namun Zean langsung meraih tangan Della. 

 

"Eh, Lo siapa?"Tanya Zean agak nyolot.

 

"Gue Vano calon pacarnya Della. Lo siapa?"Tanya Vano cowok yang menjemput Della itu.

 

Zean yang mendengar kata Vano itu langsung melepaskan tangannya dari tangan Della dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

 

Apa? Calon pacar?-Batin Zean.

 

"Oh ini yang namanya Zean?"Kata Vano sambil tersenyum seperti menantang ke Zean.

 

Zean hanya terdiam.

Dari raut muka Zean, Zean terlihat sakit, kecewa, kesal, emosi namun masih Zean tahan.

Zean memang tipe orang yang kalau emosi dia akan menahannya sampai dirumah.

 

"Udah ayo pulang Dell"Ajak Vano sambil menarik tangan Della ke mobilnya itu.

 

"Del, Maksudnya apa ini?"Tanya Zean ke Della. Della langsung menghentikan langkahnya namun badannya tidak berbalik ke arah Zean.

 

"Udah ayo pulang"Kata Vano.

 

Della yang tidak bisa berkata-kata dan menahan tangisnya akhirnya Della pun langsung masuk ke dalam mobil Vano.

 

"Ini ada apa sih Rev?"Tanya Zean yang masih kebingungan.

 

"Gue juga nggak tau"Jawab Revan.

 

"ARGHHH!" Teriak Zean saat mobil Vano sudah melaju.

 

"Vano siapa sih? Calon pacarnya Della? Apa sikap Della berubah itu karena ini?"Tanya Zean.

 

"Gue nggak habis pikir gila Della sejahat itu sama gue hahaha"Kata Zean sambil ketawa dengan penuh rasa kesakitan itu.

 

"Lo jangan nyalahin Della dong. Lo kan belum tau yang sebenarnya gimana"Kata Revan.

 

"Kecewa gue Rev. Sakit woi sakit."Kata Zean lalu langsung pergi  ke parkiran untuk pulang.

 

Zean tidak dapat mengontrol emosinya sekarang. Zean melajukan mobilnya itu dengan kecepatan yang sangat membahayakan dirinya dan diri orang lain.

Untunglah Zean sampai di rumah dengan selamat. Setelah sampai di rumah Zean langsung masuk kamar tanpa memberi ucapan salam ke mamanya yang sedang berada di ruang TV.

 

*BRUKK* 

Zean membanting pintu kamarnya dengan sangat keras.

Sampai mamanya kaget melihat kelakuan anaknya yang tidak biasanya seperti itu.

Zean masih bingung dan emosi ditambah melihat mobil Vano yang berhenti di depan rumah Della.

Emosinya semakin memuncak sampai ia menjadikan tembok sebagai pelampiasannya.

Ia tak berhenti memukul tembok daritadi sampai tangannya itu berdarah.

 

"ARGHHHH! KECEWA GUE DEL! BENCI GUE BENCI."Kata Zean sambil memukul tembok sangat keras.

 

"Kenapa lo harus begini sih Del?"Kata Zean yang kini menangis dan duduk sambil melihat tangannya yang penuh dengan luka itu.

 

• • • •

 

Sampai di rumah Della langsung turun dari mobil Vano tanpa memeperdulikan Vano.

Della malas karena Vano hubungan dia dan Zean semakin hancur.

Bukannya pulang justru Vano malah mengikuti Della ke dalam rumahnya.

 

"Eh ada Vano. Abis jemput Della ya? Sini duduk"Kata mamanya Della ramah yang sedang membaca majalah di sofa.

 

"Hehehe iya nih tante"Jawab Vano sambil tersenyum.

 

Della hanya melihatnya dengan malas dan langsung naik ke atas tanpa turun lagi. 

 

"DELLA..VANO MAU PULANG NIH"Teriak mama Della dari atas.

 

"IYA"Jawab Della singkat dari atas.

 

"TURUN DONG DELLA. KAMU NGGAK SOPAN ADA TAMU MALAH DIATAS"Kata Mama Della.

 

"MALES"Jawab Della yan singkat,padat dan jelas.

 

"Maaf ya Van. Della memang begitu harus sabar buat ngedapetin hatinya."Kata mamanya Della.

 

"Sip tan. Vano pasti bisa kok bantuin Della buat lupa sama Zean itu"Kata Vano.

 

"Ya udah Vano pulang dulu ya tan. Permisi tante" Kata Vano.

 

"Iya hati-hati Vano." Kata mamanya Della sambil tersenyum ke arah Vano.

 

• • • •

 

Della cuma menangis di dalam kamarnya. Della tidak tau ujian apa yang sedang Tuhan berikan untuk dia.

Della sendiri merasa sangat salah dengan Zean.

Della ingin memberitahu Zean tentang perjodohan ini namun rasanya ada yang menutup mulutnya setiap kali Della ingin cerita ke Zean.

Della sendiri tidak tau apa yang harus ia lakukan. Papanya terlalu maksakan Della untuk menerima Vano padahal yang ada di dalam hati Della itu adalah Zean bukan Vano.

 

"Zean, Maafin aku"Kata Della di dalam kamarnya sambil menangis.

 

Zean pun sama seperti Della daritadi Zean hanya mengeluarkan kata-kata kekecewaannya sambil menangis di dalam kamar.

Zean sudah menahan emosinya sejak di sekolah. Mungkin kalau Zean mengeluarkannya di sekolah atau bahkan nangis di sekolah ia malah diejek oleh teman-temannya apalagi dia cowok.

Cowok juga punya hati kan? Cowok juga kan manusia. Jadi bukan hanya cewek saja yang bisa nangis karena cinta.

 • • •

Pagi ini seperti biasa suara burung berkicauan memanggil sehingga membuat dua orang bersebrangan yang sedang galau itu bangun.

 

Della bangun dengan keadaan yang tidak karuan. Tidak seperti biasanya. 

Biasanya setiap pagi Della selalu bersemagat untuk berangkat ke sekolah karena ingin bertemu Zean. Namun, Pagi ini berbeda justru Della malah takut ke sekolah. Takut untuk bertemu Zean.

Della tidak tau apa yang harus ia katakan jika nanti di sekolah bertemu Zean. Tidak biasanya Della merasakan hal seperti ini.

 

Setelah bangun tidur Della langsung siap-siap dan berangkat ke sekolah dengan rasanya kacau.

 

"Rev, Bantuin aku dong"Kata Della saat melihat Revan di depan gerbang sekolah.

 

"Ada apa?"Ucap Revan.

 

"Aku mau ngomong ke Zean kalau cowok yang kemarin itu bukan siapa-siapa aku. Itu cowok yang dijodohin oleh papa. Aku juga sebenarnya menolaknya tapi papa terus saja memaksaku dan sekarang aku takut untuk bilang ke Zean. Dia pasti kecewa banget deh sama aku"Kata Della sambil menunduk.

 

"Di- - Jodohin?"Tanya Revan.

 

"Iya aku dijodohin sama anak dari teman kerjanya papaku"Kata Della.

 

"Wow!"Ucap Revan yang kaget mendengarnya.

Bagaimana tidak kaget karena Zean dan Della sama-sama dijodohkan oleh orang tuanya.

 

"Kenapa kamu?"Tanya Della.

 

"Nggak,Gapapa"Jawab Revan.

 

"Jadi aku harus gimana?" Tanya Della.

 

"Kalau kata gue ya lo cerita ke Zean besok pas lagi camping aja jangan sekarang. Perasaan Zean lagi campur aduk banget sekarang."Kata Revan.

 

"Ok deh kalau begitu makasih Rev. Aku masuk kelas duluan ya"Kata Della.

 

• • • •

Pagi ini anak-anak dikumpulkan oleh Pak Siswoyo di ruang pertemuan untuk membicarakan camping besok.

 

"Ok anak-anak apa kalian sudah siap untuk camping besok?"Tanya Pak Siswoyo.

 

"SIAP DONG PAKK" Teriak anak-anak yang antusias. Tapi Zean dan Della justru malah biasa saja. Tidak seantusias biasanya.

 

Daritadi Zean dan Della hanya diam-diaman. Justru sekarang Revan malah duduk diantara Zean dan Della di ruang pertemuan biasanya kan posisinya Revan, Zean dan Della sekarang malah Zean, Revan dan Della.

Della selalu melirik ke arah Zean namun cowo yang dilirik Zean tidak melirik ke arahnya sedetikpun.

Hati Della sebenarnya hancur cuma Della selalu menutupinya dengan senyuman.

Dari semua orang yang Della kenal,Hanya Zean yang bisa mengerti arti senyumannya itu.

 

Ze, Maafin aku ya-Batin Della lalu Della menghela nafas.

 

Aku sebenarnya kangen kamu Del. Cuman aku masih belum bisa terima sama kejadian kemarin. Aku masih terlalu kecewa padahal aku nunggu kamu jelasin ke aku maksud dari semua ini apa-Batin Zean.

 

Revan yang berada di tengah-tengah merasa aneh dan bingung karena sikap Zean dan Della. Tidak ada pembicaraan apapun diantara Della dan Zean padahal biasanya mereka selalu ngobrol berdua sekarang hanya bertegur sapa aja tidak. Beginilah kisah cinta anak remaja.

 

"Ok anak-anak karena besok kita berangkat camping pagi biar kalian bisa beres-beres dan istirahat sekarang kalian boleh pulang ke rumah masing-masing"Kata Pak Siswoyo dan suasana langsung ramai dengan teriakan siswa/siswi yang kegirangan karena hari ini pulang cepat.

 

"Revan, Zean aku pulang duluan ya sampai ketemu besok" Kata Della yang berusaha berbicara dengan Zean.

 

"Iya hati-hati Del"Kata Revan sedangkan Zean hanya membalas dengan deheman dan tidak menengok ke arah Della. Della melihat Zean hanya membalas dengan deheman marasa sakit. Raut muka Della langsung berubah menjadi sedih dan langsung pergi meninggalkan ruang pertemuan.

 

"Lo napa cuma jawab heem doang udah mana lo nggak ngeliat ke dia lagi"Kata Revan.

 

"Gatau Rev. Gue juga nggak mau sebenarnya begini tapi rasanya kayak mau liat mukanya berat banget gitu ada kekecewaan di hati gue." KataZean.

 

"Apa lo udah pastiin kalo Vano itu beneran calon pacarnya Della? Lo harusnya minta penjelasan ke dia bukannya malah diem begini Ze. Lo nggak liat muka dia apa waktu lo cuma balas dia dengan deheman aja?"Kata Revan dan Zean hanya menggeleng.

 

"Muka di langsung berubah jadi sedih gitu padahal gue yakin banget dia itu berusaha nyebut nama lo biar lo sama dia nggak perang dingin begini."Kata Revan.

 

"Please ya Ze, Lo sama dia udah sama-sama besar bukan anak kecil lagi. Seharusnya lo bisa nyelesaiin masalah ini tanpa harus perang dingin kayak gini."Lanjut Revan.

 

Zean hanya menunduk dan terdiam mendengar omongan dari sahabatnya itu. 

 

"Gimana caranya gue sama Della bisa balik kayak dulu lagi Rev?"Tanya Zean.

 

"Ya lo jangan kayak anak kecil. Lo juga harus bisa mencairkan suasana. Peka sedikit napa sih"Kata Revan.

 

"Kayaknya gue bakal coba ngobrol sama dia besok pas camping deh."Kata Zean.

 

"Baguslah, Sekalian ajak dia duduk bareng besok."Kata Revan.

 

• • • • 

 

Jam sekarang sudah menunjukan pukul 20.00 namun Della daritadi belum saja membereskan pakaiannya. Della dari tadi hanya duduk di pinggir kasur sambil memegang dan melihat foto dirinya bersama Zean.

Della menjadi tidak semangat untuk camping besok. Yang Della takutkan adalah dirinya dan Zean besok masih saja perang dingin seperti ini. Padahal, Della sudah berharap kalau camping kali ini pasti bakal seru cuma semuanya berubah sejak Vano menjemput Della di sekolah.

Zean pun berubah menjadi lebih dingin ke Della. Biasanya Zean selalu bisa membuat Della tersenyum justru sekarang malah kebalikannya.

Della melihat ke arah kamar Zean namun kamarnya sudah tertutup rapat dengar gordennya.

 

“Zean tumben banget ya. Dia kemana ya” Kata Della sambil menatap kamae Zean.

 

“Ah, Mungkin dia sudah tidur”Kata Della yan berusaha untuk positive thinking.

 

Karena jam sudah menunjukan pukul 21.00 Della cepat-cepat membereskan barang-barang yang akan dibawa untuk camping.

Setelah selesai membereskan barang-barang yang akan Della bawa, Della langsung menuju kasurnya untuk tidur.

 

• • • •

Della bangun seperti biasa lalu langsung siap-siap untuk berangkat ke sekolah.

 

“Ma, Pa Della berangkat ya”Kata Della ke orang tuanya.

 

“Iya hati-hati. Jaga diri disana ya inget jangan macem-macem yang paling penting jangan deket-deket Zean!”Kata Papanya.

 

“Iya” Jawab Della.

 

Sesampainya di sekolah Della langsung nyamperin Revan dan Zean yang berdiri di samping bus.

 

“Hai semuanya”Kata Della ke Revan dan Zean.

 

“Del, Zean mau duduk bareng nih katanya.”Kata Revan.

 

“Ya-ya-ya udah tinggal bareng aja”Kata Della yang berusaha santai padahal mah jantungnya sudah dag dig dug ser.

 

Kenapa Della menjadi deg-degan begini padahal kan biasanya juga sering sama Zean.

 

“Udah tuh Ze lo duduk sama Della.”Kata Revan.

 

Pak Siswoyo langsung mengumpulkan siswa/siswi ke lapangan untuk diberi pengumuman dan tata tertib yang harus dijalankan selama camping.

Setelah semuanya selesai anak-anak disuruh untuk naik ke bus yang telah ditentukan.

 

“Mau di mana Ze?” Tanya Della.

 

“Terserah lo.”Jawab Zean singkat.

 

Della kaget karena Zean tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan ‘lo-gue’ biasanya pake ‘aku-kamu’ Della cuma bisa diam mencoba untuk pura-pura tidak perduli.

Selama di perjalan menuju puncak Zean dan Della hanya diam-diaman dan rasanya canggung.

 

Ini kenapa semuanya jadi begini sih? Gue sama Zean juga kenapa jadi begini?-Batin Della.

Della ingin mengajak ngobrol Zean namun tidak ada topik untuk memulai pembicaraan mereka.

 

Aduh gue kok jadi canggung begini sih sama Della-Batin Zean.

 

Selama hampir 2 jam perjalanan akhirnya sampai juga di tujuan.

Setelah turun dari bus siswa/siswi langsung membuat tenda.

 

Saat Della sedang membuat tenda bersama teman-temannya Della melihat pemandangan yang tidak enak. Della melihat Zean sedang membantu Kezia membangun tendanya.

Della merasakan seperti ada yang menusuk di hatinya.

Kezia yang tidak sengaja melihat ke arah Della merasa puas dan malah semakin memanas-manaskan keadaan.

 

“Ok anak-anak berhubung semua tenda sudah selesai di pasang bapak mau bagi kelompok untuk jurit malam.”Kata Pak Siswoyo.

 

“Masing-masing kelompok ada empat anak ya.”Kata Pak Siswoyo.

 

“Kelompok pertama ada Revan, Zean, Della dan Kezia”Kata Pak Siswoyo.

 

Yah, Pake sekelompok sama Kezia lagi udah mana Kezia sekelompok juga sama Zean.-Batin Della.

 

Ah kenapa harus sekelompok sama Kezia sih kan gue cerita ke Della jadi susah.-Batin Zean.

 

Della dan Zean hanya bisa menerima dengan pasrah.

Didalam hati Zean sebenarnya senang karena sekelompok dengan Della dan Della juga senang karena sekelompok dengan Zean. 

 

“Ok anak-anak sekarang kalian boleh  istirahat di tenda pukul setengah delapan kalian sudah harus ada disini lagi ya silakan kalian mandi siap-siap dan lain-lain.”Kata Pak Siswoyo.

 

“Siap pak”Jawab anak-anak.

 

Della yang bosan di dalam tenda akhirnya keluar tenda untuk melihat pemandangan di sekitar perkemahan.

 

“Wahhh udaranya nikmat sekali”Kata Della sambil menghirup udaranya yang memang sangat segar.

 

“Loh itu Zean ngapain?”Kata Della saat melihat Zean sedang duduk di pinggir sungai sambil melemparkan batu-batu kecil ke dalam sungai.

 

“Ze”Kata Della sambil menepuk pundak Zean.

 

“Eh, Della. Ada apa?”Tanya Zean.

 

“Aku boleh duduk disini?”Tanya Della.

 

“Boleh.”Jawab Zean.

 

“Ze, Akhir-akhir ini kamu suka nyuekin aku, kamu jadi lebih dingin ke aku, pokoknya kamu beda dari biasanya. Kamu ada apa sih?”Tanya Della.

 

“Gapapa aku cuma nggak mau jadi pengganggu aja diantara kamu sama calon pacar kamu itu.”Kata Zean.

 

“Hah?Calon pacar?”Kata Della bingung.

 

“Iya si Vano Vano itu"Kata Zean.

 

“Oh Vano. Itu mah dianya aja yang ke geeran akunya mah nggak mau sama dia”Kata Della.

 

“Aku kecewa dengernya waktu Vano bilang begitu.”Kata Zean.

 

“Ze, Kamu mau tau sebenarnya itu ada apa? Waktu di rooftop kamu tanya ke aku kan kalau aku kenapa? Emang benar kata kamu aku lagi ada beban pikiran.”Kata Della.

 

“Aku udah bisa liat Del dari muka kamu kalau kamu lagi galau, kalau kamu lagi sedih, kalau kamu lagi bohong. Aku hafal semua gerak gerik kamu”Kata Zean.

 

“Ze, Aku dijodohin. Aku udah berusaha nolak tapi tetap saja papa nggak mau dengerin aku”Kata Della yang akhirnya jujur ke Zean.

 

“Ha? Di-dijodohin??” Tanya Zean.

 

“Iya, Aku di jodohin sama Vano itu. Aku udah nolak bahkan aku sampai nangis-nangis tapi tetap aja orang tua aku nggak ada yang bisa ngertiin. Sekarang aku nggak tau harus ngapain.”Kata Della.

 

“Del, Aku juga dijodohin sama Kezia si ratu pembully itu. Aku ngejauh dari kamu selama ini itu biar Kezia nggak ngelakuin hal jahat ke kamu. Kamu ngerti kan maksud aku? Aku juga sempet dingin sama kamu karena aku kecewa sama kamu ya kamu pasti tau karena apa.”Kata Zean.

 

“Karena Vano?”Tanya Della.

 

“Iya, Karena Vano bilang kalo kamu calon pacar dia.”Kata Zean.

 

“Aku juga nggak tau gimana cara membatalkan perjodohan ini. Aku nggak mau Ze sama Vano aku nggak suka sama Vano.”Kata Della.

 

“Aku juga bingung Del gimana caranya. Aku juga nggak suka sama Kezia. Mau jadi apa aku nanti kalau punya cewe tukang bully kayak dia”Kata Zean 

 

“Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana caranya menolak perjodohan yang gila ini”Kata Della.

 

“Aku juga nggak tau. Mana kita sekelompok lagi pas jurit malam sama Kezia.”Kata Zean.

 

“Udah nasib kamu itu”Kata Della sambil tertawa.

 

“Gitu ya kamu ketawa diatas penderitaan orang”Ucap Zean.

 

Della dan Zean kini sudah seperti biasa lagi. Hal ini membuat Della dan Zean jadi senang.

 

Aku kangen sama kamu yang kayak begini.Semoga kita bisa terus begini ya Ze-Batin Della.

Della melihat Zean yang tersenyum pun ikut tersenyum juga.

 

Semoga kita bisa begini terus Del-Batin Zean.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Daniel : A Ruineed Soul
10      10     0     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Renjana: Part of the Love Series
10      10     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.
Konstelasi
35      25     0     
Fantasy
Aku takut hanya pada dua hal. Kehidupan dan Kematian.
Forestee
13      13     0     
Fantasy
Ini adalah pertemuan tentang kupu-kupu tersesat dan serigala yang mencari ketenangan. Keduanya menemukan kekuatan terpendam yang sama berbahaya bagi kaum mereka.
Love Never Ends
241      132     0     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Kaichuudokei
284      154     0     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
DELION
96      60     0     
Mystery
Apa jadinya jika seorang perempuan yang ceria ramah menjadi pribadi yang murung? Menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, namun dibalik itu semua dia rapuh sepert bunga i Dandelion tapi dia tidak bisa menyesuaikan dirinya yang mulai hidup di dunia baru dia belum bisa menerima takdir yang diberikan oleh tuhan. Kehilangan alasan dia tersenyum itu membuat dirinya menjadi kehilangan semangat. Lal...
Mengapa Harus Mencinta ??
105      79     0     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
Hei cowok...I like you
39      33     0     
Romance
Hei cowok...i like you, kalimat itulah yang keluar dari mulut cewek berwajah pas-pasan kepada cowok berparas tampan yang wajahnya gak kalah cakep dengan cowok-cowok korea.
14 Days
38      29     0     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...