Read More >>"> In Love With the Librarian (13. Menjadi Foto Model) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

Setelah Bas dipanggil oleh Dekan mengenai kasus kematian Alice, Dru--yang mahasiswa Teknik Informatika--segera bertindak cepat berdasarkan informasi yang didapatkan dari Anne. Ia pulang dan mengutak-atik laptopnya mencoba masuk ke system pengamanan CCTV sekolah yang tidak ada lagi memorinya. Setelah berhasil membajaknya dan merekam aktivitas sekolah di laptopnya ia beralih mengutak-atik kode akses perpus untuk melihat aktivitas keluar masuk orang seminggu sebelumnya.

Dru menemukan di hari kejadian itu, Leyla belum selesai memasukkan kode kunci sehingga pintu tidak terkunci sama sekali dan Alice dapat masuk ke perpus dengan mudah. Daftar aktivitas itu menunjukkan Alice kembali lagi ke perpus untuk melakukan aksinya pada jam 22.30. Kemudian tidak ada lagi orang keluar masuk hingga jam 04.00 dimana petugas kebersihan datang.

Menurut Anne, teman-teman yang bersama Alice bukanlah orang baik-baik dan jika ini masalah narkoba, maka kasus seperti ini selalu melibatkan lebih dari satu orang. Setelah Dru masuk ke system pengamanan sekolah, ia memperhatikan rekaman hasil bajakannya dan setiap malam ia melihat pergerakan beberapa orang tertangkap dalam rekaman CCTV namun identitas orang-orang itu sulit diungkapkan karena posisi CCTV depan perpus yang kurang strategis, belum lagi pencahayaan di depan perpus yang kurang terang.

Dru meng-update Bas dan Liam mengenai temuannya dan Liam berinisiatif untuk memasang jebakan. Mereka membutuhkan Anne sebagai umpan, sementara mereka bersembunyi di dalam counter. Anne tau mereka disana ketika ia menyalakan komputer untuk mencari buku itu, oleh karenanya Anne tidak khawatir.

Bas sempat marah setelahnya kepada dua temannya karena tidak melibatkannya dalam aksinya, dan menjadikan Anne sebagai umpan. Mereka sebenarnya sudah menelpon Bas, namun tidak ada respon darinya, Bas mengakui HP-nya dalam moda diam karena ia sedang makan malam bersama Anne. Dru boleh dibilang cukup lega Bas ada disamping Anne, mereka memang lebih beruntung jika bertiga ketimbang sendiri-sendiri.

Liam buru-buru mencetak foto dari Canonnya dan mengirimkannya ke kepolisian yang menangani kematian Alice. Dru menambahkan bukti pemberat berupa rekaman CCTV mengenai pengakuan tersangka atas perbuatannya. Wajah pengedar yang masih berstatus mahasiswa jurusan Teknik Elektro itu terekam jelas dan langsung masuk dalam DPO--Daftar Pencarian Orang. Selang dua hari, ia ditangkap dan kasusnya sedang diproses ke pengadilan.

Sekali lagi Bas dan Anne menjadi selebriti di kampus Universitas Mutiara Nusantara. Fotonya menghiasi halaman surat kabar dimana-mana. Di foto, Bas terlihat gagah dengan kaos bergaris abu putih sedang memeluk Anne yang tampak mungil dalam baju flanel kotak-kotak beige dan--berjarak tiga kaki--sosok si pengedar sedang menangkap shabu yang terlarang. Caught in action!

Foto dari surat kabar itu sudah Bas bingkai dan gantung di kamarnya. Ia juga membuatkan satu bingkai lagi dan memberikannya ke Anne. Anne senang sekali menerimanya, dia langsung mengirimkan bingkai itu beserta surat kabar yang asli ke orang tuanya di Makassar agar mereka tidak khawatir lagi. Orang tua Anne mulai bertanya-tanya mengenai Bas, dan tidak mudah bagi Anne untuk menceritakan hubungannya dengan Bas.

Bas sedang duduk bersama Dru di kantin biru selang seminggu kemudian. Bas masih terkagum-kagum dengan fotonya yang beredar di surat kabar seluruh Indonesia. Ia bertanya-tanya apakah Ayah dan Ibunya tau anaknya setenar ini sekarang? Kemudian pikiran muram merasuk, kalaupun tau mereka tidak peduli.

Bas melihat Liam dan Anne dari jauh, berjalan ke arah lobby utama bersama. Mereka menertawakan sesuatu, dan Bas sedikit jengkel melihat mereka berdua. "Dru, apa mungkin Liam suka dengan Anne ya?"

Dru yang sedang bermain Mobile Legend menengok, "hah? Sepertinya sih tidak ya." Kemudian kepala Dru menunduk lagi. "Anne terlalu kalem, mereka seperti dua orang yang sama."

Ah~ benar juga kata Dru. Dan dua orang yang sama tidak akan saling menyukai. Kuharap.
 

 

Perpus sudah dibuka dan lebih ramai orang berkunjung kesana entah karena minggu depan UTS dimulai atau untuk berfoto selfie dengan latar belakang rak buku yang sedang nge-trend di kalangan kampus, seperti foto Anne dan Sebastian yang terpajang dimana-mana.

Untuk UTS materi gambar, Anne sudah mengumpulkannya. Tinggal ulangan teori, yang menurut Anne terlalu mudah untuknya. Liam mengajak Anne ke Fakultas Desain Komunikasi dan Visual (DKV) untuk mendiskusikan suatu proposal. Karena ketenaran genk Sebastian dan Anne sekarang, DKV meminta beberapa dari murid Desain Interior (DI) termasuk Anne untuk berpartisipasi sebagai model untuk kelas fotografi. Liam sudah bersedia menjadi salah satu modelnya. Dan dia mendaftarkan beberapa adik kelasnya--termasuk Anne--yang sudah selesai mengumpulkan tugas agar tidak mengganggu pelajaran mereka.

"Ah kak Liam, aku bukan model material. Seharusnya kau juga mengajak Liam dan Dru untuk menjadi model."

"Kau saja yang kurang percaya diri Anne. Kau itu cantik sekali, walaupun dalam baju tidurmu yang kelonggaran kemarin." Liam menyeringai lebar mengingat baju yang samar-samar menunjukkan lekuk tubuh Anne yang membuat mata mereka terpaku.

"Maaf kak Liam, apakah memungkinkan mengajak teman-teman kak Liam juga seperti yang Anne usulkan tadi?" Mata anak-anak DKV itu langsung berkaca-kaca memohon kepada Liam.

Hmm... agak sulit untuk mengajak Dru, tetapi lebih sulit lagi mengajak Bas. "Anne, kau yang usulkan. Kau yang bicara ke Bas dan Dru. Mereka bisa lebih keras kepala dari sapi dan aku malas jika harus bertengkar dengan mereka."

Sore itu...
"Tidak! Tidak! Tidak!" Respon Bas. Mereka berempat duduk di pojok favorite di kantin biru. Liam membelikan roti panggang dan kopi seduh untuk kudapan sore.

"Ah~ Bas kau itu seperti anak kecil saja. Kak Dru yang ahli komputer saja lebih percaya diri menjadi model daripadamu." Ejek Anne sambil mendengus dan bersidekap. Dru yang sekarang asik bermain COC tersenyum-senyum. Sementara Liam mengamati Bas dan Anne, penasaran apakah Anne bisa mencocokkan besi ke hidung Bas.

"Rayu aku." Bas menyeringai sambil merebahkan kepalanya diatas lengannya di meja depan Anne. Kepalanya membelakangi teman-temannya.

Matahari sore yang sinarnya menembus fiber biru diatas kepala mereka membuat campuran warna jingga dan biru yang aneh di wajah Anne, dan Bas menyukainya. Dunianya seakan berputar mengitari Anne. Dru benar, ia jatuh cinta dan ia belum pernah merasakan ini sebelumnya.

"Apa?!" Anne butuh waktu untuk merespon kata-kata Bas ketika wajah Bas berada diatas meja didepannya menatapnya dengan senyum di matanya. Anne menggigit bibirnya agar tidak terlena dengan tatapan Bas.

"Rayu aku, mungkin aku akan mempertimbangkan mengikuti apapun yang kau minta." Dibawah meja, tangan Bas meraih tangan Anne dan membelainya dengan lembut.

"Bas! Kau itu seperti anak kecil saja." Anne berpikir alih-alih Bas minta dirayu, Anne merasa Bas lah yang sedang merayunya. "Baiklah, kalau kau bersedia jadi model, aku akan mempertimbangkan."

"Kau mau jadi pacarku?" Bas berbisik di telinga Anne dan belai nafasnya mengirimkan getaran yang menggelitik hatinya.

"Mungkin." Anne tertawa, ia tidak percaya lelaki ini tidak pernah menyerah sampai dia berhasil.

"Baiklah, deal! Apapun yang kau mau Anne." Liam dan Dru menatap curiga ke perjanjian yang dibisikkan Bas ke Anne.

Mereka makan malam bersama di kantin biru, makanan seadanya yang jauh dari standar Bas dan teman-temannya--nasi soto ayam. Bas membayar dan kemudian mengantar Anne pulang.

Didepan lobby Bas menghentikan Anne, ia tidak ingin Anne cepat masuk kedalam, ia ingin berlama-lama dengan Anne walaupun nyamuk menggigiti lehernya.

"Apakah kasus Alice mengganggumu? Kalau ada yang ingin kau bicarakan, tanyakan saja Anne. Aku tidak mau ada hal yang menggantung diantara kita." Bas bersandar pada dinding dibelakangnya dan menarik tangan Anne mendekat, menempatkan Anne diantara kakinya.

Anne berpikir lama dan sedikit ragu untuk menanyakannya pada Bas. "Pengakuan pacar Alice kemarin sebenarnya cukup mengguncangku. Faktanya bahwa aku mirip banget dengan Alice..." Anne tidak bisa melanjutkannya, ia hanya menghembuskan nafas dengan berat.

Sepulangnya mereka setelah pengedar itu tertangkap basah didepan kamera Liam, Anne tidak bisa tidur. Gambaran mengenai sosok Alice mirip sekali dengannya. Pacar Alice sepertinya ingin menyadarkan Anne bahwa Bas bukan orang yang baik, dia akan mematahkan hati terutama anak-anak kutu buku seperti Anne dan Alice. Anne takut dia hanya akan menjadi Alice ke dua.

"Seperti dugaanku," Bas tersenyum lemah. Ketika pacar Alice membeberkan apa yang terjadi pada Alice yang menyebabkan perubahan sifat Alice, Bas khawatir Anne akan berpikir Bas hanya main-main dengannya.

"Anne, aku ingin kau tau... bukan aku yang mengejar-ngejar Alice. Bukan aku yang mau menjadikan Alice pacar. Alice yang mengejarku dan menawarkan diri menjadi pacarku. Kesalahanku adalah aku tidak menolaknya." Bas tertunduk, aliran memori akan perlakuannya pada Alice membanjiri otaknya.

Alice ingin Bas mencarinya, merayunya dan bercanda dengannya seperti sebelum mereka berpacaran namun itu tidak terjadi karena Bas yang selalu dikelilingi wanita membuat Alice cemburu dan menarik diri. Sampai satu hari, Alice dengan pakaian sangat minim dan dandanan yang menor mengikutinya ke Hensin dimana dia sedang hang out dengan Liam dan Dru. Cara berpakaian dan dandanannya itu bukan Alice sama sekali, Sebastian naik pitam. Liam dan Dru, mereka saksi pertengkaran Bas dan Alice malam itu. Bas berpikir apakah mungkin itu sebabnya Liam sangat protektif terhadap Anne, bukan karena Liam menyukai Anne, tetapi Liam dan Dru takut Anne terluka seperti Alice. Bas merasa terenyuh mengetahui teman-temannya sangat peduli pada Anne.

Ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, "Walaupun mungkin kau mendengar cerita bahwa kalian orang yang mirip, bahwa aku sama-sama tertarik dengan kalian, bahwa aku membawa kalian ke restoran yang sama... Anne, aku ingin kau tau, aku tidak pernah menyamakanmu dengan Alice. Kalian sama sekali orang yang berbeda." Bas menarik Alice kedalam pelukannya, ia bahkan sudah merindukan Anne sebelum ia memulangkannya ke asrama.

Bas merasakan Anne mengejap-ngejapkan matanya. "Kau menangis?" Tanya Bas diatas kepala Anne. Sulit sekali mendapatkan perempuan ini pikir Bas, biasanya hanya dengan lesung pipitnya beberapa perempuan jatuh dipelukannya, ia hanya harus memilih salah satunya.

"Tidak." Anne menarik diri dari pelukan Bas yang hangat, "Selamat malam Bas." Anne tersenyum dan menjangkau Bas, mencium pipinya sebelum masuk ke dalam lobby asramanya.

Bas melihat Anne masuk ke pintu manual lobby asrama dan merasa senang yang luar biasa. Ia tersenyum dan tertawa sendiri, matanya sedikit berkaca-kaca. Ketika ia melihat kebawah--pada Channel abu-abu tuanya--dua titik air mata Anne tertinggal disana.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
always
12      8     0     
Romance
seorang kekasih yang harus terpisah oleh sebuah cita-cita yang berbeda,menjalani sebuah hubungan dengan rasa sakit bukan,,,bukan karena saling menyakiti dengan sengaja,bahkan rasa sakit itu akan membebani salah satunya,,,meski begitu mereka akan berada kembali pada tempat yang sama,,,hati,,,perasaan,,dan cinta,,meski hanya sebuah senyuman,,namun itu semua membuat sesuatu hal yang selalu ada dalam...
(Can’t) Treat You Better
2      2     0     
Romance
Raydan cuma mau hidupnya yang lama kembali; papinya, maminya, adik kembarnya, dan kenangan indah tentang keluarganya. Dan yang dia dapat malah Lava, pacar yang sebenarnya tidak dia butuhkan sama sekali selain demi 'keuntungan dirinya sendiri'. Tapi who knows kalau ternyata satu-satunya penolong agar dia bisa mewujudkan keinginan besarnya itu hanyalah Lava, cewek yang di hari depan nanti akan dia ...
High School Second Story
33      8     0     
Romance
Pekrjaan konyol yang membuat gadis berparas cantik ini kembali mengingat masa lalunya yang kelam. Apakah dia mampu menyelesaikan tugasnya? Dan memperbaiki masa lalunya? *bayangkan gadis itu adalah dirimu
Once Upon A Time: Peach
10      5     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
The Secret Of Bond (Complete)
61      19     0     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
You Are The Reason
13      8     0     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Si Mungil I Love You
1      1     0     
Humor
Decha gadis mungil yang terlahir sebagai anak tunggal. Ia selalu bermain dengan kakak beradik, tetangganya-Kak Chaka dan Choki-yang memiliki dua perbedaan, pertama, usia Kak Chaka terpaut tujuh tahun dengan Decha, sementara Choki sebayanya; kedua, dari cara memperlakukan Decha, Kak Chaka sangat baik, sementara Choki, entah kenapa lelaki itu selalu menyebalkan. "Impianku sangat sederhana, ...
sHE's brOKen
84      22     0     
Romance
Pertemuan yang tak pernah disangka Tiara, dengan Randi, seorang laki-laki yang ternyata menjadi cinta pertamanya, berakhir pada satu kata yang tak pernah ingin dialaminya kembali. Sebagai perempuan yang baru pertama kali membuka hati, rasa kehilangan dan pengkhianatan yang dialami Tiara benar-benar menyesakkan dada. Bukan hanya itu, Aldi, sahabat laki-laki yang sudah menjadi saksi hidup Tiara yan...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
4      4     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
PUBER
16      6     0     
Romance
Putri, murid pindahan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Kisah cinta dan kehidupan remaja yang baru memasuki jiwa gadis polos itu. Pertemanan, Perasaan yang bercampur aduk dalam hal cinta, serba - serbi kehidupan dan pilihan hatinya yang baru dituliskan dalam pengalaman barunya. Pengalaman yang akan membekas dan menjadikan pelajaran berharga untuknya. "Sejak lahir kita semua sudah punya ras...