Read More >>"> May be Later (Bingkai 17 : Ingkar) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - May be Later
MENU
About Us  

Hari yang paling ditunggu akhirnya tiba, Gify sudah siap dengan kebaya begaya modern namun tidak meninggalkan khas sunda, suku aslinya. Wajahnya juga sudah siap dipoles sedemkian rupa sehingga tampak segar, padahal belakangan ini ia sering dilanda stress dan tertekan, tapi kantung mata dan wajah pucat yang dilihatnya saat banging tidur tadi sudah berganti dengan wajah cantik dengan pipi yang merona.

Setelah dirasa sudah siap ia segera meraih ponsel di atas nakas, mencoba menghubungi kekasihnya, namun nomornya tidak aktif, sudah beberapa hari belakangan ini esan Gify tak satu pun dibalas, ponsel pemuda itu juga tidak aktif, seperti saat ini.

Gify mencoba cara lain mengirimi pemuda itu berbagai pesan menagih janji, Rion memang sering mengingkari janji karena pekerjaannya tapi kali ini ia berharap Rion tidak menghancurkan kepercayaannya, tidak menghancurkan harapannya, hari ini hari penting, Rion sediri yang bilang seperti itu, Gify mungkin akan sangat kecewa bila hari ini Rio mengingkari janjinya untuk kesekian kali.

***

“Fy nunggu apa yuk masuk ke gedungnya nanti kamu kepisah dari temen kamu lagi,” Gify hanya tersenyum kecil dan mengangguk pada oma dan papanya, Mama Gify menghampiri gadisnya menepuk pundak wanita yang mirip dengannya. Dia mengerti apa yang sedang dipikirkan putri kesayangannya, semenjak pulang dari rumah mertuanya putrinya terus direcoki dengan berbagai hal yang membuat gadis itu sedih dan tertekan, belum lagi gosip tentang kekasihnya yang teus beredar dan sudah kemana-mana, dan sampai sekarang pemuda yang ia percaya untuk menjaga putrinya belum juga memberi kabar.

“Mama temenin nunggu Rionnya ya?” Gify menggeleng dan menggenggam tangan wanita tehebat dihidupnya.

“Mama mending di dalam temenin Papa,” Mama Gify hanya tersenyum ringan lalu berdiri di saping putrinya. Gify hanya pasrah membiarkan mamanya.

Satu per satu mobil sudah masuk mengantar mahasiswa yang akan diwisuda hari ini, tapi Gify masih belum melihat mobil milik Rion. Acara wisuda sudah akan dimulai, ponselnya pun dari tadi tak berhenti digunakannya untuk menghubungi Rion, Mbak Di dan bunda berharap ada satu diantara meeka yang bisa memberi tahu di mana posisi Rion sebenarnya, ingatkah dia dengan janjinya hari ini.

Menit demi detik sudah menuju dimulainya acara yang Gify tunggu bertahun-tahun. Mata Gify mulai berkaca-kaca, apa kali ini Rion akan lupa lagi atau ada pekerjaan lain yang mendesak. Saat mendengar MC yang menyatakan acara wisuda dimulai dan para wisudawan diminta masuk ke ruangan Gify hanya menunduk dan berusaha terenyum walau tampak getiria sudah tak tau mau berkata aa, yang ia rasakan hanya hampa.

***

Berbeda dari keriuhan disekitarnya Gify tampak lesu dan lemah, senyumnya tak bernyawa seperti biasanya, hati dan otaknya kusut tapi ia masih berusaha bertahan agar tak terpengaruh emosi. Walau sedari tadi Oma Gify tak berhenti mengomentari sikap Rion yang tak datang bahkan menduga hubungan mereka sudah kandas. Bahkan hal ini terus menerus dibahas samapi di rumah mereka, Gify hanya memejamkan matanya berusaha tetap waras, ia sedang sangat sedih sekarang tapi tak mendapat dukungan sedikit pun.

“Oma Rion pasti punya alasan, selama ini dia ga pernah ngecewain Gify.”

“Tapi semenjak dia terkenal dia sering sekali kan menyakiti kamu?” Papa Gify menyela.

“Oma sudah bicara sama Darma, dia setuju saja bila Abriel dengan Gify, toh keluarga kita sudah dekat,” Gify tahu pikirannya kini cukup kurang ajar tapi ia sangat berharap omanya pulang sekarang, karena ia sudah cukup kecewa dengan Rion, jangan sampai ia juga kecewa dengan keluarganya sendiri.

“Oma Gify mohon jangan bahas ini dulu,Gufy capek banget,” setelah itu Gify segerana menaiki tangga menuju kamarnya, ia butuh istirahat.

Sampai di kamarnya Gify tak mampu menahan laju air matanya dengan lemah ia membuka ponselnya yang bergetar, seketika asanya padam, ia putuskan untuk tak membalas pesan itu lalu mematikan ponsel. Harapannya benar-benar dibuat kosong berkali-kali, apa ia sudah tidak begitu berharga lagi? Apa waktu yang berganti juga merubah seseorang yang dicintainya? Dan kini, ia sudah malas untuk berharap lagi.

***

Rion tampak terburu-buru mengemasi barang-barang di kopernya, ia sudah melakukan kesalahan lagi. Pesannya pun sedari tadi tidak dibalas gadis yang sudah ntah berapa kali ia sakiti.  Manajer Rion sudah menyerah membujuk Rion agar tidak pulang dan menyelesaikan tugasnya di sini. Tapi Rion masih bersikeras untuk pulang.

“Ri lo mau ke mana?” Naira bertanya dengan heran melihat kamar hotel rekannya yang berantakan.

“Gue harus balik ke Jakarta sekarang juga,” Naira terbelalak, bagaimana bisa Rion pergi sedangkan mala ini mereka ada syuting, sampai lusa dilanjut mengambil beberapa pose foto.

“Ga bisa gitu dong Ri kerjaan kita di sini banyak dan gue ga bisa sendiri, Mbak Rion ini gimana?” Naira bertanya pada manajer Rion yang juga menjelaskan berusaha memberi Rion pengertian.

Please Mbak, Nai, gue harus pulang, gue udah janji, gue ga mungin ngobanin dia lagi,” Rion masih bersikeras.

“Untuk berada di puncak tertinggi, lo harus siap diterjang angin, untuk sampai ke tahap ini lo harus siap dengan segala risiko, lo yang udah lebih lama di dunia entertain gue rasa jauh lebih paham dari gue soal ini kan Ri?”

 “Ini tentang orang yang penting bagi gue Nai, orang yang udah banyak berkorban untuk gue, tapi gue udah sering nyakitin dia, ingkarin janji gue sama dia, dan hari ini hari yang penting gue udah janji dampingin dia,” Rion memelas meminta pengertian emosinya kini tak terkontrol. Naira sedikit terkejut dengan Rion yang yang sedikit keras, seperti bukan Rion yang biasanya.

“Semua orang di sini juga punya orang yang mereka sayangi, di sini kita semua juga meninggalkan orang yang kita sayangi hanya untuk mencapai thap ini Rion, dan lo mau mengacaukan semuanya,” Naira berujar penuh emosi matanya sedikit berkaca-kaca.

“Semua yang terlibat projek ini bakal mendapat kerugian dari pihak sponsor yang sudah mempersiapkan semua ini Ri, tapi kalo misalnya orang itu sangat penting, gue bakal berusaha ngurus semuanya,” Rion menatap manajernya yang tampak berusaha mengerti, di satu sisi ia jadi tak tega melihat semua orang harus repot bila ia pulang sekarang dan mengacaukan segala jadwal yang sudah diatur sedemikian rupa.

“Dia pacar gue,” Rion terduduk lemas di kasurnya, ia bingung dan bimbang sekali saat ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • camarseptakum

    @aryalfaro terima kasih sudah mampir

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
  • aryalfaro

    Chapter 1 saya sudah menyenangkan ceritanya ^^ Saya akan membaca chapter selanjutnya ^^

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
Similar Tags
Enigma
11      8     0     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Sakura di Bulan Juni (Complete)
51      24     0     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Reach Our Time
83      20     0     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
LOSSE
504      352     4     
Short Story
Berpisah ialah hal yang sangat menyulitkan ketika ku benar mencintaimu.
Rela dan Rindu
64      17     0     
Romance
Saat kau berada di persimpangan dan dipaksa memilih antara merelakan atau tetap merindukan.
Sampai Nanti
42      9     0     
Romance
Sampai nanti bukan jaminan, bahwa kau dan aku akan bertemu dengan saling merindu. ----- Baskara tidak pernah bermimpi akan bertemu Tiara, sosok yang mengubah hari-hari biasanya menjadi luar biasa; sosok yang mengajarkannya banyak hal. Bahwa kau bisa tampak malu-malu namun memiliki hati yang begitu berani. Bahwa kau bisa tampak lemah lembut, namun memiliki tekad sekuat baja. Kau bisa berharap, ...
Move on
0      0     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
MONSTER
32      4     0     
Romance
Bagi seorang William Anantha yang selalu haus perhatian, perempuan buta seperti Gressy adalah tangga yang paling ampuh untuk membuat namanya melambung. Berbagai pujian datang menghiasi namanya begitu ia mengumumkan kabar hubungannya dengan Gressy. Tapi sayangnya William tak sadar si buta itu perlahan-lahan mengikatnya dalam kilat manik abu-abunya. Terlalu dalam, hingga William menghalalkan segala...
V'Stars'
13      6     0     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
Stuck In Memories
78      25     0     
Romance
Cinta tidak akan menjanjikanmu untuk mampu hidup bersama. Tapi dengan mencintai kau akan mengerti alasan untuk menghidupi satu sama lain.