Read More >>"> The Secret Of Bond (Complete) (Bab 5) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Secret Of Bond (Complete)
MENU
About Us  

Hari itu pun tiba. Hari dimana aku mulai berakting untuk jadi kekasih saudara kakak iparku itu. Hari ini kuliahku memang tidak full time, maklum hari Jum’at anak-anak banyak yang tidak suka menghabiskan waktu lama-lama di kampus pada hari itu. Alhasil semua jadwal sebisa mungkin diganti agar hari Jum’at tidak terlalu sibuk dan bisa pulang kampung untuk sebagian mahasiswa-mahasiswi yang ingin pulang ke kampung halamannya.

            Sesampainya di rumah, Rafi menyuruhku lekas berkemas untuk segera berangkat ke puncak. Aku terkejut melihat sebuah mobil mewah tengah terparkir di depan rumahku.

“Mobil siapa itu?” tanyaku tanpa memperhatikan Rafi yang tengah mengemasi sebagian barang keperluannya,

“Oh, itu,, gue pinjam dari temen gue,”

“Buat apa?”

“Ya, buat kita pergi ke puncak lah, mau buat apa lagi coba,,”

“Emangnya loe bisa nyetir,”

“Kalo” kagak bisa ngapain gue pinjem,”

“Ah,, jadi,, kita cuman pergi berdua aja gitu kesana?”

“Gak usah histeris gitu, gue nggak akan apa-apain loe. Loe jangan kuatir deh, tenang aja. Emangnya kenapa kalau kita hanya pergi berdua saja?”

“Ya, nggak apa-apa sih,, cuman bakal sepi aja nie,”

“Kan ada gue, kecuali kalau loe sendirian itu baru namanya sepi,”

“Tapi loe kan,,,”

“Emangnya gue kenapa?”

“Ah,,, gak apa-apa,” ucapku mengurungkan perkataanku bahwa dia terlalu dingin untuk sekedar di ajak bicara.

“Sudah cepat berkemas, gue gak tanggung jawab kalau ada keperluan loe yang tertinggal, dan gue gak mau jauh-jauh dari sana balik kesini lagi buat ngambil apa yang loe butuhin,” ucapnya.

“Baiklah,,baiklah,,,”

            Mobil pinjaman Rafi melesat dengan cepat. Rasanya nyaman berada didalamnya. Tak kusangka bahwa Rafi bisa nyetir mobil juga ternyata, bahkan lebih dari yang ku duga dia cukup ahli melewati belokan-belokan ataupun jalan-jalan kecil. Alunan musik pun megiringi perjalanan kami. Sepanjang perjalanan aku menikmati pemandangan disana-sini. Ku buka kaca mobil itu, dan kurasakan angin yang berhembus menerpaku. Ku keluarkan tangan kiriku, tuk merasakan hempasan angin yang lebih kuat lewat jemari-jemariku itu. Dan kusadari sendari tadi Rafi asyik melihat kelakuanku.

“Ada apa loe liatin gue,” tanyaku membuyarkan pandangannya yang sendari tadi mengikuti gerak kelakuanku.

“Gak apa-apa, emang kenapa kalau gue liatin loe,”

“Ya, nggak apa-apa sih. Cuman,,,”

“Cuman kenapa? Loe takut gue akan tertarik sama loe,”

“Maksud gue,,,”

“Tenang aja, gue masih waras. Gue tahu loe itu siapa, dan gue nggak akan jatuh cinta sama loe. Dan gue juga tahu diri kalau cowok kayak gue ini bukan tipe loe”

“Emm,,baguslah,,kalau loe tahu”

“Tapi, gue boleh nanya sesuatu nggak?”

“Nanya apa?”

“Em,,apa sih yang bikin loe mencintai cowok loe, hingga loe masih susah ngelepasin dia dari hidup loe, meskipun dia,,,dia,,,sudah tiada,”

“Oh,,itu,,,,”

“Apa mungkin karna dia seorang dokter yang berhati mulia, atau memang kebanyakan wanita menyukai pria yang pendiam dan romantis serta tidak agresif atau agak berantakan kayak gue nie,”

“Em,, kalau menurutku sih nggak semua wanita suka pria yang selalu pendiam dan tenang. Dan bukan itu pula yang membuat gue mencintai Farish. Yang membuatku suka padanya adalah sikapnya yang selalu menghargaiku, menghormatiku hingga membuatku seolah melambung di udara. Dia juga bukan tipe cowok yang romantis, dia bahkan tidak bisa mengungkapkan sendiri perasaannya. Yang dia lakukan hanyalah bertindak untuk menunjukkan apa yang dia rasakan,”jelasku.

“Oh,,gitu,, jadi setiap wanita itu pengen bukti, dan bukannya bualan saja,”

“Ya, tepat sekali. Ah,, satu hal yang penting, setiap cewek juga sangat meyukai cowok yang setia,”

“Garis bawahin perkataannmu yang itu, dan coret saja kalau perlu. Menurutku tidak setiap cewek suka pria yang setia. Loe tahu sendiri kan yang terjadi sama cewek gue. Gue kurang setia apa coba, dia berulang kali berbuat kesalahan dengan berselingkuh tapi gue selalu ma’afin dia. Dan setiap kali kita bertengkar dan putus pasti gue dulu yang ngajak dia balikan. Terus kurang apa lagi gue, gue udah mencintai dia sudah lima tahun lamanya sejak kami masih di bangku SMP. Tapi, dia malah berselingkuh lagi,”

“Maksud loh ini bukan pertama kalinya loe ngedapetin dia selingkuh?”

“Iya, sebenernya sih gue udah berulang kali mergoki dia mesra bersama cowok lain. Setelah gue tanya dia bilang cuman temen lah, apalah. Saat gue ajakin putus dia malah nangis sejadi-jadinya. Mana tega gue, melihatnya nangis histeris kayak gitu hati gue seolah teriris-iris oleh belati yang amat sangat tajam,”

“Em,, ma’af ya,,,kalau gitu sih ada kelainan dengan cewek loe mungkin. Atau dia emang gak bisa berikatan hanya dengan satu cowok saja,”

“Ya, mungkin kau benar,”

“Kalau loe udah sering liat dia kayak gitu, dan sering nasehatin dia tapi kenapa kali ini loe gak bisa terima dan ma’afin dia balik atas sikapnya itu. Toh,, loe juga pernah ngalamin sebelumnya bukan? Harusnya kan loe udah kebal. Atau loe udah jenuh sekarang dengan kelakuannya?”

“Bukan,,bukan karna itu. Gue masih sangat-sangat mencintainya dan gak mau kehilangan dia. Makanya sebisa mungkin meskipun sakit dalam hati ini masih menganga, gue tetep berusaha untuk memperbaiki dan menjaga hubungan gue dengannya,”

“Lantas, kenapa?”

“Karena kali ini yang jadi selingkuhannya adalah sohib gue sendiri,”

“Maksud loe,, dia berselingkuh dengan sahabat karib loe yang sering loe ceritain itu?”

“Iya,,,”

            Aku tahu warna mukanya kini telah berubah setelah mengucapkan kata-kata yang telah berusaha dipendamya itu. Wajahnya yang semula berseri-seri kini tampak pucat pasi. Aku tak bisa bayangkan seberapa besar rasa sakit yang telah kekasihnya torehkan dalam hatinya itu. Dan aku salut padanya karena sudah dapat bertahan dalam waktu yang lama demi cintanya. Tapi, aku tahu kali ini mungkin dia sudah mencapai batasnya, karena yang menjadi selingkuhan kekasihnya adalah sahabat karibnya. Sahabat yang selalu di bangga-banggakannya tiap kali bercerita padaku. Sahabat yang rela melakukaan apapun untuknya dan selalu ada untuknya. Namun kini dua orang yang sangat dicintainya itu menusuknya dari belakang.

            Sakit,,mungkin sangat sakit hatinya sekarang. Andai saja aku tahu apa yang bisa ku lakukan untuk menghiburnya saat ini. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Ku perhatikan mimik mukanya yang masih tampak bersedih dan tersiksa dan kudapati salah satu tangannya gemetaran. Aku memandang ke arahnya, tapi dia tetap mengarahkan pandangannya lurus ke depan dan meneruskan mengemudi. Ini pertama kalinya dia tidak mempedulikan keberadaanku di sampingnya. Padahal sendari tadi dia masih sibuk mencermati kelakuanku. Tapi kini hanya kudapati kebekuan di wajahnya.

“Berhenti,”ucapku. Tapi dia sengaja tak menghiraukannya atau memang dia tak mendengar perkataanku. Aku pun mengulangi perkataannku lagi dengan suara yang lebih tinggi,” Hentikan mobilnya,” bentakku. Dan baru saat itulah dia terkaget dan merem mendadak mobilnya.

“Ada apa?” tanyanya.

“Loe mau ngecuekin gue sepanjang perjalanan ini,”

“Loe ngomong apa sih, gue lagi konsen nyetir, siapa yang nyuekin loe,”

“Loe pikir gue anak kecil apa yang gak bisa baca situasi. Wajah loe berubah setelah loe cerita tentang pacar loe, dan tangan loe gemetaran, loe pikir gue gak tahu,” bentak ku.

            Tapi, dia hanya diam saja tak berucap satu katapun. Dan seketika itu kulihat matanya berkaca-kaca. Dia meneteskan air mata. Ini memang bukan pertama kalinya aku lihat cowok menangis. Karena Farish, cowokku sendiri juga pernah menangis dua kali saat dia melihat ku lemah terkulai tak berdaya karena typus yang menyerangku dan saat dia harus meninggalkanku selamanya dari dunia ini. Tapi, ini pertama kalinya aku melihatnya menangis. Maksudku cowok yang setegar dan sebrutal dia menangis, aku benar-benar tak menyangka. Mungkin rasa sakit yang ditahannya kini sudah mulai kronis hingga dia tidak bisa menahannya lagi.

“Terus gue harus gimana Karin,, Gue terlalu sayang ma dia,” ucapnya masih dengan terisak.

            Aku mendekatinya perlahan dan meraihnya dalam pelukanku. Aku tahu saat ini hanya itu yang bisa kulakukan untuk membuatnya merasa lebih baik. Karena aku sendiri juga gak tahu harus melakukan apa untuknya.

“Gue gak tahu, lakukan aja apa yang pengen loe lakuin dan gue akan bantu loe sebisa mungkin. Meskipun sakit tapi mungkin ini adalah keputusan yang terbaik buat loe, loe bener-bener harus lepasin dia sekarang,” ucap ku sembari masih memeluknya yang masih menangis.

            Setelah beberapa menit pun akhirnya tangisnya mereda. Seulas senyumnya menyungging ke arahku tuk mengisyaratkan bahwa dia sudah baik-baik saja. Aku pun merenggangkan pelukanku dan melepaskannya perlahan. Dan kami pun melanjutkan perjalanan.

*****

            Aku tak tahu kapan tepatnya kami tiba di puncak. Karena aku menghabiskan sebagian waktuku di mobil untuk tertidur. Kusadari dan terbangun ketika mobil tengah berhenti di suatu tempat. Ku dapati seuntai jaket melingkar dan menutupi sebagian tubuhku. Aku tahu pasti Rafi yang tengah meletakkannya di tubuhku, ketika aku tertidur. Makanya aku tak merasakan kedinginan udara di puncak saat malam tiba.

“Sudah bangun?”

“Ah, iya,,, makasih ya,,”ucapku sembari memberikan jaketnya kembali padanya. Kita sudah sampai?”

“Iya, kita sudah sampai beberapa menit yang lalu,”

“Maksud loe, loe tetep nunggu disini dari tadi?”

“Iya, gue gak tega bangunin loe. Loe kelihatan nyenyak banget saat tidur,”

“Ah, loe tuh,, Ya udah ayo kita masuk. Loe bilang semua temen loe udah nunggu disana,” ajakku.

“Iya,,”

            Aku masih bepikir sejenak dengan sikapnya tadi. Ada apa dengan cowok ini, kenapa nggak membangunkanku dari tadi kalau kita sudah sampai. Malah menungguku hingga aku terbangun dengan sendirinya.

“Kita mulai berakting sekarang, loe siap kan?”tanyanya.

“Ya,,” jawabku.

“Loe nggak gugup kan, kita harus terlihat mesra di depan mereka semua, terutama di depan cewek gue,”

“Iya tenang aja, gue rasa loe sendiri yang agak gugup,” tandasku melihat tingkahnya.

“Ya, jujur gue sedikit gugup, tapi gue harus nyelesain semuanya sekarang. Gue gak mau seperti ini terus,”

“Ya, itu bagus,,” ucapku.

            Kami memasuki Villa yang telah disewa oleh teman-teman Rafi itu. Dengan menggandeng tanganku Rafi menebarkan senyum kepada setiap temannya yang tengah memperhatikannya. Dan mereka semua pun membalas dengan senyum yang sama seperti yang Rafi lakukan. Tapi, kudapati sesosok cewek yang sudah tak asing lagi buatku, karna Rafi sudah sering memperlihatkan fotonya padaku. Ya,,dialah cewek Rafi yang mungkin akan segera jadi mantannya lagi nanti.

“Loe bawa siapa Raf?” tanya sesosok cowok tinggi jangku dengan paras menawan dan terdapat bekas kacamata di pelipisnya. Dan aku tahu itulah dia, Anton, sahabat karib Rafi, yang hampir-hampir tak ku kenali tanpa kacamata yang melingkar di matanya, padahal aku sudah sering pula melihat fotonya.

“Oh, ini Karin, cewek baru gue,” jawab Rafi mantap.

“Cewek loe, loe gak bercanda kan, bukannya gue denger-denger issue kalau loe berencana balikan lagi ya sama Angel, Angel juga baru saja nyampain berita gembira itu pada kita semua,” ucap seorang cewek bertubuh kurus dengan rambut yang berkuncir bak ekor kuda, yang kemudian ku kenal dengan nama Prisilia itu.

“Iya, Raf,, gue tahu meskipun loe putus sama Angel beberapa bulan yang lalu. Gue yakin pada akhirnya loe juga akan balikan lagi dengannya. Kalian memang pasangan yang tak terpisahkan,” tambah seorang cewek bertubuh ramping dengan rambut sebahu, dan rok mini yang tampak sangat cocok untuk postur tubuhnya itu. Yang Rafi kenalkan padaku dengan nama Merryl.

“Tapi,,, kok loe malah bawa cewek lain Raf,, Loe gak peduliin perasaan Angel?” desak Anton meminta Rafi segera memberi penjelasan. Sementara  masih ku lihat sesosok cewek dengan wajah imut dan rambut panjang terurai itu, dengan bandana merah jambu yang melingkar di kepalnya itu masih melihatku dengan tatapan sinis. Ya, dialah cewek Rafi. Cewek dengan gaun yang sangat feminim itu, kini berdiri mendekat ke arahku dan Rafi, dengan muka yang ku tahu tertulis kata jijik di depannya ke arahku.

            Ya, mungkin dia tidak percaya bahwa Rafi akan berjalan atau berpacaran dengan cewek seperti aku. Aku hanya mengenakan blus biru yang biasa ku kenakan, dengan sepatu kets yang masih melingkar di kakiku, dan dengan wajah berantakan tanpa polesan make up. Itu sangat jauh di banding dengan dirinya yang aduhai, yang dimana setiap pria yang melihatnya pasti akan terpesona pada pandangan pertama. Dan pantas saja jika gadis seksi dengan wajah imut seperti dia sering di kagumi oleh banyak pria termasuk pria-pria yang menjadi korban perselingkuhannya itu.

“ Maksud loe apa bawa cewek kemari?” Loe berniat buat bikin gue cemburu?” Itu nggak mungkin mempan?” ucapnya pada Rafi sembari mendatang mendekat ke arah rafi dan hendak mencium bibir Rafi. Mungkin mereka sering melakukannya atau lebih tepatnya dia yang sering melakukannya karena tak tersirat sedikitpun kekakuan dari kelakuannya itu. Tapi Rafi menolak dan menghindar dari ciuman cewek agresif ini. Terpasang raut wajah yang merah padam dan malu di muka cewek itu.

“Ada apa dengan loe?” tanya Anton.

“Gue nggak apa-apa,” jawab Rafi singkat.

“Kalau gak ada apa-apa kenapa loe ngehindar?” tanyanya lagi.

“Gue hanya sudah gak minat dengan ciumannya,” ucap Rafi mantap.

“Maksud loe?” tanya cewek itu, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja di lontarkan oleh mulut Rafi.

“Gue, gak berniat balikan lagi sama loe. Dan sebaiknya rencana kita buat balikan di batalkan saja,”

“Maksud loe? Loe udah nggak mau jadi cowok gue lagi?”

“Iya, “

“Ah, loe pasti bercanda. Dulu loe juga ngomong begitu, tapi ujung-ujungnya loe juga minta gue buat balik sama loe,”

“Mulai sekarang dan seterusnya, gue nggak akan bersikap seperti itu lagi,”

“Kenapa?” Kenapa loe jadi begini?” tanyanya masih dengan raut wajah tak percaya.

“Loe tahukan gue sedang bawa cewek di samping gue,” ucapnya.

“Terus kenapa?”

“Gue sudah gak tertarik lagi sama loe, dan cewek di sebelah gue ini yang sekarang menarik perhatian gue,”

“Maksud loe, loe udah nggak tertarik lagi sama gue dan malah loe tertarik dengan cewek macam dia,” ucapnya begitu pedas dengan memandang ke arahku dengan sinisnya hingga membuatku begitu geram. Tapi tangan Rafi menggenggamku dengan sangat erat, megisyaratkan padaku untuk bersabar sedikit lebih lama. “Hello,,, gue Angel, Raf,,” ucapnya dengan PD nya.

“Iya, gue tahu. Tapi ma’af ya tapi aku sudah jenuh sekarang denganmu,” ucap Rafi.

            Cewek itu langsung mengangkat sebelah tangannya dan mendaratkan sebuah tamparan di pipi kanan Rafi. Dan cowok di sampingnya atau tepatnya sahabat karib rafi, Anton juga mendaratkan tonjokkan keras ke arah rafi hingga membuat bibir sebelah kanan Rafi berdarah. Aku hanya berdiam mematung di situ. Rafi hanya diam tak membalas setiap pukulan sahabatnya itu, sementara tangannya yang menggenggam tanganku, gemetaran hingga dia makin mempererat genggaman untuk pukulan-pukulan berikutnya yang dia terima. Dan kemudian teman-temannya yang lain pun melerai dan menghentikan pukulan Anton yang ke empat kalinya.

            Menurut teman-temannya, itu pertama kalinya Anton bertengkar dengan Rafi dan menonjok Rafi seperti itu. Sebelumnya mereka tak pernah melihat Anton marah sekalipun apalagi hingga memukul orang. Sama dengan penampilannya Anton terkenal sebagai orang yang pendiam dan ramah, tapi kali ini sikapnya sungguh berbeda. Semuanya pun merasa ada yang aneh yang terjadi dalam diri Anton.

“Sudahlah kita hentikan pertengkaran ini. Sekarang sudah malam dan waktunnya istirahat. Loe balik ke kamar?” ucapnya pada Anton. Dan loe Raf, loe mending tidur di kamar gue dulu biar Anton sendirian,” ucap seorang cowok maskulin yang terlihat cool dan tegas itu yang, Rafi perkenalkan sebagai Diaz, mantan ketua kelasnya dulu saat SMA, termasuk ketua geng diantara kawan-kawannya itu. “Dan pacar loe, maksud gue cewek di samping loe itu biar tidur dengan Cindy di kamarnya,” Ucapnya.

“Apa sudah ndak ada kamar kosong lagi?” tanya Rafi.

“Ada tinggal satu, kamar Rizal sama Dani. Mereka belum datang mungkin agak malem mereka datang,” jelas Diaz.

“Gue akan pakai kamar itu dengan cewek gue,” ucap Rafi yang membuatku terlonjak kaget. Cowok disamping ini rasanya sudah gak waras setelah mendapat beberapa pukulan dari sohibnya itu, batinku. Mana mungkin dia mengusulkan untuk tidur sekamar denganku. Sama denganku, teman-temannya yang lain pun terkejut dengan perkataan dan sikap Rafi.

“Loe beneran mau tidur dengan cewek ini?” ucap gadis berambut pirang atau yang lebih tepatnya gadis dengan rambut yang di semir menyerupai bule itu, yang kemudian ku kenal dengan nama Hera.

“Iya emangnya kenapa?” jawab Rafi lagi. Sementara aku yang di sampingnya masih mematung melihat semua orang menghakimi Rafi.

“Gue tahu, loe marah malam ini, tapi loe gak harus seperti ini,” bentak Diaz.

“Memangnya kenapa? Apakah salah jika seorang pria ingin tidur sekamar dengan teman wanitanya?” jawab Rafi yang membuatku kembali terlonjak kaget. “Cowok ini..benar...benar...,” batinku.

“Tapi, Raf,, bukankah kita sudah berjanji bahwa dalam geng kita tidak boleh ada yang berbuat seperti itu sebelum  kita menikah,” jelas Diaz.

“Gue tahu, tapi apa loe bisa jamin kalau yang lain masih bisa memegang janji kita?” Gue gak mau sembunyi-sembunyi, gue akan jujur jika gue langgar janji gue dan gue siap untuk konsekuensinya,” jelas Rafi. Sudahlah kita bahas besok saja, mana kuncinya? Gue dan cewek gue lelah habis perjalanan jauh,” ucap Rafi sembari menjulurkan tangannya untuk menerima kunci kamar dari Diaz.

            Diaz sepertinya enggan memberikan kunci itu pada Rafi, tapi karna Rafi memaksa Diaz tidak bisa berkata apapun lagi dan tak punya pilihan yang lain lagi selain memberikan kunci itu pada Rafi. Rafi menggandengku dan mengajakku pergi ke kamar kami. Masih ku dapati wajah-wajah teman Rafi, yakni Prisilia, Hera, Merryl, Anton, dan Diaz yang masih diam ditempat dan menatap kami berdua yang tengah berlalu pergi. Masih juga ku lihat wajah cewek Rafi yang terlihat sangat marah dan kecewa.

*****

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
JEANI YOONA?
1      1     0     
Romance
Seorang pria bernama Nicholas Samada. Dia selalu menjadi korban bully teman-temannya di kampus. Ia memang memiliki tampang polos dan bloon. Jeani seorang perempuan yang terjebak di dalam nostalgia. Ia sangat merindukan seorang mantan kekasihnya yang tewas di bunuh. Ia susah move on dari mantan kekasihnya hingga ia selalu meminum sebuah obat penenang, karena sangat depresi. Nicholas tergabung d...
Senja Belum Berlalu
20      3     0     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
When You Reach Me
21      14     0     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...
To The Girl I Love Next
3      3     0     
Romance
Cinta pertamamu mungkin luar biasa dan tidak akan terlupakan, tetapi orang selanjutnya yang membuatmu jatuh cinta jauh lebih hebat dan perlu kamu beri tepuk tangan. Karena ia bisa membuatmu percaya lagi pada yang namanya cinta, dan menghapus semua luka yang kamu pikir tidak akan pulih selamanya.
My world is full wounds
3      3     0     
Short Story
Cerita yang mengisahkan seorang gadis cantik yang harus ikhlas menerima kenyataan bahwa kakinya didiagnosa lumpuh total yang membuatnya harus duduk di kursi roda selamanya. Ia juga ditinggalkan oleh Ayahnya untuk selamanya. Hidup serba berkecukupan namun tidak membuatnya bahagia sama sekali karena justru satu satunya orang yang ia miliki sibuk dengan dunia bisnisnya. Seorang gadis cantik yang hid...
Verlieren
10      7     0     
Romance
âťťAku ingin bersama mu dalam dua waktu saja. Sekarang dan selamanya.âťž Kehilangan itu mungkin sebuah akhir bagi sebagian orang, tapi tidak untuknya. Dia dipertemukan oleh kehilangan agar menemukan jalan hidupnya. Yang baru. Azka merasa bahwa hidupnya terasa hampa dan terus terpuruk. Sejak 'dia' hilang, rasanya hidupnya tak mempunyai warna lagi. Karena Aresha, terpisah darinya selama bela...
Love Dribble
61      19     0     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...
Stuck In Memories
78      25     0     
Romance
Cinta tidak akan menjanjikanmu untuk mampu hidup bersama. Tapi dengan mencintai kau akan mengerti alasan untuk menghidupi satu sama lain.
I'm Growing With Pain
171      37     0     
Romance
Tidak semua remaja memiliki kehidupan yang indah. Beberapa dari mereka lahir dari kehancuran rumah tangga orang tuanya dan tumbuh dengan luka. Beberapa yang lainnya harus menjadi dewasa sebelum waktunya dan beberapa lagi harus memendam kenyataan yang ia ketahui.
Game Over
12      7     0     
Romance
Mulanya semua terdengar klise. Defadli Alan--playboy kawakan sekolah, mengincar Orinanda Dee--murid pindahan yang tampak begitu polos. Bella pun tak tinggal diam dikarenakan ia merasa bahwa Fadli adalah miliknya. Hanya tiga hal yang membuat semuanya jadi tidak terdengar klise lagi: obsesi, pembalasan dan keisengan darah muda. Fadli telah menunjuk Ori sebagai targetnya. Sayangnya, panah Fadli ...