Read More >>"> The Friends of Romeo and Juliet (7. Dilar) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Friends of Romeo and Juliet
MENU
About Us  

Aku mengernyit menatap layar smartphone-ku. Kami memang biasa chatting sebelum tidur. Selama tidak mengganggu jam masing-masing dan selama tidak ada Yuki atau Hamka yang menginap di rumah kami.

‘Kak, mau ngomong >-<’

Yang lucu dari Rey adalah betapa ekspresifnya dia di dunia maya dengan emoticonnya padahal di dunia nyata dia pemalunya minta ampun.

‘Ya? Knp?’

Setelahnya, dia chatting panjang mengenai masalah anggaran kemarin. Alasan rancangan anggaran Yuki yang dianggap berlebihan, adalah karena permintaan dari ekskul tari tradisional, band, dan sepertinya ada ekskul lain yang tidak diceritakan yuki ke Rey, dari nada bicara Yuki di telepon. Yang membuatku jengkel adalah sepertinya REY, yang HARUS menghubungi Yosi duluan untuk sekadar minta ijin inspeksi.

Dengan buru-buru dia mengetik lagi kalau yang diajak inspeksi adalah kak Junna, mantan Wakil Ketua I. Bukan Yosi. Dia hanya mau meminta ijinku. Keputusan yang bijak dan tidak. Bijak karena dia memikirkan dirinya dan aku, yang membuatku terenyuh. Keputusan untuk tidak dekat-dekat Yosi. Tidak karena inspeksi atas nama OSIS selain dengan ijin Ketua a.k.a. sahabat begoku Hamka, bisa memperunyam masalah. Aku menahannya agar tidak melakukan itu. Menghubungi Yosi maksudku. Sebagai gantinya aku akan meminta ijin Hamka dan Wakil Ketua yang wewenangnya lebih tinggi. Sebisa mungkin tanpa menyinggung Yuki.

*

“Ka.” Aku memanggil. Senin pagi ketika masuk kelas. Aku langsung ke kelas Hamka untuk membicarakan masalah yang kubahas bersama Rey kemarin. “Sini bentar.”

Kami pun ke tempat yang lebih sedikit orang.

“Kenapa? Udah dapet ijin orang yang bisa bantuin tugas seni?” dia bertanya penuh harap. Aku nyengir.

“Bukan, bego. Aku belum sempet nanya. Ini masalah lain.”

“Oh,” ketauan banget dia kecewa. Panik betul dia soal tugas seni yang masih dikumpul di akhir semester. “Terus?”

“Ada informan,” aku sedikit dramatis dengan menyebutnya informan, bukan teman, “yang bilang kalau beberapa cabang ekskul minta tambah dana anggaran untuk prasarana, padahal kemungkinan untuk nutupin kerusakan alat akibat perbuatan mereka sendiri.”

Hamka berkerut lagi wajahnya. Aku khawatir temanku itu bakal mengalami kerontokan atau penuaan dini karena terlalu serius berpikir. Apa perlu kurekomendasikan jamu anti kerut atau anti botak?

“Sebenernya aku sendiri udah curiga.”

Oh? Aku mengangkat alis, makin terangkat karena kalimat berikutnya yang diucapkannya.

“Risa bilang, dia bantu mengajari Yuki membuat anggaran. Tapi kayaknya ada banyak yang diam-diam ngedeketin anak itu buat minta tolong dinaikin anggarannya.”

Lah, itu tahu?

“Terus? Nggak mau diapa-apain?”

“Sebenernya aku nunggu anak itu sadar sendiri lagi dimanfaatin, tapi kayaknya hopeless.” Dia mendesah kesal.

Aku mengamatinya, “Jangan-jangan….kamu sebenernya peduli ya?”

“Peduli apa?”

“Sama Yuki.”

“Sebagai sesama pejabat OSIS dan sebagai kakak kelas yang berniat memberi contoh yang baik dan benar. Nggak kurang dan pastinya nggak lebih.” dia mendengus.

“Jadi bukan karena suka?”

“Enak aja! Ogah banget sama cewek keras kepala gitu.”

‘Ngaca hoi’, aku berkata dalam hati. Karena sahabatku bermuka badak untuk urusan kekurangannya sendiri.

“Terserah deh, terus kenapa benci banget gitu sama dia?”

Mumpung kami masuk ke topik ini, sekalian saja kutanyakan. Siapa tahu asal muasal hubungan anjing (Yuki) – kucing (Hamka, dia bakal ngamuk kalau kujadikan doggy) ini bakal jelas.

“…..” dia bungkam.

“Ka?”

“…..”

“Ham?”

“……”

“Hoi!”

Dia tersentak. Kesambet ni anak. “Jadi kenapa?”

“Nggak. Nggak sekarang, Lar.” Dia mengalihkan topik. Yah, aku nggak mau memaksa. “Oke deh, jadi, diizinin nggak? Yuki kayaknya bakal bertindak sendiri kalo nggak diizinin.”

“Iya aja deh, kamu yang bilang?” dia menyarankan.

“Iyalah! Sekolah langsung tersulut api kalau kalian ketemu dua kali dalam sehari. Mana entar ketemu pas rapat kan.”

“Sialan. Udah cepet sana!”

Aku terkekeh. Setidaknya ada alasan mengunjungi kelas Rey.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mars
11      4     0     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...
1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia
188      42     0     
Romance
Fina adalah seorang wanita yang masih berstatus Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi. Ia adalah wanita yang selalu ceria. Beberapa tahun yang lalu ia mempunyai seorang kekasih yang bernama Raihan namun mereka harus berpisah bukan karena adanya orang ketiga namun karena maut yang memisahkan. Sementara itu sorang pria yang bernama Firman juga harus merasakan hal yang sama, ia kehilangan seoarang is...
Surat Kaleng Thalea
36      15     0     
Romance
Manusia tidak dapat menuai Cinta sampai Dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan. -Kahlil Gibran-
Tetesan Air langit di Gunung Palung
3      3     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
Werewolf Game
2      2     0     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
Akhirnya Pacaran
381      293     5     
Short Story
Vella dan Aldi bersahabat dari kecil. Aldi sering gonta-ganti pacar, sedangkan Vella tetap setia menunggu Aldi mencintainya. \"Untuk apa pacaran kalau sahabat sudah serasa pacar?\" -Vella- \"Aku baru sadar kalau aku mencintainya.\" -Aldi-
My world is full wounds
3      3     0     
Short Story
Cerita yang mengisahkan seorang gadis cantik yang harus ikhlas menerima kenyataan bahwa kakinya didiagnosa lumpuh total yang membuatnya harus duduk di kursi roda selamanya. Ia juga ditinggalkan oleh Ayahnya untuk selamanya. Hidup serba berkecukupan namun tidak membuatnya bahagia sama sekali karena justru satu satunya orang yang ia miliki sibuk dengan dunia bisnisnya. Seorang gadis cantik yang hid...
Comfort
14      7     0     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
SiadianDela
63      20     0     
Romance
Kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika kita menikmatinya bersama orang yang kita sayangi. Karena hampir tak ada orang yang bisa bahagia, jika dia tinggal sendiri, tak ada yang membutuhkannya, tak ada orang yang ingin dia tolong, dan mungkin tak ada yang menyadari keberadaanya. Sama halnya dengan Dela, keinginan bunuh diri yang secara tidak sadar menjalar dikepalanya ketika iya merasa sudah tidak d...
Me vs Idol
3      3     0     
Romance