Read More >>"> Bye, World (3| Tidak ada, di mana dia?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bye, World
MENU
About Us  

27 November 2346
Pulau Sebesi, Selat Sunda.

Lelaki berambut cokelat dengan mata keabuan itu menatap rapuh foto lusuh di tangannya, tidak lama, wajahnya menyiratkan kebencian yang besar, "Aku akan membuat kalian menderita, se-menderita rekanku ketika kalian bunuh!"

Lelaki itu dengan cepat berjalan menuju ruangan besar tempat di mana tujuh ruang segi enam berada setelah mengganti ekspresinya menjadi normal, lelaki jenjang itu langsung menuju ke ruangan tengah, ruangan berkaca hitam, ruang Neo.

"Kau suka ruanganmu? Kau tahu, aku yang memasukkan semua bahan konduktor itu ke ruanganmu ini. Karena aku tahu, kau tidak terlalu stabil. Bukankah, aku benar?" Lelaki itu berkata setelah masuk ke ruangan Neo, dan kembali menguncinya, dari dalam, membuat Neo terkejut dan langsung bangun dari posisi berbaring santainya.

"Bukankah, kau menggantikan Sir Maxime di Prancis, Sir Luz?" Tanya Neo ketika dia sudah memposisikan dirinya dengan baik di atas kasur di ruangannya itu, tetapi Luz hanya diam, dia berjalan mendekat ke arah Neo, membuat Neo terpojok, lalu berkata dengan Bahasa Prancis, "Aku baru saja datang, dan kuharap kau tahu apa tujuanku datang kemari."

"Karena ini semua perbuatanmu, maka yang dapat kusimpulkan hanyalah mengenai rekanmu. Apa aku benar, Sir?" Perkataan dengan Bahasa Prancis dari Neo sukses membuat senyum mengerikan terbit di wajah Luz, membuat Neo bergidik ngeri yang semakin diperkuat oleh nada suara Luz yang seakan ingin membunuhnya, "Tentu saja, maka dari itu, aku akan langsung to the point, aku tidak terima kalian membunuh rekanku."

"Ah, Sir, jika mengenai itu, kenapa kau tidak berbicara dengan Bahasa Inggris saja? Agar teman-temanku juga bisa dengar, tidak hanya aku, atau Sir menganggap ini masalah pribadi? Sehingga Sir menggunakan Bahasa Prancis yang hanya aku yang mengerti? Yang membunuh rekanmu itu Zo'r, Sir. Bukan hanya aku, Neo." Neo berkata, memaksakan rasa ngerinya tidak timbul setitikpun. Namun, perkataan Neo hanya seperti angin lalu, Luz masih berkata dengan Bahasa Prancis, "Yang aku tahu, kau yang menjadi otak mereka. Maka, kau yang bertanggung jawab atas semuanya."

"Aku memang otaknya, tetapi mereka yang meminta. Apa itu salahku? Tentu saja tidak, dan juga mengapa Sir tidak menyelamatkannya? Tidak ingin nama Sir rusak? Ayolah, Sir, aku tahu kau ada di sana waktu itu, itulah mengapa kau tahu aku otaknya, bukan?" Neo berkata sarkastis, memojokkan Luz secara tidak langsung. Menyebabkan gurat kebencian di wajah Luz yang tadinya samar menjadi jelas, membuat lelaki itu semakin mempersempit jaraknya dengan Neo dengan cepat, tanpa memberi waktu untuk Neo kabur dari tempatnya sekarang.

Luz mengangkat ke-dua tangannya dengan cepat menuju leher Neo dan mencekiknya, tetapi mendadak cengkeramannya itu melonggar. Namun, senyum mengerikan yang ada di wajah Luz menjadi semakin menyeramkan, membuat Neo mendadak pucat, "Aku tahu kau bukan manusia, jadi cekikkan tidak mungkin membuatmu mati, bukan? Apa aku perlu menekan sesuatu di balik lehermu ini?"

"Ti-tidak! A-apa yang kau inginkan, Sir? Kau ingin permintaan maaf? Baiklah, aku minta maaf sebesar-besarnya atas nama Zo'r atas perlakuan kami membunuh rekanmu, Nicola Lissauer." Neo berkata dengan nada ketakutan yang tidak dapat ia tutupi, mengundang tawa keras dari Luz yang masih mencekik sedikit longgar Neo, "Wah, rupanya, kau masih bisa merasa takut, ya? Kupikir, kau tidak akan merasa takut. Ah, rupanya kau masih anak yang sama dengan yang dulu aku temui di jalanan Prancis, ya. Aku minta kau mengakui rencanamu saat itu. Aku tidak bodoh, aku tahu itu bagian rencanamu."

"Ba-baik. Aku menemukan foto dan data tentangmu di ruang khusus Nicola, dan aku sengaja kabur dan berpura-pura terlantar di dekat rumahmu agar kau tampung, Sir. Itu semua aku lakukan untuk memata-mataimu, aku butuh informasi lebih tentang Nicola dan tujuannya menciptakan kemampuan kami, aku pikir mungkin kau tahu karena kau rekannya, tetapi aku tidak menemukan apa pun di rumahmu, Sir. Itulah mengapa aku merancang skenario untuk keluar dari rumahmu. Namun, sebelum aku berhasil, Nicola malah lebih dulu membawaku menuju tempat penelitian terkutuknya itu. Setelah itu, seharusnya kau tahu, Sir." Jawaban dari Neo itu membuat Luz bergerak cepat menekan sesuatu di balik leher Neo, "Terima kasih atas jawabannya, tetapi kau tetap harus tidur, kau tahu, kau itu sangat mengancam bagiku."

"Sir ... ka-." Neo terkulai lemas, matanya tertutup, kehilangan kesadaran, membuat Luz mengembangkan kembali senyum di wajahnya sambil berdiri, mengambil bahan-bahan konduktor yang dia taruh dengan sengaja di ruangan Neo dan merangkainya menjadi satu, sebuah tabung besar yang langsung diisi oleh Luz dengan tubuh gadis itu dan menutupnya sebelum tabung itu dia bawa keluar dengan santai, tidak peduli dengan tatapan menyelidik Zo'r yang lain. Sambil berjalan keluar, dia berkata dengan Bahasa Prancis, "Kau memang pintar, tetapi kau kalah licik denganku, Neo. Sekarang, ikut dan bermainlah bersamaku, dan kau akan menjadi tameng yang sempurna bagiku."

"Ah, aku penasaran apa yang akan terjadi ketika mereka menyadari ketua mereka menghilang. Apakah mereka akan mencari? Ataukah diam?" Setelah itu, Luz tertawa, masih sambil membawa tabung besar berisi orang itu keluar dari bangunan besar itu tanpa diketahui siapa pun, "Untung saja aku yang membuat bangunan ini, jadi aku bisa menyisipkan jalan keluar khusus untukku."

***

"Neo! Hei, Neo! Jawab aku! Apa yang akan kita lakukan setelah ini?" Xi berteriak, berharap mendapat jawaban, tetapi tidak ada, malahan Ver yang menjawab, "Ayo, turun ke bawah, dan kita akan melihat ruangannya bersama-sama. Aku penasaran apa yang dilakukannya sampai-sampai tidak mendengar kita."

Ketika mereka melihat ke dalam ruangan Neo, hanya kekosongan yang menyambut mereka. Perempuan itu ... menghilang. Hanya secarik kertas dengan tulisan berbahasa Inggris yang tertinggal di sana.

Selamat mencari! Semakin lama kalian mencari, semakin banyak pula yang akan kulakukan pada ketua kalian ini. Jadi, sederhananya, nyawa ketua kalian berada di tangan kalian. Semakin cepat semakin baik. Ayo, cari aku dan ketua kalian ini. Selamat bermain! Semoga berhasil! Hanya itu yang tertulis di secarik kertas itu.

 

[Cerita ini juga tersedia di Wattpad @FelitaS3]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • felitas3

    @aisalsa09 yes, reinkarnasi. Btw makasii

    Comment on chapter 00| Epilog
  • aisalsa09

    Ini mereka di kmpus reinkarnasi gitu?
    Wkwk, fantasinya matapp uiii

    Comment on chapter 00| Epilog
Similar Tags
TRISQIAR
102      42     0     
Fantasy
Aku memiliki sesuatu yang berbeda. Ibuku bagaikan monster yang memelihara anak iblis. Teman hanyalah kata kiasan untuk mengutuk mereka Manusia bagiku hanyalah bayangan yang ingin aku musnahkan aku tidak pernah sama sekali memperdulikan hidupku karena aku tidak akan pernah bisa mati dan hal itu membuatku senang membunuh diriku sendiri. tapi karena kebiasaanku, sesuatu itu memberikanku kek...
Nyanyian Laut Biru
30      18     0     
Fantasy
Sulit dipercaya, dongeng masa kecil dan mitos dimasyarakat semua menjadi kenyataan dihadapannya. Lonato ingin mengingkarinya tapi ia jelas melihatnya. Ya… mahluk itu, mahluk laut yang terlihat berbeda wujudnya, tidak sama dengan yang ia dengar selama ini. Mahluk yang hampir membunuh harapannya untuk hidup namun hanya ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan mahluk penghuni laut. Pertentangan ...
Lusi dan Kot Ajaib
162      64     0     
Fantasy
Mantel itu telah hilang! Ramalan yang telah di buat berabad-abad tahun lamanya akan segera terlaksana. Kerajaan Qirollik akan segera di hancurkan! Oleh siapa?! Delapan orang asing yang kuat akan segera menghancurkan kerajaan itu. Seorang remaja perempuan yang sedang berlari karena siraman air hujan yang mengguyur suatu daerah yang di lewatinya, melihat ada seorang nenek yang sedang menjual jas h...
Pertualangan Titin dan Opa
71      44     0     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Crystal Dimension
8      8     0     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Black Roses
602      216     0     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Cerita Milik Sailendra
291      237     4     
Short Story
Tentang seorang Hara yang diburu rasa ingin tahunya sendiri terhadap seorang Sailendra, lelaki misterius yang tidak masuk akalnya.
FIGURE 09
60      34     0     
Fantasy
FIGURE.. sebuah organisasi yang memberikan jasa agen mata-mata atau pembersihan dunia daripara sampah yang terus memakan uang rakyat. bahkan beberapa raja dan presiden tersohor memiliki nomor bisnis mereka. seseorang yang sudah menjadi incaran para agen Figure, pasti akan berakhir pada kematian atau penjara seumur hidup, itu pun masih ringan karena biasanya sang pemakai jasa menginginkan mereka h...
Finding Home
5      5     0     
Fantasy
Bercerita tentang seorang petualang bernama Lost yang tidak memiliki rumah maupun ingatan tentang rumahnya. Ia menjelajahi seluruh dunia untuk mencari rumahnya. Bersama dengan rekan petualangannya, Helix si kucing cerdik dan Reina seorang putri yang menghilang, mereka berkelana ke berbagai tempat menakjubkan untuk menemukan rumah bagi Lost
LINN
189      52     0     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...