Read More >>"> Teacher's Love Story (#1 First Day) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teacher's Love Story
MENU
About Us  

Di hadapan cermin kamarnya, Byanca memandangi dirinya yang sedang mengenakan seragam SMA Harapan Bangsa. Ia benar-benar tidak menyangka berhasil diterima di SMA favorit itu. Melihat dirinya di balik balutan seragam putih abu-abu itu rasanya seperti membayangkan mimpinya selama dua tahun yang lalu. Dulu, Byanca ingin masuk ke SMA tersebut hanya karena banyak teman-temannya yang juga ingin bersekolah di sana. Namun sekarang Byanca tidak akan hanya ikut-ikutan, ia ingin menunjukkan prestasinya kepada semua orang ketika ia berhasil menjadi siswa di SMA tersebut.

                "Byanca… cepetan keluar. Sarapannya udah siap," seruan Agnes–pembantu rumah tangga sekaligus teman bermain Byanca–yang berasal dari luar pintu kamar itu membuyarkan lamunan Byanca tentang mimpinya setelah masuk ke SMA Harapan Bangsa.

                Byanca merapikan penampilannya yang sudah rapi itu sejenak, kemudian segera beranjak keluar kamar. "Oh… oke, oke. Sebentar, Nes," kata Byanca dengan terburu-buru sambil menggendong tas ranselnya di punggung.

                Byanca keluar dari kamarnya dan segera berbelok menuju ruang makan yang berada tepat di sebelah kanan kamarnya. Ia meletakkan tasnya secara sembarangan ke sudut ruangan, kemudian duduk di kursi yang diletakkan di balik meja makan. Di atas meja makan kayu yang mendominasi ruang makan tersebut, terdapat bermacam-macam menu sarapan favorit Byanca. Seperti susu sapi segar, roti bakar, pisang goreng, dan lainnya. Namun, khusus hari ini, Byanca tidak ingin membuang-buang waktunya untuk menghabiskan semua makanan itu.

                Byanca segera menggendong tasnya ketika ia sudah menghabiskan dua potong roti bakar dan segelas susu. "Nes, gue berangkat ke sekolah dulu, yaa… bye," ucap Byanca sambil berlalu. Ia segera membuka pintu rumahnya yang menghadap ke timur itu kemudian keluar dari rumah.

                "Tapi sisa sarapan lo masih banyak, Yan," sahut Agnes sambil berusaha menyusul langkah cepat Byanca.

                "Udahlah biarin aja. Kalo lo mau abisin sendiri aja," jawab Byanca sekenanya. Ia meraih sepeda elektriknya yang teronggok di pinggir garasi rumahnya, kemudian segera memutar stangnya sehingga sepeda tersebut bergerak melaju dengan kecepatan normal.

                "Gue yang habisin? Gimana caranya? Di meja itu makanan masih banyak banget," gumam Agnes pada dirinya sendiri ketika ujung kepala Byanca sudah melewati belokan di depan gang perumahan tersebut. Agnes pun kembali masuk ke dalam rumah sambil memikirkan bagaimana cara untuk menghabiskan sisa sarapan Byanca.

***

                Byanca meletakkan sepeda elektrik merah mudanya itu di tempat parkir sepeda motor. Tanpa ragu-ragu, ia segera masuk ke gedung sekolah tersebut sambil bersenandung riang. Lingkungan sekolah itu masih sepi, namun sepertinya halaman dan kantin sekolah yang berada di lantai satu itu akan segera dipadati oleh ratusan – atau mungkin ribuan – siswa saat jam istirahat.

                Byanca berjalan-jalan sebentar sambil mencari kelas barunya, kelas X IPA 1. Byanca memperhatikan setiap tumbuhan hijau yang ditanam di sebuah pot hitam, pintu-pintu setiap kelas, tangga timur yang berwarna putih gading, dan segala hal-hal renik yang terdapat di sekolah tersebut.

                Beberapa saat kemudian, Byanca sampai di depan sebuah ruangan yang digantungi papan di atas pintunya. Papan kecil itu bertuliskan 'X IPA 1', yeah… berarti inilah kelasnya yang baru. Byanca menjulurkan kepalanya ke dalam ruang kelas tersebut, hanya ada segelintir siswa yang sudah menduduki bangku-bangku bagian depan kelas tersebut. Ada tiga orang perempuan, dan empat orang laki-laki.

                Byanca segera masuk ke ruang kelas tersebut dengan antusias. Ia menghampiri seorang perempuan berkuncir ekor kuda yang sedang membaca buku. "Hai. Aku boleh duduk di sini?" tanya Byanca ramah sambil menunjuk kursi yang berada di sebelah perempuan tersebut.

                "Oh, iya. Tentu," jawab gadis tersebut singkat. Ia kemudian segera membaca novelnya tanpa memperdulikan keberadaan Byanca di dekatnya.

                Byanca bukannya tersinggung diperlakukan seperti itu, lagipula mereka memang belum saling mengenal. Namun, Byanca pikir temannya yang satu seorang yang menyenangkan, hanya saja ia sedikit berkutat pada dunianya sendiri. Maka, Byanca pikir tidak ada salahnya jika ia yang mengajaknya berkenalan terlebih dahulu.

                "Hai, namaku Byanca. Ngomong-ngomong buku apa yang sedang kamu baca itu?" tanya Byanca sekadar basa-basi untuk menciptakan suasana.

                "Oh… hai, namaku Sheryl," sahutnya dengan ramah. Ia menyisipkan pembatas buku dari kertas lipat ke dalam buku yang sedang dibacanya, kemudian menyodorkan buku tersebut kepada Byanca. "Ini versi asli kisah Romeo dan Juliet, masih dalam bahasa Inggris asli karya William Shakespeare. Kalo kamu suka nonton filmnya, buku ini harusnya jadi bacaan wajib buat kamu. Karena pasti rasanya ada yang kurang kalo kamu nggak baca novelnya juga," ujar perempuan yang bernama Sheryl itu. "Dari dulu, kalo aku mau nonton film yang diadaptasi dari novel, pasti aku bakalan baca novelnya dulu. Hehe…"

                Tuh, kan… perempuan yang namanya Sheryl ini emang kayaknya sebenernya seru, kok, pikir Byanca sambil tersenyum penuh kemenangan. Byanca akhirnya menghabiskan sisa waktunya sampai bel masuk kelas berbunyi untuk membangun keakraban dengan Sheryl.

 

                Semua bangku di kelas X IPA 1 itu sudah terisi penuh, bahkan sampai di bangku yang berada di ujung belakang kelas. Suasana kelas begitu ramai sekarang, mereka semua mulai saling berkenalan, berbicara, dan bercanda satu sama lain. Namun, kondisi itu tak berlangsung lama, karena kemudian seorang siswa menyadari seorang guru yang sedang berjalan cepat dari jendela kelas yang transparan. Guru tersebut sepertinya akan memasuki kelas X IPA 1 tersebut. Semua siswa di ruangan tersebut langsung bungkam dan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing dengan terburu-buru.

                Beberapa detik kemudian, seorang pria yang mengenakan kemeja putih lengan panjang memasuki ruangan. Ia membawa botol teh di tangan kirinya, dan buku ajar di tangan lainnya. Cara berjalan dan penampilannya menyita perhatian seisi kelas secara total, bahkan Byanca pikir serangga-serangga kecil pun akan ikut menoleh ke arah pria tersebut. Pria tersebut sepertinya berusia di bawah 25 tahun, dan kemungkinan besar kelas X IPA 1 ini adalah kelas pertamanya. Namun, kharismanya terasa begitu nyata, terutama dengan tambahan wangi parfumnya yang sensual. Semua siswa yang duduk di bangku depan pastinya dapat mencium aroma itu.

                "Ehem…" pria tersebut berdeham kecil ketika sudah sampai di balik meja guru. Dengan mudah, ia segera mendapatkan perhatian total dari kelas X IPA 1. "Uhm… selamat pagi, semuanya! Nama saya James Johnson. Dan karena semua guru di sini sepertinya dipanggil dengan sebutan Mrs. dan Mr. maka kalian semua dapat memanggil saya Mr. James. Saya akan menjadi guru fisika sekaligus wali kelas kalian, dan… kelas X IPA 1 ini adalah kelas pertama saya," ucapnya dengan cepat dan jelas untuk memperkenalkan dirinya sekilas, yang kemudian disambut dengan tepuk tangan kagum seluruh isi kelas.

                "Saya berharap kita semua dapat bekerja sama di kelas ini," imbuh Mr. James, dan suara tepuk tangan murid kelas X IPA 1 semakin keras untuk menyahut perkataan wali kelas mereka itu.

How do you feel about this chapter?

1 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • ShiYiCha

    @aiana Wah... Makasih udah mampir, Kak. Versi lengkapnya bisa dilihat di Wattpad dengan judul yang sama, ya Kak. Semoga sukaa

    Comment on chapter #1 First Day
  • aiana

    wah saya deg2an sendiri, semangat ya kaka, ini kalau manga (komik jepang) adalah genre favorit saya. semoga karekter indonesianya menonjol. biar feelnya bedaaa...

    Comment on chapter #1 First Day
Similar Tags
To You The One I Love
1      1     0     
Short Story
Apakah rasa cinta akan selalu membahagiakan? Mungkinkah seseorang yang kau rasa ditakdirkan untukmu benar benar akan terus bersamamu? Kisah ini menjawabnya. Memang bukan cerita romantis ala remaja tapi percayalah bahwa hidup tak seindah dongeng belaka.
Who are You?
13      8     0     
Science Fiction
Menjadi mahasiswa di Fakultas Kesehatan? Terdengar keren, tapi bagaimana jadinya jika tiba-tiba tanpa proses, pengetahuan, dan pengalaman, orang awam menangani kasus-kasus medis?
6 Pintu Untuk Pulang
3      3     0     
Short Story
Dikejar oleh zombie-zombie, rasanya tentu saja menegangkan. Apalagi harus memecahkan maksud dari dua huruf yang tertulis di telapak tangan dengan clue yang diberikan oleh pacarku. Jika berhasil, akan muncul pintu agar terlepas dari kejaran zombie-zombie itu. Dan, ada 6 pintu yang harus kulewati. Tunggu dulu, ini bukan cerita fantasi. Lalu, bagaimana bisa aku masuk ke dalam komik tentang zombie...
Pilihan Terbaik
42      16     0     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
Comfort
10      6     0     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
LINN
137      30     0     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
Here We Go Again
3      3     0     
Short Story
Even though it hurt, she would always be my favorite pain.
Her Glamour Heels
290      214     3     
Short Story
Apa yang akan kalian fikirkan bila mendengar kata heels dan berlian?. Pasti di khayalan kalian akan tergambar sebuah sepatu hak tinggi mewah dengan harga selangit. Itu pasti,tetapi bagiku,yang terfikirkan adalah DIA. READ THIS NOWWW!!!!
The Boy
15      4     0     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
Koude
9      9     0     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...