Read More >>"> L for Libra [ON GOING] (13. Embusan Angin Sore) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - L for Libra [ON GOING]
MENU
About Us  

Embusan Angin Sore

“Claire!” jerit Lala begitu memasuki UKS.

Seorang wanita yang bekerja sebagai suster menaruh telunjuknya di depan  mulut, meminta Lala menjaga ketenangan. Beberapa dengusan terdengar dari bilik-bilik yang lain. Lala hanya terkekeh sambil menggaruk lehernya.

“Claire, kamu udah sembuh, kan?” tanya Lala khawatir.

“Sudah, La,” jawab Claire. Dalam hati terbersit sebuah pertanyaan, mengapa Lala menggunakan ‘aku kamu’ yang tidak pernah digunakannya.

“Ayo, balik ke kelas,” ajaknya sambil menarik lengan Claire. “Kalau lo terus di UKS, nanti malah sakit beneran.”

Claire tersenyum geli mendengar penuturan Lala. Gaya bahasanya kembali menjadi ‘lo gue.’ Pikirnya. Apa mungkin sebelumnya aku salah dengar?

Lala meminta maaf pada Bu Rora, suster UKS, karena sudah menarik Claire keluar dari ruangan itu, padahal fisik Claire tidak sepenuhnya pulih. “Maaf, bu. Claire hanya butuh gue pas lagi sakit,” candanya yang mendapat cengiran Bu Rora.

Dibiarkannya Claire keluar terlebih dahulu, lalu dia berbalik. “Bu Rora, sepertinya barang saya ada yang ketinggalan. Bolehkah saya masuk lagi?” izinnya.

Bu Rora mengangguk malas. Tanpa diiyakan pun, Lala pasti sudah masuk.

Bilik terpojok, dekat jendela didekatinya. Bilik tempat Claire tertidur tadi dimasuki. Tirai jendela di samping tempat tidur itu ditutup perlahan, agar tidak terlihat adanya pergerakan aneh. Mereka sudah sangat dekat. Claire tak lagi aman di sini. Dengusnya.

🍁🍁🍁

Eh, bukankah Lala ada di belakangku? Pikir Claire saat tak mendapati sosok gadis ceria itu. Ingin dia kembali ke UKS untuk mencari Lala. Sayangnya, dia merasa malas. Sudah jauh dia berjalan, hampir melewati perbatasan IPS dan IPA. Ya, UKS terletak di sisi IPS karena para lelaki yang sering adu jotos berada di jurusan IPS.

“Mungkin dia hanya ditarik teman sekelasnya. Aku kembali saja ke kelasku,” gumamnya. Banyak pandangan terarah padanya. Mulailah ia memikirkan kata-kata Lala beberapa waktu belakangan, tentang dirinya yang terkenal di sisi IPS.

“Claire,” sapa seorang guru dengan tatapan teduhnya, yang jarang ditunjukkan pada banyak orang. Bu Sari memberikan lengkungan pada wajahnya. “Terima kasih sudah membantu Varo. Tadi, wali kelasnya sudah memberitahu saya kalau nilai Varo meningkat.”

“Eh?” Seingat Claire, dirinya belum mengajar Varo sama sekali. Tiap kedatangan Claire ke rumah Varo selalu membawa sesuatu yang aneh. Kedatangan pertamanya mendapati mata keluarga Varo menjadi merah. Kedatangan keduanya diisi dengan dirinya dan Varo yang saling bertatapan selama satu menit. Setelah bertatapan, Varo langsung mengusirnya tanpa alasan.

Kedatangan ketiganya karena diundang mama Varo. Di saat itulah, Claire diberitahu tentang seseorang yang mengintainya. Di saat itu juga, dia mendapati sebuah pintu aneh berwarna merah, sama anehnya dengan bingkai foto di ruang tamu.

“Pokoknya, terima kasih.” Tepukan pada bahu Claire menyadarkannya.

“Ah, sama-sama, bu.” Walaupun aku tidak berbuat apa-apa.

🍁🍁🍁

Lala: Maaf, gue pergi tanpa bilang. Ada urusan penting tadi.

Claire: Urusan apa, ya? Jangan bilang kalau itu rapat untuk tawuran dengan sekolah tetangga.

Lala: Ih, tahu aja. Rencananya hari ini pulang sekolah. Kalau mau ikut, datang aja. Cukup bawa senjata.

Claire: Lapor Bu Sari, nih.

Lala: Haha, Bu Sari udah tahu. Kan, gue juga undang dia. Seru juga kalau melibatkan guru BK pas tawuran.

Claire: Gila.

Lala: Makasih, IPA 1. Bye, gue lagi mau ngajak satpam kita.

Claire: Lima-limanya?

Lala: Iya, lah. Ntar ada yang sirik.

Claire: Stay safe

Lala: I will

Berakhirnya percakapan Claire dan Lala bersamaan dengan masuknya seorang guru tua yang mengajar bahasa Indonesia. Claire menoleh ke sekelilingnya, murid yang lain sudah siap sejak tadi. Tatapan sinis mereka pada Claire yang memainkan ponsel di kelas benar-benar mengganggu.

“Besok kita ulangan,” mulai guru itu.

“Yah, berarti besok ada lima ulangan, dong,” gumam teman di belakang Claire.

Claire menoleh. “Bukankah hanya tiga? Ditambah ini, jadi empat.”

Gadis itu mendengus. “Bapak olahraga itu jahat sekali. Dia mengadakan ulangan teori. Bahannya ada di email kelas. Jangan pikir hanya sedikit,” bisiknya.

“Mohon perhatiannya,” bentak guru tua itu.

Kini semua tatapan merendahkan diarahkan pada Claire dan gadis di belakangnya yang mendengus kesal. Well, siapa yang senang jika dimarahi lalu dipandang seperti ini? Apalagi, sekali bersalah, cap itu sudah tertanam di dalam diri murid itu.

Aku tidak bisa mengandalkan kemampuan mengingatku. Bahannya terlalu banyak untuk dibaca. Gerutu Claire. Photographic memory-nya hanya bertahan beberapa menit. Setelah itu berlalu, dia akan melupakan segalanya. Itu sebabnya dia harus belajar lebih keras dari yang lainnya. Bisa saja yang diingatnya masuk ke dalam photographic memory, yang dilupakan dengan mudah.

🍁🍁🍁

Gila!

Claire tak tahan lagi dengan semua ini. Ulangan yang diberikan guru-gurunya benar-benar menakjubkan. Bahan yang diajarkan pun sangat banyak. Tidak mungkin Claire bisa menghafal semua ini dalam waktu satu hari—ralat, 14 jam, karena waktu sudah menunjukkan angka empat.

Pin berlogo timbangan itu diraih. Tubuhnya dihempaskan ke kasur, melepas letih yang bersarang. “Ini pin apa, ya?” Claire memiringkan tubuhnya, berbaring pada satu sisi tubuh. Seperti Kaios. Gumamnya. Tunggu ... Kaios?!

Dengan cepat dia bangkit dari tempat tidur dan mengambil Kaios. Dan benar saja, pin itu adalah gambar yang sama pada Kaios. Ini, kukembalikan padamu. Kata Claire dalam hati sambil menyematkan pin itu pada Kaios.

Ting ting ting

Suara dentingan sendok pada mangkuk tukang bakso membuatnya teralihkan. “Mang, bakso satu!” jeritnya dari jendela kamarnya. Tukang bakso langganannya mengacungkan jempol dan menghentikan gerobaknya di kaki jalan.

“Otakku butuh asupan glukosa sebelum belajar,” senyumnya. Jendela kamar dibiarkannya terbuka.

“Dek, kakak pesan satu!” teriak Genta dari kamarnya, menitip satu porsi bakso pada Claire. “Eh ... dua! Kenta juga mau!”

“Beli sendiri!” balas teriak Claire.

Sosok yang dicintai Claire sudah berada di depan pintu rumah dengan semangkuk penuh bakso. “Astaga, mang. Porsinya kok lebih banyak daripada sebelumnya?” tanya Claire.

Tukang bakso itu terkekeh. “Kan, eneng sudah jadi pembeli tetap. Itu di sana sudah ada punya Ken sama Gen. Totalnya 24 ribu,” katanya.

Claire menyerahkan uang 25 ribu dan memberikan kembaliannya pada tukang bakso itu. “Terima kasih, mang. Saya panggil kedua kakak saya, dulu.”

Beberapa detik setelah masuknya Claire ke dalam rumah, Genta dan Kenta keluar dengan wajah muram. “Mang, lain kali anterin aja ke dalam. Kan, saya malas keluar,” gerutu Genta.

“Kak,” peringat Claire lewat jendela kamarnya yang menghadap ketiga orang itu. Sambil terkekeh, Claire memakan bakso kesukaannya. Kertas-kertas di mejanya berserakan, berisi bahan ulangan besok. Pintu kamarnya tidak ditutupnya, ingin meledek Kenta dan Genta yang akan memasuki kamar mereka.

Srek

Suara itu membuat kepala Claire menengok ke meja belajarnya. “Tidak!” jeritnya. Bahan ulangan itu terbang ke luar. Semua catatan Claire terbang meninggalkan kamarnya. Tidak hanya itu, tiba-tiba muncul sebuah lingkaran aneh. Kertas-kertasnya memasukinya dan berputar di dalamnya.

Apa ini? Apa yang terjadi?

Belum lengkap keterkejutannya, sebelum mendapati Kaios tertarik ke dalam lingkaran itu. “Kaios!” Tangan Claire meraih Kaios dan ikut terseret. Apa hanya perasaanku saja, atau Kaios memang mengajakku masuk ke dalam lingkaran itu?

“Dek, kita diberi satu porsi tambahan, nih. Dek?” bingung Kenta saat mendapati Claire menghilang. Tak ada lagi lingkaran di luar jendela. Lingkaran yang menyeret Claire masuk ke dalamnya.

🍁🍁🍁

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Zo'r : The Teenagers
20      10     0     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
Renata Keyla
30      17     0     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...
Nothing Like Us
208      36     0     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
Rain
324      275     4     
Short Story
Hujan mengubah segalanya dan Hujan menjadi saksi cinta mereka yang akhirnya mereka sadari.
Aku Bilang, Aku Cinta Dia!
5      5     0     
Short Story
Aku cinta dia sebagaimana apa yang telah aku lakukan untuknya selama ini. Tapi siapa sangka? Itu bukanlah cinta yang sebenarnya.
What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
98      26     0     
Romance
Bella, seorang wanita yang sangat menyukai kegiatan yang menantang adrenalin terjebak di dalam sebuah sekolahan yang bernama Rainwood University dengan profesinya sebagai Guru BK. Bukan pekerjaan yang diharapkan Bella. Namun, berkat pekerjaan itu takdir dapat mempertemukannya dengan Rion. Salah seorang muridnya yang keras kepala dan misterius. Memiliki nama samaran RK, Rion awalnya bekerja sebag...
Isi Hati
271      213     4     
Short Story
Berawal dari sebuah mimpi, hingga proses berubahnya dua orang yang ingin menjadi lebih baik. Akankah mereka bertemu?
Cazador The First Mission
30      13     0     
Action
Seorang Pria yang menjadi tokoh penting pemicu Perang Seratus Tahun. Abad ke-12, awal dari Malapetaka yang menyelimuti belahan dunia utara. Sebuah perang yang akan tercatat dalam sejarah sebagai perang paling brutal.
When I Was Young
43      23     0     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
Lilliput
3      3     0     
Short Story
Apa Kau percaya lilliput? Mungkin terdengar klasik dan kuno, tapi ketika Aku membuka pintu kamar itu, Aku percaya!