Read More >>"> Throwback Thursday
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Throwback Thursday
MENU
About Us  

Kamis, 14 Februari 2019.

Jam tangannya menunjukkan pukul 16.12, sementara meetingnya pukul 19.00. Sebenarnya kemarin Katarina berpikir untuk berpakaian lebih wah pada acara makan malam di restoran mahal ini, namun akhirnya ia memilih menggunakan kemeja maroon dan rok sepan. Ini lebih baik, Ia tidak mau tamunya–jika lelaki–berpikir bahwa Katarina termasuk dalam paket penjualan.

Sebagai seorang MarCom PT. RBP, tugas Katarina mempresentasikan perusahaannya pada setiap tamu. Anehnya, atasannya menjelaskan bahwa tamu ini secara langsung meminta bertemu dengannya dan atasannya tidak bisa menyebutkan nama orang tersebut. Maka disinilah dia--Amuz Gourmet Restaurant, JakSel--untuk bertemu dengan orang penting dari PT. SES–perusahaan developer raksasa berkelas internasional.

Seorang waiter memandunya menuju tempat duduk di samping jendela besar. Ditariknya kursi dan mempersilahkannya duduk. “Bisa kucatat pesanannya?”

“Peppermint tea by Twining, please.”

Katarina sedang membaca company profile perusahaannya, ketika telepon genggamnya bergetar. “Hallo, Di. Apa kabar?” senyum sumringahnya terbentuk ketika menjawab telepon.

“Baik. Lagi sibuk gak?”

“Gak. Tumben nelepon? Lo dah somse sama gue, gak pernah kontak-kontak lagi abis merid.” Sindir Katarina.

Tawa Hadi meledak, “Bukan gitu, Kat, istri gue cemburuan.”

“Bisa aja, kalau somse gak usah bawa-bawa istri, gue jadi gak enak hati,” Katarina menggoda Hadi, sahabatnya dari SMA sampai kuliah. “Ada apa?”

“Lo sibuk gak?”

"Kagak. Ada apa? Bikin penasaran aja.”

“Kat, Josh balik ke Indo.”

Hening. Waiter datang membawa pesanannya.

“Tau darimana?”

“Dari Hendra, kemarin. Awalnya kita gak mau kasih tau lo, bis gue tau gimana perasaan lo ke dia. Gue gak mau lo tersakiti lagi.”

“Dia gak ada artinya lagi bagi gue, Di.” Perih menusuk dadanya, “Menurut lo dia pulang ngapain ya? Mending dia tetap di Amrik, atau mati aja lebih bagus.”

“Kat, lo bilang dia gak ada artinya lagi, tapi lo nyumpahin dia kek begitu, gak boleh tau.” Katarina menggigit bibirnya. "Kabarnya dia mau merid. Jangan tanya gue siapa calonnya, karena gue beneran–sumpah!–gak tau. Dia ngundang Hendra, secara gak langsung kan dia juga mau lo tau. Makanya gue putusin untuk ngabarin lo.”

Hening.

“Kat, koq gue jadi deg-degan sama kondisi lo ya? Ada apa-apa cerita sama gue, Kat, jangan diem-diem aja. Kalau lo kenapa-kenapa, gue gak bakal maafin lo.”

“Barusan lo bilang istri lo cemburuan, nanti gue dituduh pelakor.” Katarina tertawa miris.

“Nggak bakalan deh, tenang aja.” Hadi terdiam, kemudian melanjutkan, “Janji sama gue, Kat, apapun yang terjadi, kontak gue ya.”

“Iya.”

“Ya apa?”

“Iya, gue kontak lo kalau ada apa-apa. Puas?” Hadi terkekeh senang, diikuti Katarina dengan mata berkaca-kaca. Hadi, andaikata dulu kita jadian, mungkin hidupku akan semulus berselancar di atas es.

Katarina menyesap tehnya perlahan, aroma peppermint menyegarkan syarafnya. Lantunan musik lembut dari audio system yang memutar You Belong to Me by Janet Seidel, bagai sihir di sore hari. Katarina menoleh keluar jendela besar dan mendapati langit ikut merasakan perih dadanya, rintik hujan turun membasahi jalan beraspal di luar dan mendung melukiskan pemandangan monokrom bagai lukisan dari pensil.

Terpekur dalam balutan lazy jazzy tunes, matanya menatap tanpa rasa. Pikirannya berkhianat, menuntunnya masuk dalam lorong waktu ke masa ia lebih muda setengah dari umurnya, dimana romantisme masih kental dan kasmaran masih didamba.

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 1 1 0 1
Submit A Comment
Comments (13)
Similar Tags
Kamu&Dia
13      13     0     
Short Story
Ku kira judul kisahnya adalah aku dan kamu, tapi nyatanya adalah kamu dan dia.
Akhirnya Aku Datang
10      10     0     
Short Story
Akhirnya aku datang merupakan kisah kasih antara dua remaja yang ternyata bertemu kembali semenjak perginya Alisha ke Singapura. Aldrian yang tengah sakit, tidak mengetahui kedatangan Alisha.
Tak Pernah Memiliki
11      11     0     
Short Story
Saling menunggu seseorang, dalam diam. Berakhir tak indah, berujung pisah. Kita yang tak pernah bisa untuk saling memiliki.
Sebuah Jawaban
10      9     0     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Asa Menggenggam Kata
11      10     0     
Short Story
Kalbuku tersayat, mengenang kesalahan yang tak dapat kuperbaiki. Hatiku bimbang, kemana kaki harus melangkah?
Tak lekang oleh waktu
10      9     0     
Short Story
Thanea menyukai seorang pria yang selalu datang lewat mimpi nya dan pada suatu ketika dia bertemu secara tidak langsung, hanya lewat layar kaca.Namun apalah daya jika dia hanya seorang upik abu dan sang ibu yang sangat galak selalu mengomelinya. Namun dia tak putus asa, malah semakin sering berimajinasi untuk mendapatkannya
Kata, Kita, Derita
5      5     0     
Short Story
Aku hanyalah sepotong kenangan. Mengiba pada waktu untuk mencipta temu, meski aku tak sanggup memilikimu.
BUMI TANPA MENTARI
11      11     0     
Short Story
Bumi menanti Mentari kembali. Dia berjanji takkan membiarkan gadis itu berjuang sendiri lagi.
134340
9      9     0     
Short Story
"Pada suatu waktu, aku pernah menjadi bagian dari mentari..." "Aku masih akan berkeliaran di sekitarmu tanpa ada yang berubah kecuali perasaan yang dulu kusebut cinta sama seperti Pluto yang dibuang dari solar sistem dan akan selalu berputar mengelilingi matahari..."
desire and waiting
9      9     0     
Short Story
Semilir angin menerpa wajah dan helaian rambutku ,,, Ku ukir senyuman yang amat sangat indah dan tulus,, Sambil membawa kotak berwarnag merah dan di hiasi pita berwarna merah muda,,,