Read More >>"> Emily
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Emily
MENU
About Us  

"Willford Bharata!" Seseorang memanggilku dari jauh. Aku menoleh dan melihat David – partner arsitekku berjalan mendekat, menenteng koper di tangannya. "Aku pamit dulu ya. Setahun lebih, akhirnya rampung juga kompleks cottage yang kita rencanakan beberapa tahun lalu."

"Dave, kau luar biasa." Aku memberikan senyum apresiasi padanya. 25 cottage kecil dibangun dalam waktu satu setengah tahun. Saat ini kompleks cottage ini sudah beroperasi dibawah pengelolaanku dan selalu full-booked. Andaikata Emily dapat melihatnya, muramku.

"Will ... carilah pendamping. Ceritamu mengenai Emily seperti dongeng hantu, datang dan pergi tanpa kabar. Dan perubahan sifatmu membuatku prihatin, seakan-akan kau tiba-tiba menjadi lebih tua dariku." David memberiku nasihat bijaknya. 

Aku tertawa, "Sudah sana cepat berangkat atau kau akan ketinggalan keretamu.” David tertawa sambil melihat anak dan istrinya dengan penuh cinta, membuatku iri.

Masuk dalam kafe kuning milikku yang lengang, aku mengambil duduk disalah satu sudut. Genap sudah tiga tahun aku tidak bertemu Emily. Rasanya baru kemarin aku membuka pintu itu dan berhadapan dengan Emily. Matanya yang memancarkan kesedihan, membuatku ingin mengulurkan tangan melindunginya.

Rasanya baru kemarin Emily tersenyum padaku ketika kubuatkan kopi yang 'pas' untuknya. Rasanya baru kemarin tangan Emily balas memelukku di atas puncak Gunung Gambar. Dan terlalu sulit dilupakan ketika tubuhku bersatu dengannya di lantai atas kafe ini. Aku membenamkan wajahku ke tangan dan semua kenangan kembali padanya.

Pagi itu aku terbangun dan tidak menemukan Emily dimana-mana, padahal di luar hujan. Aku berlari menembus hujan, menyusul ke rumah Emily di ujung jalan. Si Mbok hanya mengatakan Emily pergi. Tidak ada keterangan apapun–pergi kemana, dengan siapa. Tidak ada pesan yang ditinggalkannya untukku. Tidak ada nomor telepon agar aku bisa menghubunginya. Tidak ada. Aku pulang dengan gontai, rohku menguap. Kututup kafe ini dan pulang ke rumah.

Kukurung diriku dikamar; ayah, ibu serta adik kembarku mencemaskan keadaanku. Aku merasa seperti hantu. Rasanya ingin menangis, tetapi untuk apa? Emily mungkin sudah pulang ke pelukan suaminya yang egois. Perempuan bodoh ... tetapi aku tak kuasa mencintaimu.

Ayah prihatin dengan kehidupan percintaanku yang tragis–pertama ketika calon pengantinku berkhianat dan yang kedua ketika Emily meninggalkanku–memutuskan menemaniku berhari-hari di kamar. Kurasa ayah khawatir menemukanku tak bernyawa dalam kamar karena mati menegak racun tikus. Setelah ayah berjanji merahasiakannya dari ibu, aku menumpahkan padanya perihal Emily, bahwa dia adalah istri orang dan bahwa aku mencintainya.

Minggu kedua sepeninggal Emily, aku mulai bangkit. Emily penulis novel, dia harus eksis. Aku mencarinya di internet dengan kata kunci 'Emily Wardono-penulis-fiksi' namun tidak ada apapun. Jujur aku tidak tau apa tujuanku mencarinya, tetapi aku tetap mencarinya. Tahun berganti, adik kembarku suatu hari muncul dengan sebuah novel ditangan. Ditunjukkannya padaku lembar pertama buku itu : 

  

Buku ini kupersembahkan untuk lelaki luar biasa yang memberikan kehidupan pada jiwa dan ragaku. Aku mencintaimu.

Jogja, 14 Februari 2016,

-Emily Wardono-

 

Terduduk lemas, air mata yang tidak pernah muncul setelah kepergiannya, mengalir dengan deras tanpa terbendung. Aku tidak pernah mau membaca novel, namun dengan cepat kusambar novel karangan Emily dari tangan si kembar dan kubaca perlahan kata perkata sampai selesai. Emily menceritakan semua perasaannya padaku dalam novelnya–perasaan yang tidak pernah dikatakannya padaku.

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 2
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Far Different
2      2     0     
Short Story
Sebagai seorang gadis biasa yang lahir di Guang'An, Guo Yun merasa bahwa mendapat kesempatan untuk bekerja di perusahaan Microsoft Guangzhou merupakan keberuntungan besar.
I'm A Sunset
4      4     0     
Short Story
Banyak hal yang tidak bisa dipaksakan. Salah satunya adalah cinta.
Another Word
2      2     0     
Short Story
Undangan pernikahan datang, dari pujaan hati yang telah lama kamu harap. Berikan satu kata untuk menggambarkannya selain galau.
From Ace Heart Soul
4      3     0     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Tell to The Wind
3      3     0     
Short Story
Kau tahu lagu April milik Fiersa Besari? Aku baru mendengarnya malam ini, yang secara acak diputar oleh pemilik kafe. Dan entah mengapa, terasa begitu menyakitkan.... Mengapa bisa seperti itu? Karena sepertinya, lagu itu merepresentasikan apa yang sedang kurasakan.
SIREN [ RE ]
1      1     0     
Short Story
nyanyian nya mampu meluluhkan hati. namanya dan suara merdunya mengingatkanku pada salah satu makhluk mitologi.
BUMI TANPA MENTARI
3      3     0     
Short Story
Bumi menanti Mentari kembali. Dia berjanji takkan membiarkan gadis itu berjuang sendiri lagi.
Burn In Tears
4      4     0     
Short Story
Semua tanda bahwa kita pernah saling tergila-gila nyaris tandas dibakar air mata. Aku, jadi tanda yang paling lama menghadapi mati dan hilang.
Allisya
4      4     0     
Short Story
Siapa yang bilang jika hubungan hanya mengandalkan ‘cinta’? nyatanya masih banyak elemen yang dibutuh dari hanya sekedar ‘cinta’. Nyatanya tanpa sebuah kepercayaan ‘cinta’ yang amat di agung itu bisa musnah.
134340
3      3     0     
Short Story
"Pada suatu waktu, aku pernah menjadi bagian dari mentari..." "Aku masih akan berkeliaran di sekitarmu tanpa ada yang berubah kecuali perasaan yang dulu kusebut cinta sama seperti Pluto yang dibuang dari solar sistem dan akan selalu berputar mengelilingi matahari..."