Read More >>"> Status
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Status
MENU
About Us  

Pembaruan terkini : Nadhil baru saja

Akhir-akhir ini aku selalu melihat status di whatsapp. Dan namanya yang selalu aku harap muncul, mencoba mengetahui apa yang dia rasakan. Apa yang ia bagikan. Seringkali aku membalasnya dengan segera, entah untuk mengomentari apa yang ia bagikan. Atau sekedar memberikan emotikon tertawa dan kata 'hahaha' pada lelucon lelucon-lelucon yang ia bagikan.

Aneh, rasanya sangat menarik semua hal yang berkaitan dengannya. Sepertinya aku ingin memasuki dunianya. Memberi tahu bahwa ia hebat saat ia merasa tidak berguna. Menyanjungnya saat ia berhasil melakukan sesuatu, sekecil apapun itu. 

Yang jelas, aku ingin selalu di dekatnya. 

Mungkin aku menyukainya, bukan mungkin tapi pasti. Tapi bagaimana mengungkapkannya? Wanita tidak bisa mengatakan begitu saja semua yang dirasa. Jadi, aku hanya bisa memberikan tanda-tanda yang aku harap ia mampu membacanya. Tapi laki-laki itu selalu tidak peka bukan??  

"Apa Rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Tulis statusnya baru saja. Biasanya aku langsung membalas semua statusnya. Dan aku selalu yakin, aku orang pertama yang membalas semua yang ia bagikan.

***

Status saya : Baru saja. 
Dilihat oleh 1; Ria

Aku pastikan lagi nama itu muncul, menjadi yang pertama melihat status terbaruku. Ya sebenarnya aku tak butuh yang lain untuk melihat itu.

Satu menit, 5 menit dan sudah hampir sepuluh menit berlalu. Tidak seperti biasanya ia begini. Seharusnya ia sudah membalas di detik ke lima saat ia membacanya.

Dan aku makin yakin, rasa itu ada. Tersembunyi dibalik kata-kata yang sering muncul setelah status yang aku bagikan. Kau menyimpan rasa paling indah sekaligus mematikan di dunia.

Aku harus mundur segera, seharusnya sedari awal saat aku menemukan jejak-jejak pertanda. 

Aku hanya merasa tidak sanggup untuk menerima. Aku tahu siapa dirinya, dan terlebih siapa diriku yang belum mampu untuk orang sebaik dirinya. Sungguh bukannya aku tidak peka, hanya saja kamu terlalu baik untukku saat ini.

Bolehkah aku mundur, untuk memperbaiki diri ini terlebih dahulu??

 

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MS_Wijaya

    @Via makasih nov πŸ˜€πŸ˜€

  • Via

    silahkan mundur, jika itu mampu membuatmu melompat lebih jauh..
    *apasih wkwk

    Bagus bang ian, sepertinya ini mewakilkan perasaan ribuan hati diluar sana.

Similar Tags
Candamu Sakitku
3      3     0     
Short Story
Meski bercanda, mengejek, mencela, itu bagian dari hari-hariku bersama Mas Alif, hatiku berkata lain. Setiap candanya membuat aku tersipu dan berbunga. Namun, begitu cepat pula berubah menjadi sakit dan luka.
For Now
3      3     0     
Short Story
Honestly, it hurts a little Though I'm smiling in front of you
Sad Symphony
5      5     0     
Short Story
Aku ingin kamu ada dalam simfoni hidupku. Tapi kamu enggan. Aku bisa apa?
NATHANIA (The Name who I want)
2      2     0     
Short Story
Angan di Atas Awan
7      4     0     
Short Story
Mimpi adalah angan, manakala takdir tak merestui. Vanya hanya bisa mendekap sendu, di antara kegembiraan dua insan yang bersatu. Dan ikhlas, semudah itukah kata terucap?
Bakauheni
3      3     0     
Short Story
"Tunggu aku di sana. Di sebuah taman dengan pemandangan dermaga, sebelum senja menua, lalu terdengar deburan ombak sebagai tanda kapal akan menepi di pelabuhan Bakauheni."
Menunggumu
1      1     0     
Short Story
Jika menunggumu adalah cara untuk membuatmu kembali bersamaku, aku akan menunggumu. Untuk waktu yang lama pun aku tak peduli, aku akan menunggumu...
Kata, Kita, Derita
3      3     0     
Short Story
Aku hanyalah sepotong kenangan. Mengiba pada waktu untuk mencipta temu, meski aku tak sanggup memilikimu.
Perayaan Patah Hati
4      4     0     
Short Story
Satu, dua, hingga 730. Aku terus menghitung hari yang terlewati setelah kaupatahkan hati. Di bawah langit sore ini, bibirku memulas senyuman. Bukankah luka yang menemani manusia mendewasa?
Teman Kecil
3      3     0     
Short Story
Sudah sepuluh tahun kita bersama, maafkan aku, aku harus melepasmu. Bukan karena aku membencimu, tapi mungkin ini yang terbaik untuk kita.