Read More >>"> My Brother Falling in Love (25.Are You Angry?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Setelah beristirahat tubuh Xiumin jadi semakin sehat. Dadanya pun sudah tidak sakit lagi. Itu terbukti karena ia tidak batuk terus-terusan.

Saat ini ia sedang makan malam berdua saja dengan ayahnya. Dari pagi Kai tidak terlihat. Rasanya aneh, tapi bukankah memang selama ini selalu berdua? tambah aneh kalau misalkan ada Kai.

"Xiumin tahu dimana Kai?" Tanya Appa ditengah-tengah aktivitas makannya.

"Anni" jawab Xiumin singkat.

"Kemana dia ya? dulu Appa tidak khawatir karena jika anak itu tidak pulang pasti tidur dirumah eomma nya. Tapi sekarang?" Appa meletakkan sumpitnya dimeja. lalu mengambil gelas berisi air putih.

Xiumin menatap Ayahnya dalam-dalam. Ia memang selalu dapat melihat kekhawatiran pada ayahnya.

"Kai pasti pulang, Appa" kata Xiumin.

***

Kim Sis Kae POV

 

Perjalanan pulang kenapa terasa sangat lama ya. Apa Kai memang menyetir pelan-pelan atau jaraknya yang memang jauh. Aku hanya memainkan ponselku mencoba mengusir kejenuhan. Malas rasanya jika mengajak Kai mengobrol. Lagipula semenjak aku menolak bunganya, namja itu jadi jarang bicara. Dia ngambek?

 

Aku melirik Kai sekilas lalu menatap jalanan. Aku yakin pasti ada kaitannya Kai diam dengan kejadian di taman Everland.

 

Aku menghela napas. Sekali lagi untuk memastikannya aku melirik Kai disebelahku. Tiba-tiba saja Kai menoleh padaku. Sambil menyetir ia mengejutkanku.

 

"Hayoo ..." teriak Kai memekakkan telingaku. Sumpah ya Kai ini memang sudah benar-benar gila.
"Ngapain liatin terus. Naksir ya" Kai menaik turunkan alisnya.

 

"Yakh! Kau itu benar-benar sudah gila ya? Aku pikir kamu marah, tapi kayanya emang otakmu itu tinggal setengah doang" Aku marah sekarang.

 

"Mau marah juga nggak berhak kan?" kata Kai.

 

Aku yang sedang memperhatikan jalan tiba-tiba menatap wajah Kai yang sedang sibuk menyetir. Kalimatnya membuat aku sadar bahwa Kai memang tersinggung padaku. Tapi, dia baik. Maksudku dia tidak langsung marah padaku. Dia membuat lelucon agar kekesalannya tersamarkan.

 

"Nggak papa aku nggak marah" ujar Kai

 

Aku tidak bisa berkata apapun lagi. Kai benar, dia tidak punya hak marah padaku. Begitupun diriku yang juga tidak punya hak baik padanya. Mian !

 

Ciit...
Suara gesekan antara ban mobil dengan jalanan menyadarkanku bahwa aku harus segera pergi. Aku mengeratkan pegangan pada tas.

 

"Gomawo sudah mengajakku ketempat yang indah" ucapku berterima kasih pada Kai. Meskipun sedikit dengan wajah murung.

 

"Kau tidak tersenyum. Untuk apa berterima kasih. Harusnya jika kamu senang kamu tersenyum. Sudah sana pergi"

 

"Ini untuk yang..."

 

"Nggak ada kata terakhir. Meskipun kau menolak aku akan tetap mengejarmu" Kata Kai langsung memotong kalimatku.

 

Seketika aku teringat kejadian teror sekolah itu. Ini waktu yang pas untuk menanyakannya.

 

"Kai. Kenapa kau bisa tau akan terjadi sesuatu di Lab?"

 

Kai termenung sesaat. Pandangannya semakin tajam mengarah padaku. Aku jadi takut, badanku gemetar menahan rasa takut.

 

"Kau tidak perlu tau. Tak perlu tau itu bahaya. Biar aku saja. Ne..."

 

"Wae? Kau kan pelakunya? kenapa kau tega melakukan hal jahat seperti itu? Hentikan Kai, atau aku akan melaporkanmu" nada bicaraku sedikit naik. Kai benar-benar membuatku marah.

 

"Kau tidak punya bukti. Diam saja kumohon. Ini bahaya"

 

"Cukup. Aku tidak akan pernah percaya padamu"

 

Aku segera membuka pintu mobil dan keluar. Lalu menutupnya dengan malas. Setelah itu kai menghilang dari pandangan. Saat itulah aku masuk kerumah.

 

Aku berjalan menuju lantai atas, kamarku.

 

"Sis Kae, bunganya sudah eomma letakan dikamarmu sayang" eomma berteriak dari ruang tengah. Menghentikan aku yang sedang menaiki beberapa undakan anak tangga.

 

"Kenapa eomma ambil bunga itu?harusnya eomma buang saja"

 

"Sis Kae, hargai dong pemberian orang. Lagipula itukan dari temanmu sendiri"

 

Setelah kata-kata eomma itu aku tak menghiraukannya. Aku membuka pintu kamar dan menutupnya sedikit keras. Kenapa hari ini begitu menyebalkan. Aku kesal dengan semua yang menimpaku saat ini. Tentang Xiumin dan Go Han Mel. Kenapa harus ditambah dengan Kai. Aku tahu niat namja itu baik mau menghiburku. Tapi, aku tak pernah bisa merasakan kesenangan jika bersamanya. Sikapnya yang sering memaksaku membuat aku kesal padanya. Terlebih lagi tentang kecurigaanku pada Kai dengan semua kelakuannya.

 

Kai dalang dari semua teror di sekolah. Kai penyebab Xiumin masuk rumah sakit. Tapi, kenapa Kai membiarkanku selamat? kenapa dia selalu mengkhawatirkanku jika teror terjadi? Aku akan laporkan semuanya, Kai.

 

***

 

Aku membuka tirai penutup jendela. Malam ini langit begitu gelap.kemana semua penghuninya? sembunyi dibalik awan? apa enaknya sembunyi? aku saja kesal harus mengalaminya.

 

Diantara kegelapan ternyata masih ada satu bintang yang bersinar sendirian. Meskipun sinarnya sedikit redup tapi ia masih bertahan. Aku akan menjadi sepertinya sabar dan bertahan.

 

Dari atas aku bisa melihat halaman rumah Xiumin. M elihat kamarnya yang masih terang. Berarti Xiumin belum tidur.

 

Drrt...drrt...
Ponselku bergetar, segera kuambil. Ternyata Xiumin memberi pesan. Meskipun aku belum membalasnya ia masih berusaha menghubungiku.

 

From : Umin-ku

 

Lihat ke bawah

 

Aku kembali mendekati jendela kamar. Saat ku melihatnya, sudah ada Xiumin dibawah. Ia berdiri disana sambil melambaikan tangan padaku.

 

Sama seperti bintang diatas yang masih setia kepada bumi. Aku yang masih setia kepada Umin. Aku tersenyum kepadanya, melupakan semua lukaku.

 

Xiumin menggerak-gerakkan tangannya memberi kode bahwa aku harus turun. Sejurus kemudian aku keluar kamar dan menuruni tangga.

 

"Mau kemana?" tanya Lay Oppa diruang tengah.

 

Aku masih berjalan saat melihat Lay Oppa menatapku.
"Keluar bentar Oppa"

 

"Jangan lama-lama. Oppa tunggu loh" sahutnya lagi.

 

Aku melangkah perlahan-lahan saat sudah berada diluar. Semakin aku mendekati Xiumin aku makin jelas mendengar sebuah lagu. Xiumin bermain gitar, duduk dibangku taman rumahku. Aku tersenyum mendapati sikapnya yang sanagt manis itu.

 

"You are the one love is you geu moseup joha modeun geolda malhaejullae saranghandago nappunirago haejwo"

 

Suara Xiumin begitu indah terdengar sampai keulung hati. Aku menghampirinya dan mengambil tempat disampingnya. Saat ini aku berharap bintang-bintang dilangit sana juga akan bertahan sama sepertiku. Xiumin Aku selalu menyukaimu.

 

"Kau marah padaku?" tanya Xiumin saat aku memandanginya.

 

Aku menggeleng dan tiba-tiba saja teringat kata-kata Kai.

 

"Aku marah juga tidak punya hak kan?" kataku.

 

"Kau benar-benar marah padaku. Kata-kata mu begitu menyindir" raut wajah Xiumin murung seketika. Aku suka itu.

 

"Aku tidak punya hak sedikitpun marah pada umin. Aku cuma punya hak untuk bahagia bersamamu"

 

Xiumin meraih tanganku. Duh, aku malu banget. Kenapa juga mengatakan itu. Bagaimana jika terdengar menggodanya?

 

"Jinjja?" sahut Xiumin.

 

Aku memalingkan wajahku yang memerah. Aku yakin Xiumin pasti bakal melihatnya.

 

"Liat aku Sis Kae-yah"

 

Aku malu...

 

"Liat aku" kedua tangan Xiumin menangkup wajahku dan mengarahkannya menjadi berhadapan. Hingga jarak kepala kita semakin dekat.

 

"Kau malu? wajahmu merah"

 

"Umin diam"

 

"Malu yaa..." kekeh Xiumin menggodaku.

 

"Umin udah sehat?" Aku berusaha mengalihkan pembicaraan agar Xiumin tidak menertawakan aku lagi.

 

"Sehat banget sekarang setelah melihat mu" Xiumin kembali memeluk gitarnya.

 

"Aku akan bawakan ..."
Belum sempat aku selesaikan kalimatku Xiumin langsung menutup mulutku dengan jari telunjuknya.

 

"Jangan kau bawakan bunga lagi. Aku sukanya kamu bukan bunga"

 

"Suka?" ulangku samar-samar.

 

"Suka pengen nyubit"

 

Xiumin tiba-tiba saja menarik pipiku hingga aku meringis. Meskipun pelan tapi sakit. Hatiku yang sakit di PHP-in.

 

"Sakit Umin..."

 

.
.
.
.
.
.
.
.
.

 

Happy Sunday guys....pagi minggu harus semanis kisah mereka dong...

 

Yuks Voment setelah baca...

 

Salam
PemimpiEXO

 

Tbc

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Delilah
199      128     0     
Romance
Delilah Sharma Zabine, gadis cantik berkerudung yang begitu menyukai bermain alat musik gitar dan memiliki suara yang indah nan merdu. Delilah memiliki teman sehidup tak semati Fabian Putra Geovan, laki-laki berkulit hitam manis yang humoris dan begitu menyayangi Delilah layaknya Kakak dan Adik kecilnya. Delilah mempunyai masa lalu yang menyakitkan dan pada akhirnya membuat Ia trauma akan ses...
Why Joe
18      16     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...
Apakah kehidupan SMA-ku akan hancur hanya karena RomCom? [Volume 2]
35      23     0     
Romance
Di jilid dua kali ini, Kisaragi Yuuichi kembali dibuat repot oleh Sakuraba Aika, yaitu ia disuruh untuk bergabung dengan klub relawan yang selama ini ia anggap, bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada untungnya. Karena godaan dan paksaan dari Sakuraba Aika terus menghantui pikirannya. Akhirnya ia pun terpaksa bergabung. Seiring ia menjadi anggota klub relawan. Masalah-masalah merepotkan pun d...
Gray Paper
7      7     0     
Short Story
Cinta pertama, cinta manis yang tak terlupakan. Tapi apa yang akan kamu lakukan jika cinta itu berlabuh pada orang yang tidak seharusnya? Akankah cinta itu kau simpan hingga ke liang lahat?
The World Between Us
86      54     0     
Romance
Raka Nuraga cowok nakal yang hidupnya terganggu dengan kedatangan Sabrina seseorang wanita yang jauh berbeda dengannya. Ibarat mereka hidup di dua dunia yang berbeda. "Tapi ka, dunia kita beda gue takut lo gak bisa beradaptasi sama dunia gue" "gue bakal usaha adaptasi!, berubah! biar bisa masuk kedunia lo." "Emang lo bisa ?" "Kan lo bilang gaada yang gabis...
Peri Hujan dan Sepucuk Mawar Merah
10      10     0     
Short Story
Sobara adalah anak SMA yang sangat tampan. Suatu hari dia menerima sepucuk surat dari seseorang. Surat itu mengubah hidupnya terhadap keyakinan masa kanak-kanaknya yang dianggap baginya sungguh tidak masuk akal. Ikuti cerita pendek Peri Hujan dan Sepucuk Mawar Merah yang akan membuatmu yakin bahwa masa kanak-kanak adalah hal yang terindah.
Batagor (Menu tawa hari ini)
5      5     0     
Short Story
Dodong mengajarkan pada kita semua untuk berterus terang dengan cara yang lucu.
Kesetiaan
11      11     0     
Short Story
Cerita tersebut menceritakan tentang kesetiaan perasaan seorang gadis pada sahabat kecilnya
Damn, You!!
70      48     0     
Romance
(17/21+) Apa yang tidak dimilikinya? Uang, mobil, apartemen, perusahaan, emas batangan? Hampir semuanya dia miliki kecuali satu, wanita. Apa yang membuatku jatuh cinta kepadanya? Arogansinya, sikap dinginnya, atau pesonanya dalam memikat wanita? Semuanya hampir membuatku jatuh cinta, tetapi alasan yang sebenarnya adalah, karena kelemahannya. Damn, you!! I see you see me ... everytime...
Ketos in Love
35      26     0     
Romance
Mila tidak pernah menyangka jika kisah cintanya akan serumit ini. Ia terjebak dalam cinta segitiga dengan 2 Ketua OSIS super keren yang menjadi idola setiap cewek di sekolah. Semua berawal saat Mila dan 39 pengurus OSIS sekolahnya menghadiri acara seminar di sebuah universitas. Mila bertemu Alfa yang menyelamatkan dirinya dari keterlambatan. Dan karena Alfa pula, untuk pertama kalinya ia berani m...