28 Maret 2347
Manila, Filipina
Iris birunya dengan cepat menelusuri tulisan di tiap halaman, keringat bermunculan di wajahnya, sampai di halaman terakhir yang ada, dia akhirnya tahu semuanya. Mulai dari hal-hal yang dipikirnya hanya kebetulan. Semua sudah jelas, dan Efren kecewa.
Halaman ketiga:
Dia memiliki apa yang tidak pernah berhasil kutemukan. Dia harus bersamaku, sampai aku menyelesaikan semua yang aku inginkan. Harus. Dia tidak boleh pergi.
5 April 2340, Jeffrey Isagani.
Halaman keempat:
Dia menyayangiku, dia tidak tahu, apa yang kulakukan padanya. Itu bagus. Secepatnya, aku harus berhasil mendapatkan apa yang ia punya.
7 April 2340, Jeffrey Isagani.
Halaman kelima:
Tidak berhasil, padahal aku sudah mengkopinya serinci mungkin dan mencocokkannya khusus untukku. Pasti ada yang salah. Ya, pasti ada yang salah, aku harus mencoba kembali.
28 April 2340, Jeffrey Isagani.
Halaman keenam:
Kenapa? Kenapa aku terus gagal? Apa yang salah? Aku bahkan sudah mengkopi persis seperti apa yang ada padanya. Kenapa? Jika aku terus meneliti tubuhnya dengan waktu yang semakin meningkat setiap percobaanku, dia bisa saja sadar. Tidak, aku tidak boleh. Aku harus mencari cara lain. Sepertinya, aku harus menghubungi rekan kerjaku. Ah, tidak, tidak boleh. Efren milikku, hanya milikku, dan apa yang ada di dalam tubuhnya adalah milikku juga.
23 Juni 2340, Jeffrey Isagani.
Halaman ketujuh:
Aku lelah. Aku terlalu sibuk bekerja, bahkan aku baru tahu bahwa istriku sudah hamil sekitar 1 bulan. Ah, iya. Sepertinya, aku tahu apa yang harus kulakukan.
28 Juni 2340, Jeffrey Isagani.
Halaman kedelapan:
Tala. Lengkapnya Tala Chesa, hari ini dia lahir. Dia sangat menggemaskan, aku jadi ragu.
23 Januari 2341, Jeffrey Isagani.
Halaman kesembilan:
Aku hampir memberitahu rekan kerjaku. Untungnya, aku berbohong disaat yang tepat, tetapi karena itu aku harus menyuap seorang juri kontes menyanyi yang diikuti oleh Efren. Harga diriku tidak boleh jatuh hanya karena dia kalah dalam kontes menyanyi itu. Biarlah aku mengeluarkan banyak uang, yang penting Efren menang, dan rekan kerjaku akan mempercayai kebohonganku, yaitu: Efren sangat pintar bernyanyi, aku bertaruh dia pasti akan juara satu dalam kontes menyanyi yang sekarang ia ikuti.
18 Februari 2341, Jeffrey Isagani.
Halaman kesepuluh:
Aku terkejut. Aku jadi merasa uangku sia-sia. Kemampuan bernyanyi Efren sangat baik, jika aku tidak menyuap juri, dia juga tetap akan menang. Ah, maka dari itu, aku akan meminta bayaran. Maaf, Tala.
25 Februari 2341, Jeffrey Isagani.
Halaman kesebelas:
Akhir-akhir ini, lutut Tala semakin sering lecet karena belajar merangkak, tetapi itu hal yang baik. Aku dapat mengetahui apa semuanya berhasil atau tidak.
27 Agustus 2341, Jeffrey Isagani.
Halaman kedua belas:
Berhasil! Aku melihatnya, luka Tala sembuh dengan cepat. Tidak, sangat cepat. Luka yang terbentuk hari ini, lusa sudah menghilang. Ya, aku berhasil!
5 September 2341, Jeffrey Isagani.
Halaman ketiga belas:
Aku paham. Aku tahu apa yang kusalah. Secepatnya, aku akan membuat diriku punya proses penyembuhan yang cepat! Bahkan, jika berhasil, aku akan membuat tubuhku kebal. Terima kasih, Efren. Hal yang selama ini tidak kutemukan berhasil kutemukan berkat adanya dirimu.
13 September 2341, Jeffrey Isagani.
Halaman keempat belas:
Aku berhasil! Sekarang, aku punya tubuh yang proses penyembuhannya lebih cepat berkali-kali lipat dari manusia biasa. Terima kasih, Efren. Namun, sekarang aku tidak lagi memerlukanmu. Secepatnya, aku akan menyingkirkanmu dari keluarga bahagiaku ini.
27 September 2341, Jeffrey Isagani.
Halaman kelima belas:
Selamat tinggal, Efren, besok aku akan menyingkirkanmu. Selamanya, dari jangkauan keluargaku.
29 September 2341, Jeffrey Isagani.
Efren kecewa. Sangat-sangat kecewa ketika membaca halaman terakhir dari buku itu. Dia menangis, sambil menggumamkan satu kalimat secara terus menerus, “Kenapa? Kenapa ayah tega melakukannya?”
Kenangan-kenangan bersama ayahnya membayanginya terus menerus, memenuhi pikirannya, menghancurkannya kembali dari dalam ..., secara perlahan. Tidak, dia tidak tertawa seperti sebelumnya, dia tidak menunjukkan tanda-tanda ketidakwarasan seperti tadi sebelum dia terbangun di ruangan yang sekarang ia ketahui adalah milik ayah angkatnya. Seseorang yang ternyata memanfaatkannya sejak dia mengetahui kemampuan spesial milik Efren yang lain, proses regenerasi yang cepat, atau bisa dibilang, dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri berkali-kali lipat cepatnya dari manusia biasa.
Efren hanya terpaku, diam di tempatnya sekarang, tidak bergerak barangkali seincipun. Dia hanya membiarkan tenaganya menurun secara perlahan-lana di sana sampai pada akhirnya lenyap tidak bersisa.
***
Jam 10.23 Waktu Manila, Efren kembali terbangun. Dengan cepat, dia meninggalkan ruangan itu, tidak memedulikan larangan Reseau, tidak mengisi perutnya, tidak membawa satupun barang, dia pergi. Meninggalkan rumah itu, menuju suatu tempat, tempat peristirahatan terakhir keluarga angkatnya.
Rasanya sakit, sangat sakit ketika dia mengingat perlakuan ayahnya yang ternyata hanya pura-pura. Sakit ketika tahu ayahnya juga menggunakan Tala sebagai kelinci percobaannya. Efren tidak apa jika hanya dirinya, tetapi Tala juga. Bahkan Tala belum sampai satu tahun waktu itu, dan ayahnya sudah menjadikan Tala sebagai kelinci percobaannya. Bukankah, ayahnya seperti ... sangat terobsesi? Bagaimana jika mereka masih hidup? Akankah Tala menjadi kelinci percobaan selamanya? Efren tidak dapat membayangkannya, tetapi untuk kali ini saja, dia bahagia, dia bahagia mereka tidak lagi ada di dunia ini. Memang terkesan jahat, tetapi daripada Tala harus merasakannya, dia lebih memilih seperti sekarang. Efren sayang Tala, dan selamanya akan menyayanginya.
Setelah beberapa saat berjalan, dia sampai di depan mereka. Tiga batu berukirkan tiga nama yang berbeda-beda: Jeffrey Isagani, Nerin Asyari, dan terakhir, Tala Chesa. Pertama, Efren mengucapkan salam kepada mereka. Setelahnya, tangan Efren bergerak, menelusuri lekuk batu yang terletak di tengah, milik Tala, sambil berucap dengan Bahasa Filipina, Tagalog, “Halo, Tala. Maaf, kakak tidak bisa mengunjungimu sejak tahun lalu. Kakak sangat-sangat minta maaf, padahal kakak sudah berjanji akan selalu mengunjungimu sebulan sekali. Ada hal yang bahkan kakak masih belum bisa percayai selama setahun kakak tidak bisa mengunjungimu. Tala tahu? Kakak ternyata memiliki teman masa kecil, beberapa dari mereka tahu semua tentang masa lalu kakak dan mereka. Sekali lagi, maaf Tala, seandainya kakak tidak ada di dalam hidup keluargamu, Tala tidak akan ada di atas sekarang. Ayah juga tidak akan terobsesi seperti ketika masih di sini. Maaf, Tala. Kakak punya banyak hal yang ingin kakak beritahu, tetapi kakak tidak tahu harus mulai dari mana. Ah, mulai dari 1 tahun yang lalu saja, ya.”
Efren menidurkan kepalanya di atas gundukan tanah itu, masih sambil menelusuri batu berlekuk itu. Dia siap bercerita, menceritakan semuanya kembali dari awal peristiwa yang mengantarkannya ke fakta yang ditemukannya tadi, tentang ayahnya yang terobsesi. Mulutnya kembali terbuka, bersamaan dengan gumaman seorang pria tua yang berdiri tidak jauh darinya, diam-diam memperhatikannya, “Untuk kali ini, aku akan melepasmu, tetapi jika sesuatu terjadi kepada Arcega, semuanya salahmu.”
Woooowww. Mantap. Eh book 2? Satunya?
Comment on chapter 0 | Prolog