Read More >>"> Zo'r : The Scientist (8 | Saudara Tiri) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Zo'r : The Scientist
MENU
About Us  

Mulai hari ini, Zo'r update setiap Jumat, ya. Happy Reading! Jangan lupa tinggalkan jejak!

 

28 Maret 2347

Tokyo, Jepang

 

Xicha ingin memaki, tetapi tidak bisa. Xicha tidak bergerak, makian dia ucapkan dalam hatinya, sambil membayangkan kemungkinan. Semua kemungkinan bagaimana dia bisa membebaskan diri. Namun, semuanya tidak ada yang masuk akal. Untuk memutus tali yang mengikat kedua tangan dan kedua kakinya saja ia tidak bisa, ikatannya terlalu kuat, tidak ada cela yang bisa dia temukan dalam keadaan seperti itu. Jika tangannya diikat ke depan, mungkin dia bisa menemukannya, barangkali itu akan menyusahkan, dia tetap akan melakukannya, tetapi tangannya diikat ke belakang, dia sama sekali tidak bisa melihatnya.

Iris hijau milik Xicha menatap tajam wajah di atasnya. Wajah yang melihat dari jok di depannya, Akihara Miyu. Miyu mengulas sebuah senyum di wajahnya, senyum manis yang di mata Xicha lebih terlihat sebagai senyum mengejek. Beberapa detik setelahnya, wajah Miyu menghilang dari pandangan Xicha. Namun, jok di samping Miyu bergoyang. Miyu melipat jok itu, sehingga dia bisa menyentuh Xicha dengan mudah karena samping Miyu langsung terhubung dengan bagasi, tidak lagi dibatasi jok samping Miyu. Jadi, Miyu bisa menyentuh adiknya dan tetap duduk.

Sebelum kembali berinteraksi dengan adiknya, Miyu berkata kepada dua pengawalnya di jok depan, “Kita ke rumahku, jangan rumah utama. Ayah sepertinya belum siap melihatnya, dan jangan lupa katakan ke yang di mobil satunya, mereka kembali saja terlebih dahulu ke rumah. Kita jangan terlalu cepat, aku ingin menikmati perjalanan ini. Terutama, ada adikku yang menemani di sini.”

“Baik, Nona. Aku akan menghubungi yang di mobil sebelah.” Salah satu pengawal Miyu berkata, lalu segera mengeluarkan pusilli-nya. Setelah itu, dia mulai bercakap-cakap di telepon, sementara itu Miyu sudah menghadap adiknya. Pas sekali, jok yang dilipat Miyu itu pas di depan kepala Xicha, sehingga memudahkan adik-kakak itu berkomunikasi.

“Jangan melotot, dong. Nanti matanya jatuh, loh.” Miyu tersenyum mengejek, sementara Xicha terus menatap tajam Miyu, membuat Miyu tertawa, lalu mengucap dengan sinis, “Sebenci itukah kau denganku?”

Hening. Namun, Miyu segera menyadarinya, dia segera tertawa, sambil menarik kain yang menyumpal mulut Xicha. “Oh, iya, aku lupa mulutmu disumpal kain.”

Setelah kain itu keluar dari mulut Xicha, Xicha langsung terbatuk, tetapi setelahnya dia membalas Miyu dengan nada kasar. “Apa yang kau inginkan? Kenapa kau harus membawaku? Lepaskan aku, Sialan!”

“Wah, lihatlah, juara 1 lomba karate, master beladiri dengan katana, memintaku melepaskannya? Bukankah, kau bisa melepasnya sendiri, Master?” Miyu berkata dengan nada mengejek, tidak lupa dengan sudut bibir kirinya yang dinaikkan, dan alis kiri yang ikut dinaikkan. Xicha tersinggung, segera dia membalas Miyu. “Apa maumu? Satu lawan lima, kalau kau, mungkin wajah kesayanganmu itu sudah hancur, dan juga, untuk apa kau membawa tali di bagasi mobilmu? Kenapa kau tidak bawa pisau atau bom saja sekalian? Dasar psikopat.”

“Tentu saja untuk mengikatmu, Sayang. Aku tahu, suatu saat kau pasti seperti ini, dan usulmu membawa pisau atau bom akan kupertimbangkan, terima kasih sarannya. Oh, ya, aku bukan psikopat, Sayang.” Miyu memajukan wajahnya, mendekat ke wajah Xicha sementara Xicha berteriak kepadanya. “Jangan memanggilku sayang! Memangnya kau tidak lurus? Berhentilah mengangguku! Lepaskan aku!”

“Bagaimana jika aku memang tidak lurus?” Miyu menatap adiknya yang bersiap membalasnya, tetapi sebelum itu Miyu lebih dahulu berkata, “Aku bercanda.”

Melihat Xicha yang kembali siap mencaci maki Miyu, Miyu segera berpindah posisi, dia berjongkok di depan Xicha, di depan jok yang terlipat, lalu tangannya menggapai Xicha, dengan kedua tangannya, Miyu menarik tubuh Xicha ke arahnya, tanpa memedulikan perlawanan dan teriakan Xicha. Setelah punggung Xicha berada di depannya, Miyu kembali duduk seperti semula di jok, menarik adiknya itu ikut duduk di jok, tetapi setelahnya, dengan cepat lengan kanan Miyu menekan leher Xicha sekuat yang dia bisa. Membuat Xicha seketika sesak napas, menerbitkan senyuman mengerikan di wajah Miyu. “Ada apa, Xicha? Tidak bisa bernapas? Ya, baguslah, telingaku sakit mendengarmu berteriak, berhentilah berteriak dan melawan.”

Demi bernapas kembali, Xicha berhenti melawan dan mengeluarkan suara-suara tercekat. Mendengar dan melihatnya, Miyu melonggarkan sedikit jarak antara leher Xicha dan lengannya. Sambil mencari barang di dalam tasnya dengan tangan kiri, Miyu terus memastikan Xicha tidak lagi melawan atau pun berteriak.

Setelah Miyu menemukan barang yang dia cari, sebuah masker dan sapu tangan, tangan kirinya bergerak cepat memasukkan sapu tangan ke dalam mulut Xicha tanpa sempat Xicha memberontak. Setelahnya, Miyu memasangkan masker itu menutupi mata Xicha, sambil berkata. “Tenang saja, sapu tangan dan maskernya baru dicuci, kok.”

 

***

 

“Bawa dia ke kamarku.” Miyu memerintah, sambil berjalan angkuh masuk ke dalam rumahnya. Perempuan berambut cokelat berponi itu untuk kali ini saja, membiarkan pengawalnya masuk ke dalam kamarnya. Sesampainya di kamar Miyu, Xicha kembali dilemparkan dengan kasar ke lantai. Untung saja kamar Miyu terpasang karpen tidak terlalu tebal di hampir semua bagian lantai.

“Tunggu sebentar, ya, Sayang. Aku mau mengganti baju dan menghapus riasan dulu, ini mengganggu.” Miyu berkata, dengan segera melepas kemeja kotak-kotak hitam putih tidak terlalu besar yang panjang lengannya tidak sampai pergelangan tangan, dan sebuah rok hitam berlipat-lipat yang terlihat asimetris, tetapi membuat paduan yang bagus. Miyu menggantinya dengan sesetel piama tidur.

Setelah selesai dengan urusannya, Miyu mendekati Xicha, menarik kedua kaki Xicha yang terikat menuju sebuah pintu berkusen cokelat mengilap, Miyu segera membukanya, dan lanjut menarik Xicha yang meronta. Setelah sampai di tengah ruangan itu, Miyu melepas masker yang menutupi mata Xicha dan menarik sapu tangan yang menyumpal mulut Xicha, sambil berkata. “Berteriaklah sepuasmu di sini. Ini ruangan yang direnovasi menjadi ruangan biasa tempatku berlatih akting. Ya, kau tahu, aku sekarang adalah seorang aktris juga. Sesuai tebakanmu, ruangan ini kedap suara. Selamat tinggal, Xicha. Besok kita akan menemui ayah. Kuharap kau tidak kabur, karena setelahnya, kau bebas pergi ke mana pun.”

Setelahnya, Miyu meninggalkan Xicha di ruangan itu, tidak lupa menguncinya setelah mendengar beberapa kata dari adiknya itu dan kembali menutup mulut adiknya itu. Tidak dengan kain atau sapu tangan, Miyu sudah siap dengan sebuah lakban sebelum membawa Xicha ke ruangan itu. Ah, Miyu juga tidak lupa sedikit menyusahkan adiknya itu sebelum Miyu akan tertidur pulas, Miyu dengan senyum jahilnya mengelem Xicha dengan lakban di lantai tempat berlatihnya yang kebetulan tidak berkarpet sehingga adiknya itu semakin sulit bergerak.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (11)
  • MiraRahayu

    Woooowww. Mantap. Eh book 2? Satunya?

    Comment on chapter 0 | Prolog
Similar Tags
The Eternal Witch
180      4     0     
Fantasy
[Dunia Alternative] Perjalanan seorang pengembara dan petualang melawan dan memburu entitas Penyihir Abadi. Erno Orkney awalnya hanyalah pemuda biasa: tak berbakat sihir namun memiliki otak yang cerdas. Setelah menyaksikan sendiri bagaimana tragedi yang menimpa keluarganya, ia memiliki banyak pertanyaan-pertanyaan di benaknya. Dimulai dari mengapa ia menerima tragedi demi tragedi, identitasnya...
The Savior
14      2     0     
Fantasy
Kisah seorang yang bangkit dari kematiannya dan seorang yang berbagi kehidupan dengan roh yang ditampungnya. Kemudian terlibat kisah percintaan yang rumit dengan para roh. Roh mana yang akan memenangkan cerita roman ini?
If Sarcasm is A Human Being
1      1     0     
Short Story
Apa yang terjadi jika sebuah kata sifat yang abstrak memiliki rupa dan karakteristik bak seorang manusia? Sar tidak memilih hidupnya seperti ini, tetapi ia hadir sebagai satu sifat buruk di dunia.
Gue Mau Hidup Lagi
4      4     0     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
Black Roses
337      59     0     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Jikan no Masuku: Hogosha
41      15     0     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...
LUKA
17      4     0     
Romance
Aku menangis bersama rembulan digelapnya bumi yang menawan. Aku mengadu kepada Tuhan perihal garis hidup yang tak pernah sejalan dengan keinginan. Meratapi kekasihku yang merentangkan tangan kepada takdir yang siap merenggut kehidupan. Aku kehilangannya. Aku kehilangan kehidupanku. Berseteru dengan waktu karena kakiku kian tak berdaya dalam menopangnya. Takdir memang senang mempermain...
Surat Dari Masa Lalu
11      4     0     
Fantasy
Terresa menemukan dirinya terbangun di kehidupan masa lalu. Setelah membaca surat yang dikirim oleh seseorang bernama Beverla Tuwiguna Darma. Dirinya memang menginginkan kembali ke masa lalu agar dia bisa memperbaiki takdirnya, namun bukan sampai ke kehidupan zaman kuno seperti yang terjadi saat ini. Dia harus menemukan kunci agar dia bisa kembali ke zamannya sendiri. Petualangan Terresa akan dim...
Mengejarmu lewat mimpi
9      3     0     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
When I Was Young
43      23     0     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...