Read More >>"> Zo'r : The Scientist (14 | Penawar) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Zo'r : The Scientist
MENU
About Us  

23 April 2347

Moskow, Rusia

 

"Ada surat untukmu, Nona." Avian menyodorkan sebuah amplop yang langsung Camella kenali siapa pengirimnya, Iustum. Tidak susah untuk menebaknya, karena logo organisasi itu besar terpampang jelas di depan. Sebenarnya, Camella juga bisa menebak isinya, pasti tentang kepulangannya. Mengingat itu, Camella mendengkus. "Terima kasih, Avian."

Camella membuka amplop itu perlahan, menemukan sebuah tiket pesawat dan kertas berlogo Iustum, surat resmi. Camella sedikit berdebar, kala tahu jadwal penerbangannya, tiga hari lagi. Tidak sabar menggelayutinya, tetapi pada saat yang sama ada sisi tubuhnya yang takut, menghancurkan semua kegembiraannya bertemu dengan anggota Zo'r lain. Setelah beberapa detik tenggelam dalam pikirannya, akhirnya Camella membuka surat dari Iustum tersebut.

 

Dear Miss Camella,

With this letter, we like to inform you about your checkup. We have already sent you the flight ticket, so please don't forget about it. We'll be waiting for you. If there any questions, please contact us, and for your schedule, we include it on the bottom. Have a nice day.

Shin In-sik,

Head of Iustum.

 

Camella melihat sekilas jadwal tubuhnya dimainkan oleh para peneliti itu, kemudian meremas surat itu dan melemparnya asal. Suaranya terdengar kesal, "Memangnya siapa yang peduli? Aku lebih peduli tentang taruhanku, dasar sialan!"

"Inal, bagaimana perkembangannya?" Camella mendudukkan dirinya di sebuah kursi, setelah meletakkan tiket pesawatnya di kamar. Batinnya sedikit bergejolak, besok adalah hari penentu. Apa Camella bisa? Harusnya, Camella tidak menyetujuinya, tetapi jika tidak … orang itu akan kembali mengganggunya. "Ah. Manusia racun menciptakan obat? Konyol sekali."

"Lelah sekali." Camella menjejakkan kakinya di laboratoriumnya, mengejutkan famula-famula miliknya. Mengetahui itu, Camella hanya tersenyum kecut sambil melambai pelan dengan wajah yang terlihat sangat lelah setelah melakukan perjalanan dari Indonesia. Tanpa banyak basa-basi, dia lebih memilih langsung menuju kamar dan membanting tubuhnya ke kasur, kemudian terlelap.

Namun, ketenangannya terganggu karena interupsi dari salah satu famula-nya. Dia memasang wajah masam, dengan pasrah dia mengeluarkan suara malasnya seraya beranjak, "Ada apa, Avian? Aku ingin tidur, nanti saja, ya, akan kuceritakan semuanya. Biarkan aku istirahat dulu, ya."

"Tidak bisa, Nona! Di depan, Hezartierth!" Avian terlihat panik, sama seperti Camella yang langsung terlonjak kaget. Camella segera merapikan rambutnya, mencuci wajahnya sebentar sambil balas berteriak pada Avian, "Kau tidak bercanda, bukan, Avian? Aku tidak akan memaafkanmu jika ini semua hanya leluconmu!"

Camella terdiam sejenak, kala melihat wajah yang dikenalnya di kursi, Hezartierth Lucien, manusia yang paling Camella hindari. Untuk apa bedebah satu ini mendatanginya? Camella jadi mual melihat tampang sok tampannya itu. "Hezartierth Lucien, bukankah kita sudah pernah berjanji untuk tidak lagi saling berkomunikasi? Untuk apa kau ke sini?!"

"Galak sekali, Sepupuku." Hezartierth mencibir pelan. Kemudian mengisyaratkan Camella untuk diam sejenak sementara ia melanjutkan, "Tidak masalah jika kau ingin marah. Ya, maaf saja, aku juga tidak mau bertemu denganmu lagi. Kau tahu sendiri kalau kau itu menjijikkan, bukan?”

“Apa katamu?! Kalau memang aku menjijikkan, mengapa kau ada di sini sekarang, huh?!” Camella tidak terima. Hezartierth tertawa pelan. “Wah, selama kita tidak bertemu ternyata kau tidak berubah sama sekali, ya.”

“Jangan mengalihkan, Hezartierth.” Camella mendudukkan dirinya dengan kasar di kursi depan Hezartierth, matanya menatap tajam lelaki berambut cokelat itu. “Well, well, okay. Aku tidak akan berbasa-basi lagi. Aku ingin menantangmu.”

“Apa-apaan?!” Camella terkejut. Sejenak, Camella dapat menangkap sorot kesedihan dari Hezartierth, tetapi Camella memilih mengabaikannya. Hezartierth tersenyum kecil, dia menyerahkan sebuah amplop dokumen pada Camella. “Itu adalah proyekku. Aku tahu ini bukan bidangmu, tetapi kali ini saja aku akan mengakuinya, kau seorang ahli racun. Kau tahu racun yang kini beredar di pinggiran Rusia? Bantu aku menemukan penawarnya.”

“Bukannya …, kau menantangku?” Camella bingung. Hezartierth menyeringai. “Ya. Ini sebuah tantangan sekaligus kerja sama, will you?”

What are the benefits for me? And, if I won’t?” Camella balas menyeringai, tetapi Hezartierth tidak melunturkan seringaiannya, dia menatap Camella tajam, dingin, dan menusuk. “How about a slander? Oh, no, I think it’s not slander because some people already think like that. You’re the one who made that poison. So, what is your choice?

The benefits?” Camella menuntut. Hezartierth menjentikkan jarinya. “It’s simple. Ask me whatever you want, then I provide it to you. So, how?

Anything?” Camella mengulang, dan Hezartierth mengangguk. “Yes, anything.

Okay, fine then. I’ll do it. Remember your promise.” Camella mengangguk pasrah. Tentu saja dia tidak akan membiarkan namanya tercoreng. Lagi pula, Hezartierth menawarkan hadiah terserah padanya, kesempatan langka. Dengkusan lega terdengar dari Hezartierth sementara Camella melamun. “Okay, thank you, Little Cousin.

I’m not little, please.” Camella meringis kesal, menyebabkan Hezartierth tertawa kecil sebelum menyerahkan sebuah tabung kecil dan map lagi pada Camella. “Yang ini dokumen tentang semua hasil percobaan yang kulakukan, yang itu tentang racunnya secara umum. Kemudian itu contoh sampel racunnya. Good luck.

“Aku menunggu hasilnya tanggal 24 April, ya. Tenang saja, aku akan datang lagi. Sampai jumpa, Sepupuku!” Hezartierth melambai sambil berjalan pergi, seenaknya keluar masuk laboratorium milik Camella. Menyebabkan Camella sedikit geram. “Dasar kau, Hez! Kenapa pula aku menyetujuinya, bodoh sekali kau, Camella!”

“Avreliya, apa tidak ada perubahan yang berarti?” Camella menjambak pelan rambutnya sendiri sambil mengerang putus asa kala mendapat gelengan dari famula-nya itu. “Coba aku bisa menyentuhnya sendiri, pasti aku bisa menemukan langsung bisa menemukan penawarnya!”

“Ah! Itu dia!” Camella tiba-tiba berseru. Camella beranjak menuju tempat penyimpanan suntikan bersihnya dan mengambil satu, kemudian mengambil darahnya. Dia menyodorkan suntikan penuh darahnya itu pada Inal. “Sampel racunnya masih ada, bukan? Cari kecocokannya dengan racun-racun yang ada dalam darahku.”

“Siap, Nona. Sekarang sebaiknya kau beristirahat, Nona. Ini sudah terlalu larut.” Inal mengangguk sambil mengingatkan Camella bahwa sudah hampir tengah malam. Camella tersenyum kecil. “Ya, terima kasih. Tolong bangunkan aku jika kalian menemukan sesuatu. Selamat malam.”

“Selamat malam juga, Nona,” balas ke-tiga famula-nya kompak. Kemudian para famula yang sebenarnya tidak berperasaan itu kembali ke pekerjaan mereka, mencoba memecahkan formula racun itu, dan membuat penangkalnya.

***

“Nona Camella, apa Nona sudah bangun?” Avreliya mengetuk pintu kamar Camella. Tidak ada jawaban, berarti Camella masih tertidur. Avreliya melirik jam di dinding, jam empat pagi, baru berlalu sekitar lima jam, karena itu Avreliya memutuskan untuk berbalik dan membangunkan Camella kembali jam lima lebih. 

“Inal menemukan kecocokan pada salah satu tipe racun di tubuhmu, Nona.” Sapaan pertama Avreliya yang dapat didengar jelas oleh Camella, menyebabkan Camella berseri-seri dan segera membereskan keperluan pribadinya sejenak.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (11)
  • MiraRahayu

    Woooowww. Mantap. Eh book 2? Satunya?

    Comment on chapter 0 | Prolog
Similar Tags
IRIS
317      252     2     
Short Story
Alf terlahir dalam dunianya yang gelap, sementara Faye hidup dalam sisi yang berlawanan dengannya. Namun, siapa sangka jika ternyata sesekali Faye menginginkan hidup di posisi Alf. Sedangkan Alf telah memutuskan untuk mengakhiri kehidupan hitamnya, bukan beralih ke dunia putih milik Faye, namun ke kehidupan yang sebelumnya telah dipilih ibunya, Sang Pengkhianat.
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
169      35     0     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
Crystal Dimension
3      3     0     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
FIGURE 09
29      11     0     
Fantasy
FIGURE.. sebuah organisasi yang memberikan jasa agen mata-mata atau pembersihan dunia daripara sampah yang terus memakan uang rakyat. bahkan beberapa raja dan presiden tersohor memiliki nomor bisnis mereka. seseorang yang sudah menjadi incaran para agen Figure, pasti akan berakhir pada kematian atau penjara seumur hidup, itu pun masih ringan karena biasanya sang pemakai jasa menginginkan mereka h...
CHANGE
5      5     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...
THE HISTORY OF PIPERALES
17      8     0     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
The Adventure of KANDINI
139      20     0     
Fantasy
Kandini adalah pejuang wanita yang banyak mengalami pengalaman yang sangat mengagumkan. Ikuti petualangannya ya!!!
Bandung
210      45     0     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
North Elf
9      3     0     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
Evolution Zhurria
3      3     0     
Romance
A story about the evolution of Zhurria, where lives begin, yet never end.