selamat membaca~ maaf lama tidak update^^
26 April 2347
Pulau Weda, Maluku Utara
“Di mana ini, Mel?” Hezartierth bertanya sambil batuk, kondisinya semakin memburuk. Camella menawarkan bahu dan tangannya pada Hezartierth, yang segera digunakan Hezartierth, dia lelah, tubuhnya sakit di setiap jengkal. “Indonesia, Hez. Di sini tempat aku berubah menjadi manusia racun, I guess? Tenang saja, kau pasti sembuh, Hez. Ah, kita sampai, kurasa yang lain sudah lebih dulu sampai, ya.”
“Kak Mella, halo! Oh, siapa itu, Kak? Apa mau kupanggilkan Aksel untuk membantumu?” Lucas menyapa Camella, melihat anggukan dari Camella, gaya bicara Lucas langsung berubah, mereka sudah bertukar, Aksel dan Lucas. "Ah, dasar, Lucas. Apa tidak bisa biarkan aku istirahat sebentar saja? Sini, Kak Mel, kubawakan."
Aksel merebut koper yang dibawa Camella dan ranselnya, membiarkan Camella hanya membantu Hezartierth. Sejenak, gerakan Aksel terhenti ketika melihat wajah Hezartierth, dia berbisik, "K-kak Heza?"
"Kau kenal, Aksel?" Camella bertanya. Aksel menggeleng pelan. "Tidak lagi. Hanya saja wajahnya mirip dengan seseorang yang sudah lama tidak kujumpai."
Tiba-tiba, Hezartierth kembali batuk, tetapi tidak seperti biasanya. Batuk berdarah. Membuat Camella dan Aksel segera panik. Aksel menawarkan punggungnya, "Kak Mella, kita harus membawanya ke ruang rawat, cepat. Aku akan membawanya, Kakak panggil inti Iustum, siapa pun!"
"Ya, terima kasih, Aksel. Aku akan segera pergi." Camella berucap setelah meminta Hezartierth naik ke punggung Aksel dan segera dibawa lari oleh remaja satu itu ke ruang rawat. Sesampainya di sana, Aksel membantu Hezartierth berbaring dan memberinya minum. Selagi menunggu Camella datang, Aksel melakukan sesuatu pada Lucas agar sejenak Aksel bisa mendapat privasi. Setelah selesai, Aksel bertanya, "You're Hezartierth Lucien, accurate? Camella's brother, don't you?"
"No, I'm not. I'm her cousin." Hezartierth menjawab pelan, tetapi Aksel malah tertawa. Kemudian suaranya berubah dingin. "You've lied to the wrong person, I know you're her brother, but she doesn't remember you, right? So sad."
Belum sempat Hezartierth menjawab, dia kembali batuk dan tidak lama Camella datang bersama inti Iustum. Membuat Aksel memilih keluar setelah memastikan Hezartierth melihat senyuman sinisnya serta gumamannya. "We need to talk another time, see you later."
***
"Kak Mella, bagaimana keadaannya?" Aksel bertanya setelah melihat Camella sedikit lega, beberapa jam setelah Hezartierth ditangani oleh Iustum. Camella tersenyum. "Baik, apa kau ingin masuk, Aksel? Kurasa mungkin dia butuh teman mengobrol, aku harus pemeriksaan setelah ini."
"Tentu saja. Aku penasaran dengan sepupumu itu, Kak." Aksel tersenyum, kemudian pamit masuk, manipulasi wajah. Aksel tidak benar-benar tersenyum, hanya topeng. Setelah kembali memastikan Lucas tidak akan mendengarnya, Aksel berucap dengan nada datar ke Hezartierth, "How are you? Feeling good?"
"A little bit." Hezartierth separuh enggan menjawab Aksel. Namun, bukannya berniat keluar seperti yang dipikirkan Hezartierth, Aksel malah mendudukkan dirinya di kursi sebelah Hezartierth. Dia meraih tangan Hezartierth, meletakkan sesuatu. "That's yours. You left that here approximately nine years ago, I guess? I didn't remember that precisely."
Hezartierth memandangi benda itu, sebuah kalung berbentuk bintang berwarna tosca. Sejenak, dia merasa biasa saja, tetapi kemudian kepalanya terasa pusing, dan Aksel mengetahuinya. Aksel merampas benda itu lagi. "I'm sorry. I forgot this thing may make you feel uncomfortable. And I think now you don’t remember this thing. I forget that they also erase your memories."
"Can you give it to me again?" Hezartierth mengulurkan tangannya. Aksel memberikannya. "Sure, but you're the one who bears the consequences, not me."
"What's your name?" Hezartierth bertanya pelan, mengundang tawa kecil dari Aksel. "I think that you don't want to know my name. Glad to see you again. My name is Aksel, and I'm only another personality of Lucas."
“Another personality?” Hezartierth bingung, sedangkan Aksel tersenyum dan mengangguk. “Yes. I’m just his other soul, I think. However, the fact is this is not my body, I don’t have a body yet.”
"So, why did you choose to lie to her?” Aksel melipat kedua tangan Lucas di depan dada, sambil memandang sinis lelaki yang terbaring di atas kasur itu. Sejenak, Aksel tahu Hezartierth ragu, membuat Aksel mendengkus pelan. “Fine, you don't want to let me know me, correct? Then, I won't tell you too.”
“About what?” Hezartierth bertanya pelan. Lama-lama berada di dekat Aksel bisa membuatnya gila. Aksel berdecak pelan, lalu tertawa. “Your condition, why you ended up here, or should I say, why didn't you get well from your poisoning?”
“Don't play with me, Little Boy. You better know who you are talking to.” Hezartierth mulai kesal, kembali mengundang tawa dari Aksel. “I guess you were annoyed with me, don't you? But, it's not my problem if you don't want to know. Better I go out, my checkup schedule is coming up soon. Bye.”
Aksel berdiri, hendak meninggalkan ruangan itu karena jadwal pemeriksaannya memang sebentar lagi. Mengajak bicara Hezartierth lagi tidak akan memberinya keuntungan, lelaki itu sama sekali tidak ingin bekerjasama. Namun, ternyata Hezartierth menahannya pergi dari ruangan itu. “Wait, Aksel.”
“Yes?” Aksel berbalik, sambil menyunggingkan senyum manipulatifnya. Hezartierth menghela napasnya. “I just don't want her knows about our family. I mean, she already forgets her childhood, even her family. Who I am that has the power to ask her to remember herself again?”
Aksel baru saja ingin menimpali, tetapi melihat sepertinya Hezartierth masih ingin berbicara, dia diam dan membiarkan Hezartierth melanjutkan kata-katanya. “I was very happy, she still considered me as her cousin. I can't be more naive than this.”
“Then, my turn.” Aksel menarik napasnya. Namun, tiba-tiba dia memegangi kepalanya sambil meringis, membuat Hezartierth menanyakan keadaannya. “No problem, I'm okay. Just a little dizzy. Lucas already wakes up. All I can tell you now just because of the past. I'm sorry, Lucas shouldn't know this. I'll come back this night.”
“Wait, what?” Hezartierth bertanya. Aksel buru-buru keluar ruangan. “I promise. Keep my commitment, I'll not deny it. Sorry. Our past isn't as beautiful as people's.”
Malam harinya, Aksel menepati janjinya. Dia kembali datang dan memberikan Hezartierth jawabannya. Sekali lagi, Aksel sukses mengejutkan Hezartierth.
"Now, you already know. What do you want to do next?" Aksel bertanya. Hezartierth menggeleng pelan, dia bimbang. "I don't know exactly. Thank you for letting me know about this."
"No problem. Tell me if you have other questions." Kemudian, Aksel melenggang pergi meninggalkan Hezartierth.
Udah namatin novel zor the teenager eh ternyata ada kelanjutannya disini, telat tau :')
Comment on chapter 0.1 | Bonus!