Kyungsoo mematut bayangan cantik dalam cermin. Jika biasanya ia sangat percaya diri dengan kecantikan paripurna miliknya, kali ini sedikit risau. Bukan karena kecantikan Kyungsoo memudar, melainkan ia sedang dilanda gugup.
Bagaimana tidak?
Semalam Chanyeol bilang hari ini akan membawanya ke hadapan Nyonya Park, untuk dikenalkan sebagai kekasih hati. Semula Chanyeol memang menghindar. Namun, belakangan sang Nyonya semakin merajuk ingin bertemu. Hingga akhirnya anak dan ibu itu bersepakat, setelah Chanyeol memperkenalkan kekasihnya, maka Nyonya Park harus kembali ke Daegu.
Kyungsoo tentu tak ingin kesan pertama bertemu calon mertua menjadi tak sempurna. Ia ingin ibu mertuanya memiliki kesan istimewa terhadapnya. Dengan mantap, Kyungsoo memulas make up ke wajah. Bedak, eyeshadow, blush on dan tak lupa lip tint.
"Aish kenapa susah sekali menggaris alis," gerutu Kyungsoo, pasalnya hanya bagian bulu di atas kelopak mata itu yang sedari tadi belum tergambar simetris.
Kyungsoo dibuat frustasi hanya karena dua garis bulu itu. Waktunya tinggal sedikit sebelum Chanyeol datang menjemput.
Sementara kedua tangan sibuk dengan pensil alis, bibur tebal Kyungsoo terus menggerutu. Padahal kemarin Xiumin sudah mengajari cara membuat alis aduhai. Sayangnya, Kyungsoo memang tak pandai untuk urusan itu. Ia tak pernah sekali pun ber-make up. Cukup facial wash sekali putaran dan sedikit pelembab saat akan bepergian.
Suara ketukan pintu membuat Kyungsoo berdecak kesal. Alisnya belum selesai.
Kyungsoo melangkah menuju pintu, membukanya dengan telapak tangan menutup wajah bagian alis.
"Ada apa, Chagi?" tanya Chanyeol heran.
"Masuk dan duduklah, aku sedang bersiap. Sebentar lagi selesai," jawab Kyungsoo.
Kurang puas dengan jawaban sang kekasih, Chanyeol menahan lengan Kyungsoo. Menarik tangan Kyungsoo turun dari wajah. Detik berikutnya Chanyeol terpingkal.
"Alismu kenapa, chagi?" tanya Chanyeol di sela tawa.
Kyungsoo mencebik. Semakin kesal karena ditertawakan.
"Yak! Kau pikir ini mudah?!" ketus Kyungsoo.
Seketika tawa Chanyeol terhenti. Meski wajah imut Kyungsoo terlihat sangat lucu dengan alis yang tebal setengah dan tak simetris, Chanyeol tak ingin melukai hati kekasihnya.
Kyungsoo menghentakkan kaki masuk ke ruang keluarga. Diikuti Chanyeol yang menahan senyum.
"Tumben sekali kau berdandan, Chagi," ujar Chanyeol.
Kyungsoo tak acuh, sibuk memperhatikan alis dalam cermin.
Diabaikan oleh sang kekasih, Chanyeol memilih menemui kedua anaknya di kandang. Chanyeol tersenyum riang saat Toben kini tak menolak digendong.
"Woah Tobennie, kau tumbuh dengan baik ya. Kau sangat gendut," seru Chanyeol, seraya menimang kucing berbulu legam itu.
"Yak! Park Chanyeol, jangan mengejekku!" teriak Kyungsoo.
Chanyeol terlonjak. Sungguh kalimat tadi ditujukan untuk Toben, bukan Kyungsoo.
"Aku tak mengejekmu, Chagi. Lihat, Toben sekarang gendut," tutur Chanyeol menunjukkan Toben yang memang semakin bulat.
Kyungsoo hanya melirik sekilas. Lantas kembali fokus pada alis. Giliran Chanyeol yanh melipat bibir. Ia tak suka saat Kyungsoo mengabaikan dirinya. Apa lagi hanya karena alis.
"Chagiya, kau sudah cantik, untuk apa berdandan," kata Chanyeol.
Kyungsoo menghentikan gerak tangannya. Menatap sang kekasih dengan cermat.
"Aku harus tampil memukai di depan ibumu, Chan," tukas Kyungsoo.
"Jadi kau berdandan untuk eomma? Bukan untukku?" protes Chanyeol.
Kyungsoo hanya berdecak. Diletakkannya alat make up di meja, lalu mendekat pada Chanyeol dan duduk di hadapannya.
"Katakan padaku, apa ibumu galak, Chan? Apa dia akan menyukaiku?" Kyungsoo memburu Chanyeol dengan pertanyaan.
Chanyeol tersenyum, menurunkan Toben dari pangkuan. Bibir tebal Chanyeol mengungkap sosok Nyonya Park. Bagi Chanyeol, ia adalah wanita terbaik. Penyayang dan Chanyeol yakin Kyungsoo akan menyukai ibunya dalam waktu singkat. Pun sebaliknya, Nyonya Park kali ini pasti akan menyetujui pilihan Chanyeol.
"Eum... bagaimana penampilan mantan kekasihmu, Chan?" selidik Kyungsoo.
Mendadak raut wajah Chanyeol berubah. Bukan karena Chanyeol belum move on dari sang mantan. Hanya saja, Chanyeol tak suka membuka cerita lama. Baginya, kisah cinta dengan Seulgi telah selesai sebelum Chanyeol memantapkan hati pada Kyungsoo.
"Kenapa diam? Jujurlah, lebih cantik aku atau dia?" tanya Kyungsoo.
Ini pertanyaan menjebak. Chanyeol harus waspada.
"Tentu saja kau yang lebih cantik, Chagi," jawab Chanyeol.
"Bohong! Pasti lebih cantik dia kan?" desak Kyungsoo.
Chanyeol menyanggah. Mengatakan dengan jujur bahwa Kyungsoo memang lebih cantik dari sang mantan. Namun, Kyungsoo bersikukuh memaksa Chanyeol mengakui kalau mantan kekasihnya lebih cantik dari Kyungsoo.
Hingga si Jerapah akhirnya pasrah, "baiklah, dia lebih cantik."
Kyungsoo manyun. Kedua tangan terlipat di depan dada. "Jadi kau masih menyukainya? Kenapa tak kembali saja pada mantan kekasihmu itu kalau tak lebih cantik darinya," cecar Kyungsoo.
Chanyeol menghela. Benar bukan, ia terjebak oleh pertanyaan Kyungsoo. Sejenak Chanyeol terdiam, mencoba mengingat tanggal berapa sekarang. Biasanya Kyungsoo akan lebih galak saat pertengahan bulan.
"Yak! Kenapa diam saja? Jadi benar kau masih mencintainya," tuduh Kyungsoo.
Chanyeol mendekatkan diri pada Kyungsoo. Menangkuo kedua pipi Kyungsoo dengan telapak tangannya yang besar.
"Chagiya, secantik apa pun wanita di luar sana. Di hatiku ini hanya ada satu nama. Do Kyungsoo," tegas Chanyeol. "Dirimu, sayang," imbuhnya.
Kyungsoo hendak protes kembali, tetapi Chanyeol mendahului, "berhenti bicara yang bukan-bukan atau kucium kau sekarang juga," ancamnya.
Chanyeol terkekeh saat Kyungsoo berdecih menyerah. Kini Chanyeol punya cara untuk mengendalikan emosi sang kekasih.
"Aku menyerah dengan alisku. Kurasa aku belum siap bertemu ibumu," sungut Kyungsoo kesal. Dihempaskan tubuhnya bersandar pada sofa.
Chanyeol meraih tangan Kyungsoo. Mengelusnya sayang. Sedikit heran karena kekasihnya dibuat frustasi oleh perihal alis.
"Chagi, apa kau nyaman memakai make up?" tanya Chanyeol.
Kyungsoo memandang Chanyeol. Mengakui bahwa make up sedikit kurang cocok untuknya. Ia tak terampil. Kyungsoo lebih suka tampil tanpa polesan bedak dan perona pipi. Apa lagi menyadari fakta bahwa menggambar alis tak semudah menggariskan segitiga sama kaki.
Chanyeol beranjak menuju dapur, mengambil tisu wajah yang tergeletak di meja. Lalu kembali duduk berhadapan dengan sang kekasih. Mengusap lembut wajah sang kekasih dengan tisu. Menghapus riasan yang telah susah payah Kyungsoo poles.
"Semua wanita itu cantik, Chagi. Kau hanya perlu mencintai dirimu, maka orang lain pun akan menyukaimu," ucap Chanyeol.
Kyungsoo tertegun. Sudut bibirnya terlengkung ke atas. Chanyeol benar ia tak perlu repot memulas wajah hanya untuk menarik perhatian orang lain. Buat apa menyenangkan orang jika Kyungsoo sendiri tak nyaman?
Chanyeol tersenyum saat wajah Kyungsoo telah polos seperti sedia kala. Kedua pipi yang sedikit gembil itu sudah putih tanpa harus ditaburi bedak. Bibir tebal Kyungsoo sudah merah tanpa harus dipulas lipstik. Bulu matanya pun sudah lentuk tanpa harus dijepit.
"Lihat. Kau cantik bukan?" Chanyeol menyodorkan cermin kecil yang tadi tergeletak di meja.
Lengkungan di bibir Kyungsoo begitu ketara. Ia lebih suka dengan penampilannya saat ini dibanding beberapa detik lalu.
"Apa kau menyukai dirimu, Chagi?" tanya Chanyeol. "Karena aku sangat menyukaimu lebih dari apa pun," imbuhnya.

8 November 2018
Sayanghae💕
©Rin
Ahhhh, aku setuju ama komen" sebelumnya. Prolognya bkin penasaran nih
Comment on chapter Prolog