Read More >>"> CELOTEH KUTU KATA (KUTU RASA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CELOTEH KUTU KATA
MENU
About Us  

KUTU RASA

 

 

            Aku berteriak hingga serak ketika tiba-tiba lidahku mati mendadak. Tak bisa mengecap rasa enak dari semua makanan yang melesak. Tidak! Tidak karena makannya kurang masak waktu ditanak. Tapi memang lidahku yang sudah tak dapat lagi bergerak. Bahkan hingga gerahamku gemeretak, apapun yang coba memasuki kerongkonganku pasti membuatku tersedak!

            Serta merta kedua mataku terbelalak. Tanpa sadar tanganku bergerak liar, hingga semua hidangan berserak. Bahkan sebagian terinjak-injak. Permukaan meja retak. Nasi yang berserak di lantai mulai dikerubungi kecoak.

            Oh, tidak! Aku rasakan ada sesuatu yang mendesak-desak di bagian anak tekak. Dengan cepat sesuatu itu beranak pinak. Memenuhi rongga mulutku dengan cara merangkak. Sesuatu itu saling berdesak. Tak ada yang mau mengelak. Seolah sengaja saling tabrak.

            Tubuhku juga terdesak. Terdorong hingga melesak ke ranjang bambu yang berderak. Belum lagi aku sempat beranjak, kutu rasa yang telah sukses merajam lidahku, merangkak menuju otak. Kiranya mereka ingin menguasai seluruh organ gerak supaya aku mati perlahan dan akhirnya menjadi makanan cicak.

            Aku tak sanggup menolak. Aku yang selama ini bersikap tamak, pada akhirnya harus terdepak. Ingin aku mengelak. Tapi kutu rasa terus melabrak. Otakku yang telah didobrak, tak memungkinkan bagiku untuk cepat bertindak.

            Seperti kerupuk yang mulai lapuk, kesadaranku kian terpuruk. Tubuh nyaris ambruk lantaran tak tahan didera ngantuk. Sesaat aku terbatuk-batuk. Selain mengeluarkan dahak yang berbau busuk, dari kerongkonganku juga keluar ratusan kutu rasa yang membeberkan segala kelakuan buruk yang pernah kupupuk.

            Brruuukk! Seperti diseruduk onta berpunuk, seketika tubuhku ambruk. Sepertinya aku tak tahan melihat catatan kelakuan buruk yang sudah menumpuk. Aku pernah membakar gubuk yang dipakai orang-orang untuk mabuk. Aku juga pernah kena gebuk dari seorang aparat bertubuh gemuk. Aku juga pernah diamuk massa yang menuduhku mencuri beduk.

            Akh! Aku makin suntuk. Kutu rasa telah membuat lututku tertekuk. Aku dipaksa membungkuk dengan muka tertunduk. Kutu rasa benar-benar telah membuatku remuk. Ingin aku mengutuk kutu rasa dengan ucapan “Jancuk!”. Tapi kiranya keinginanku itu dianggap terlalu muluk. Aku dibekuk! Kedua tanganku diikat dengan sabuk.

            Seperti pembuluh darah yang membungkus tubuh resah, kutu rasa tak sudi menyerah sebelum buruannya mengaku kalah. Jiwaku lelah. Otakku resah. Hatiku gelisah. Namun kutu rasa sedikitpun tak nampak susah. Kutu rasa justru tersenyum sumringah melihat diriku yang semakin gundah dan berdarah.

            Sambil menahan sumpah serapah yang tertahan di ujung lidah, satu persatu kueja perbuatan salah yang pernah aku gubah. Tanpa kenal kasihan aku buat hidup orang jadi susah. Tanpa perikemanusiaan aku buat kebahagiaan orang jadi musnah. Persetan orang susah, selagi aku merasa asyik, oke sajalah.

            Segala nasehat orang tua dan guru selalu kubantah. Barbagai teori aku sangkal hingga patah. Doa dan keyakinan orang-orang beriman aku bikin goyah. Hingga akupun putus sekolah. Tak sekalipun aku bersikap ramah pada anak gadis orang yang pernah kujamah. Setelah nutfah kepuasanku tumpah, tubuh-tubuh mulus itu sudah aku anggap sampah. Aku tak peduli meski mereka tengadah sambil mengeluarkan air mata darah.

            Tapi hari ini sosokku yang gagah tamatlah sudah. Kutu rasa yang telah meruah, melemparkan diriku ke titik terendah. Aku pasrah. Biarlah setiap orang yang melewatiku balas meludah.

            Tak ada yang bisa kuperbuat. Kutu rasa yang merajamku terlalu kuat. Otak dan pikiranku juga telah diembat. Sayang terlambat aku menyadari bahwa hidup sejatinya hanyalah lakon dalam sebuah nubuat. Kiranya puncak dari rasa sakit yang sesungguhnya adalah ketika tubuh dan pikiran kita sudah tak dapat lagi merasakan apa-apa. Keberadaan kita tinggallah nama yang akan diingat orang lain dalam waktu singkat. Kita tak ubahnya pepesan kosong yang segera teronggok di tempat sampah.

            Terlambat aku menyadari, bahwa kutu rasa adalah bagian dari hidup kita. Baik dan buruknya rasa yang hendak kita cecap, tergantung bagaimana kita bertutur dan bersikap. Seperti pepatah, siapa yang menabur angin pasti akan menuai badai. Siapa yang menanam pasti akan memanen.

            Kini, ketika kutu rasa telah melemparkanku ke kubangan lumpur yang paling hina, barulah aku mengerti apa sejatinya rasa. Rasa yang tak pernah bersinggungan dengan dimensi lain orang adalah rasa yang paling istimewa. Kita mengenalnya dengan sebutan Tenggang Rasa. Hanya itu yang tidak akan pernah digerogoti oleh kutu rasa.

            Sebaik-baik rasa adalah rasa yang lahir dari kebesaran jiwa. Seburuk-buruk kutu rasa adalah perasaan hati yang merendahkan sesamanya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (11)
  • HeruP

    @[dear.vira] trims sudah mampir, tunggu kunjunganku ya

    Comment on chapter PRAKATAKUTU
  • HeruP

    @dear Vira, makasih sudah mampir, lain waktu pasti aku mampir ke ceritamu

    Comment on chapter PRAKATAKUTU
  • dear.vira

    Bagus ceritanya sangat menginspirasi, kalau berkenan like ceritaku juga ya https://tinlit.com/read-story/1436/2575
    Salam semangat! :)

    Comment on chapter PRAKATAKUTU
  • AstardiSkai

    @HeruP sama2, semangat berkarya terus ya

    Comment on chapter CINTA KUTU KALBU
  • HeruP

    @kairadish trims sudah baca celotehanku tentang kutu

    Comment on chapter CINTA KUTU KALBU
  • HeruP

    @AstardiSky. Trims udah mampir dan baca celotehanku ini,

    Comment on chapter CINTA KUTU KALBU
  • AstardiSkai

    Wow, pilihan dan permainan katanya keren. Membaca karya ini, serasa membaca satu paket 2 in 1, puisi sekaligus novel

    Comment on chapter CINTA KUTU KALBU
  • kairadish

    Permainan katanya bikin wah sendiri, sukses terus kak!!

    Comment on chapter KUTU KATA
  • ShiYiCha

    Baru nyadar kalo jika disambung dengan kata khusus yang mengikutunya, kata "Kutu" artinya bisa unpredictable banget. Kerenn banget. Kasih krisar buat punyaku, dongg Kak. Masih acakadut, nih

    Comment on chapter PRAKATAKUTU
  • yurriansan

    hanya dengan satu kata "KUTU" bisa jadi berjuta makna. Permainan katamu keren, kayaknya udah expert ya...
    Boleh nih kasih saran buat veritaku yang masih pemula. sukses ya...

    Comment on chapter KUTU BERDAMAI DENGAN LUKA
Similar Tags
Salju di Kampung Bulan
8      6     0     
Inspirational
Itu namanya salju, Oja, ia putih dan suci. Sebagaimana kau ini Itu cerita lama, aku bahkan sudah lupa usiaku kala itu. Seperti Salju. Putih dan suci. Cih, aku mual. Mengingatnya membuatku tertawa. Usia beliaku yang berangan menjadi seperti salju. Tidak, walau seperti apapun aku berusaha. aku tidak akan bisa. ***
Romance To Publisher
93      14     0     
Romance
Bayangkan... sebuah dunia di mana segalanya mungkin! Di negeri ajaib, di mana langit berwarna pelangi dan sungai-sungai terbuat dari permen, hidup seorang anak pemberani bernama Noah. Suatu hari, saat sedang berjalan di hutan, ia menemukan sebuah pintu rahasia... pintu yang, ketika dibuka, membawanya ke petualangan tak terlupakan! 🌟 Di balik pintu tersebut, Noah bertemu dengan makhluk-makhl...
Ting Ting Ting
3      3     0     
Short Story
Saya, cuma pengen main~
Thieves Sister
94      22     0     
Action
Remaja kembar yang bisa mencuri benda-benda bersejarah milik dunia dan membalas dendamkan kematian kakaknya. Apa yang terjadi selanjutnya?
The Invention of the Uninvited
1      1     0     
Short Story
An adventure of unexpected events with a twist of philosophical ideas along the way whilst zooming into the current trend of inventing,
Mbak Sum (The Queen of Ngeyelan)
2      2     0     
Short Story
Di dunia ini ada orang yang susah amit dikasih tau. Apa aja yang diomongin orang selalu berhasil dia bales sampai majikannya kewalahan. Inilah cerita tentang Queen of Ngeyelan bernama Mbak Sum.
Beneath The Trees
2      2     0     
Short Story
A man has just been accepted to work in a factory after being dismissed from his old job. Bearing the distance from his flat to the factory, he decided to buy a house in the middle of the forest that he passes everyday to go to work.
If Is Not You
97      28     0     
Fan Fiction
Kalau saja bukan kamu, mungkin aku bisa jatuh cinta dengan leluasa. *** "Apa mencintaiku sesulit itu, hmm?" tanyanya lagi, semakin pedih, kian memilukan hati. "Aku sudah mencintaimu," bisiknya ragu, "Tapi aku tidak bisa melakukan apapun." Ia menarik nafas panjang, "Kau tidak pernah tahu penderitaan ketika aku tak bisa melangkah maju, sementara perasaank...
The Hidden Kindness
2      2     0     
Fan Fiction
Baru beberapa hari menjadi pustakawan di sebuah sekolah terkenal di pusat kota, Jungyeon sudah mendapat teror dari 'makhluk asing'. Banyak sekali misteri berbuntut panjang yang meneror sekolah itu ternyata sejak ada siswi yang meninggal secara serius. Bagaimana cara Jungyeon harus menghadapi semua hal yang mengganggu kerja di tempat barunya? Apakah ia harus resign atau bertahan?
Why Him?
2      2     0     
Short Story
Is he the answer?