Read More >>"> Secret in Heart (Terbuka) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Secret in Heart
MENU
About Us  

Kertas 3

London May 31, 1790

Pada tanggal 23 Mei, di umurnya yang menginjak 23 tahun sang penyidik muda resmi di nobatkan sebagai penyidik Senior di Inggris. Banyak para pemuda yang iri dengan kesempurnaan Juan. Tak terkecuali sahabatnya, Mark.

Beberapa hari berlanjut. Negara Inggris menjadi sebuah Negara maju dengan ke profesionalan para Kepolisian Inggris di bawah pimpinan Juan. Siapa yang menduga jika hari ini merupakan hari berduka bagi para penduduk Inggris.

Sang penyidik tewas dengan sebuah belati yang menancap di jantungnya, banyak rumor yang beredar bahwa penyidik telah mati terbunuh saat penyidikan di rumah Mr. Jackson.  Mendengar itu, salah satu dari mereka mengembangkan senyum piciknya.

Akulah yang tahu kebenarannya, penyidik..........

Kertas 3 itu telah robek pada bagian bawahnya.

Brak...

Kevin terlonjak kaget saat mendengar suara pintu di banting dengan keras. Ia hendak menyimpan kertas-kertas itu ke tempatnya. Saat berjongkok, Kevin menemukan lagi satu kertas yang sama. Di ambilnya kertas itu, kemudian ia membacanya.

Matanya langsung membelalak tak percaya. Ia memasukkan secarik kertas terakhir itu ke dalam saku celananya dan bergegas ke luar dari ruangan ayahanda Kevin. Profesor Louis.

Setelah itu, Kevin merasa ada seseorang yang mengikutinya, Kevin memberanikan diri menoleh ke belakang. Namun, tak ada siapa pun di sana. Ia kembali melanjutkan langkahnya.

Saat jam istirahat tiba, Kevin langsung pergi ke kelas Rose. Memastikannya.

Saat ia menyadari ada yang menginjak kakinya, Kevin mengerti mustahil Rose dapat menjangkau kakinya. Ia pun beralibi bahwa Roselah yang menginjak kakinya.
Flashback Off

"A-ayah maafkan aku. A-ku tidak tahu, tapi saat kejadian tadi....," tenggorokan Kevin terasa tercekat.

"Apa tadi Rose memejamkan matanya?" Tanya Louis

"Da-dari mana ayah tahu?"

"Kembalikan kertas yang berada di sakumu itu,"

Kevin menyerahkan kertas itu pada ayahnya, profesor Louis.

Kertas 4

New York May 31, 1790

Sang penyidik muda memiliki hubungan lain dengan gadis berparas cantik dari sebuah keluarga kaya. Keluarga Elizabeth.

Namun hubungan itu tak lama sampai sang penyidik menghilang. Mendengar kabar itu gadis yang bernama  Rose Elizabeth menjadi orang yang murung dan sulit berkomunikasi dengan rekan sebayanya maupun keluarga Elizabeth. Bahkan Elizabeth sudah mengutus beberapa pemuda dari negeri seberang untuk meminangnya. Rose tetap tak mau di jodohkan dengan siapa pun.

Ia bersumpah jika ia tidak akan pernah memiliki penyidik Juan sampai akhir hayatnya tiba, nanti keturunan terakhir dari keluarga Elizabethlah yang akan memiliki Juan. Sang penyidik Inggris.

Petir menggelegar, awan menjadi hitam pekat. Hujan turun mengguyur kota New York. Aku hanya terdiam melihat itu.

"Kamu sudah tahu semuanya, jangan sampai Rose tahu tentang ini,"

"Ayah, apa Roselah keturunan terakhir itu. Namanya begitu mirip dengan gadis  itu, apa ini sebuah kebetulan?"

"Iya Kevin, ayah berusaha menutup mata batin Rose, kamu harus tetap berada di sisinya"

"Lalu siapa yang mengetahui itu semua? Di kertas ke tiga pasti akan membongkar semuanya tapi kertas itu robek ayah,"

"Ayah pun masih mencarinya, ayah ingin memanggilnya ke mari, namun hanya pada diri Rose lah semuanya akan terbongkar."

Kevin terdiam dengan perkataan ayahnya.

Rose berjalan masuk ke perpustakaan setelah Kevin pergi menemui profesor Louis. Rose memilah buku-buku yang berjejer rapi di sana.

"Dapat," akhirnya Rose menemukan sebuah novel romance yang kemarin tak sempat di bacanya

Rose mulai mengenakan kacamata bacanya, dan membuka buku yang berjudul ALEX : HE'S MINE di bacanya dengan pelan namun pasti. Rose bukalah tipe yang suka terburu-buru.

Duk..Duk..Duk..

Sebuah suara ketukan itu terdengar di bawah meja tempat Rose membaca. Rose yang menyadari itu terus terfokus pada buku di genggamannya.

Namun semakin Rose membiarkannya, suara itu malah semakin keras terdengar.

"Hei diamlah! Aku sedang membaca," Perintah Rose tanpa mengalihkan pandangannya pada novel itu.

Duk..Duk..Duk..

Suara itu kembali terdengar. Rose yang kesal langsung melihat ke bawah meja. Matanya menyorot setiap sudut bawah meja itu. Namun, tak ada siapa pun di bawah. Rose mengernyit heran. Siapa tadi. Batinnya.

"Iam here, help me"

Duk..

"Awwhss," ringis Rose saat kepalanya membentur meja. Rose pasti akan memaki siapa pun yang tadi bersuara.

Rose langsung menutup bukunya itu kasar dan pandangannya ia tolehkan pada seorang pemuda di hadapannya.

"Bisa gak sih gak ngagetin orang,"

Sekilas cahaya menembus kaca perpustakaan dan menyorot pada wajah pemuda itu. Mata Rose langsung membelalak tak percaya.

"Kamu mahasiswa baru di sini?" Tanya Rose tiba-tiba

"Tidak, ada seseorang yang telah melenyapkanku dan semua karierku,"

"Melenyapkan? (Rose terlihat berpikir) aish sudahlah lupakan. Kamu mau baca? Nih novel ini seru, pasti kamu suka deh,"

"No, please help me," Mata Rose menatap rambutnya yang putih berkilau di terpa sinar matahari. Wajahnya putih bersih. Manik hijau gelapnya menatap ke arah Rose dengan tatapan kosong, bagai tak ada kehidupan di sana. Bibir tipis merahnya membuat Rose bersusah payah untuk menelan salivanya.

"Rose," panggilnya.

Belum selesai Rose menjelajahi setiap inci wajahnya. Pemuda itu memanggil dengan suara lembut. Bulu kuduk Rose seketika meremang.

"Apa tadi kamu memanggil namaku?"

"Rose Elizabeth," panggilnya dengan nada yang sangat lembut. Rose membelalak tak percaya, dia tahu namaku? Bagaimana? Aku baru saja mengenalnya. Batin Rose berkecamuk.

Tatapan pemuda itu mengartikan kerinduan yang sangat mendalam. Tangannya terulur untuk menyentuh wajah Rose.

"Rose!" Panggil seseorang. Rose langsung menoleh ke arah suara itu.

"Ily, ada apa?"

"Aku mencarimu, di sini rupanya, eh tunggu, tadi kamu lagi menatap apa?"

"Oh ya siapa na...." suara Rose terhenti  saat matanya tak menemukan pemuda tadi di depannya.

"Loh ke mana dia?" Gumam Rose.

"Ily tadi ada pemuda di depanku,"

"Rose ikut aku yuk. Kamu ini makanya jangan banyak melamun,"

"Tidak Ly tadi ada pemuda tampan di depanku,"

"Sudahlah, aku kan sudah bilang, jangan terlalu sering baca novel-novel romance, gini kan kamu jadi banyak berkhayal pria-pria imajinasi itu,"

"Aku tidak berkhayal tentang itu. Ily plis deh jangan coba kamu pisahkan aku dengan novel-novel yang aku suka,"

"Iya deh maaf-maaf. Pacar kamu kan si Alex pemuda tampan dalam novel itu," tunjuk Ily pada Novel yang berada pada genggaman Rose.

"Itu tahu,"

"Ahss terserah sajalah, ayo ikut aku ke kelas" pasrah Ily

Rose menyimpan buku itu ke tempatnya. Ia meninggalkan perpustakaan dan dia.

"Iam here," lirihnya.

Rose mengikuti Ily dari belakang. Hatinya merasa berat untuk meninggalkan perpustakaan tadi, merasa ada sesuatu yang tertinggal di sana.

"Ly, kamu yakin tidak melihat apa-apa?" Tanya Rose memastikan

"Tidak,"

Rose hanya mengedikkan bahunya tak peduli.

Di sisi lain.

Seorang pemuda mengitari meja yang tadi di duduki Rose. Tatapnya terfokus pada sehelai sapu tangan di atas meja.

***


"Penyidik Juan jangan mendekat, aku sedang sakit huachim," hidung gadis itu memerah akibat flu. Juan malah mendekati dan duduk di sebelahnya.

"Rose Anda kurang sehat. Mari saya antar ke kamar,"

"Tidak penyidik Juan. Nanti kamu bisa tertular. Lebih baik menjauhlah dariku," tolaknya dengan sopan.

"Apa saya harus meninggalkan Anda di taman ini sendirian?" Tanyanya lembut.

"Pergilah!"

"Baiklah," penyidik Juan bergegas pergi meninggalkan Rose yang cemberut.

"Penyidik Juaaannn!" Teriaknya. Sang pemuda tersenyum lalu berbalik menatap gadis cantik itu lelat.

"Kenapa tega meninggalkanku di sini,"

"Tadi Anda yang menyuruh saya pergi, bukan?"

"Maaf. Huachimm," penyidik langsung mengeluarkan sapu tangan putih bertuliskan prince dari dalam saku dadanya.

"Ambilah"

"Terima kasih," seutas senyum tercetak jelas pada bibir mungil gadis itu.

***


Pemuda itu meraba permukaan sapu tangan yang berada di atas meja. Matanya terfokus pada tulisan di atasnya. 'Prince'.

"Please help me," gumamnya. Wushh... seketika tubuhnya menghilang bersama asap putih.

Tadaaaaaa!! Aku udah post chapter 2 nihh. Gimana menurut kalian wqwq. Jangan lupa kasih vote dan komennnnn. Hargaiiiii dan pujiiii😅.

Aku memang ada 😱

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    Nice prolog. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' ://tinlit.com/story_info/3644 jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter Prologue
Similar Tags
Mapel di Musim Gugur
12      12     0     
Short Story
Tidak ada yang berbeda dari musim gugur tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali senyuman terindah. Sebuah senyuman yang tidak mampu lagi kuraih.
Kenzo Arashi
57      36     0     
Inspirational
Sesuai kesepakatannya dengan kedua orang tua, Tania Bowie diizinkan melakukan apa saja untuk menguji keseriusan dan ketulusan lelaki yang hendak dijodohkan dengannya. Mengikuti saran salah satu temannya, Tania memilih bersandiwara dengan berpura-pura lumpuh. Namun alih-alih dapat membatalkan perjodohannya dan menyingkirkan Kenzo Arashi yang dianggapnya sebagai penghalang hubungannya dengan Ma...
PETRICHOR
76      46     0     
Romance
Ingin tahu rasanya jungkir balik karena jatuh cinta? Novel ini menyuguhkan cerita cinta dengan cara yang berbeda. Membacanya membuatmu tahu cara memandang cinta dari 4 sudut pandang yang berbeda. "Bagi Anna, Harrys adalah kekasih yang hidup di langit. Di antara semua kekuasaan yang dimilikinya, dia tidak memiliki kekuasaan untuk menjadikan Anna miliknya." "Bagi Harrys, Ann...
Reality Record
114      72     0     
Fantasy
Surga dan neraka hanyalah kebohongan yang diciptakan manusia terdahulu. Mereka tahu betul bahwa setelah manusia meninggal, jiwanya tidak akan pergi kemana-mana. Hanya menetap di dunia ini selamanya. Namun, kebohongan tersebut membuat manusia berharap dan memiliki sebuah tujuan hidup yang baik maupun buruk. Erno bukanlah salah satu dari mereka. Erno mengetahui kebenaran mengenai tujuan akhir ma...
Ansos and Kokuhaku
73      60     0     
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain. Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan. Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini... Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...
Teori Membenci
13      13     0     
Inspirational
Terkadang sebuah pemikiran bijak suka datang tiba-tiba. Bahkan saat aku berdiri menunggu taksi di pinggir jalan.
Rumah yang Tak Pernah Disinggahi Kembali
11      11     0     
Short Story
Tawil namanya. Dia berjalan hingga ke suatu perkampungan. Namun dia tidak tahu untuk apa dia berada di sana.
One-room Couples
31      26     0     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Temu Yang Di Tunggu (up)
479      293     0     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Aku dan Saya
11      11     0     
Inspirational
Aku dan Saya dalam mencari jati diri,dalam kelabilan Aku yang mengidolakan Saya yang sudah dewasa.