Read More >>"> Memeluk Bul(a)n (12th : Hospital) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Memeluk Bul(a)n
MENU
About Us  

   Setelah keluar dari taman labirin, Tari dan Bulon segera dilarikan ke Rumah Sakit. Mereka berada di bangsal yang sama dan hanya ada tirai gantung khas rumah sakit yang membatasi jarak mereka. Ada sedikit rasa cemburu dihati Bulon, karna sedari kemarin Rizki selalu berada di samping ranjang Tari.

   “Lo manusia apa bukan sih?” tanya Surya kepada Bulon. “Dari kemarin dokter nyari urat nadi lo tapi gak ketemu-temu.”

   Surya memengi keningnya, bingung dengan makhluk cantik yang sedari kemarin membuat heboh seisi rumah sakit. “Logak sadar? Dari kemarin seisi rumah sakit heboh karna gak bisa masang infus ke tangan lo,” sambung Surya dilebih-lebihkan.

   “Emang kenapa kalau Bulon gak punya nadi?” tanya Bulon polos.

   Surya menghela nafas pasrah, dia lupa jika Bulon sering tidak menangkap maksud pembicaraannya. “Mending lo istirahat,” ujar Surya sambil menuju sofa di pojok ruangan.

   “Bul.” Tari membuka tirai  yang menghalangi. “Gue lagi makan lho ... disuapin sama Iky, lo jangan lupa makan ya.” ejek Tari.

   Bulon melihat Rizki yang sedang memegang mangkuk bubur dan sendok, dadanya terasa sesak. “Surya,” panggil Bulon.

   “Hm,” sahut Surya dingin.

   “Dada Bulon kok terasa sesak ya, terus sedikit nyeri.”

   “Lo cemburu,” ucap Surya seraya bangkit dari duduknya, menuju ke arah tirai kemudian menutupnya. “Jangan dibuka tirainya,” pungkas Surya sebelum ia kembali ke sofa.

   Bulon terbaring diam, pandangannya kosong menatap ke langit-langit kamar. Kenapa Rizki tetap di sisi Tari? Sedangkan Bulon tepat ada di samping Tari. Hati Bulon semakin nyeri, tak terasa ada tetesan air yang keluar dari matanya.

   “Surya, mata Bulon bisa ngeluarin hujan,” ucap Bulon yang masih mentap ke atas.

   “Ky, urusin Bulon ... gue capek butuh tidur,” ujar Surya yang melimpahkan tugas menjaga Bulon kepada Rizki.

   “Gak boleh! Iky Cuma boleh ngurusin gue, gak boleh ngurusin Bulon!” seru Tari menyahut perkataan Surya.

   “Tar,” panggil Rizki. “Udah ya, gue capek ngurusin lo.”

   Tanpa menunggu jawaban dari Tari, Rizki beralih ke tempat Bulon. Memandang Bulon yang masih asik menatap langit kamar, dilihatnya butiran air mata yang lolos dari mata Bulon. Ada rasa bersalah dihati Rizki, membiarkan seorang Bulon menangis merupakan penyesalan tersendiri bagi Rizki.

   “Jangan nangis,” ucap Rizki sambil menyeka air mata Bulon. “Gue ada sesuatu buat lo.”

   Rizki mengeluarkan sebuah ponsel dari saku jaketnya, diberikannya kepada Bulon. Agar Bulon bisa menghubunginya kapanpun dan dimanapun. “Ini Hp buat lo, udah ada nomer gue di situ. Jadi lo bisa nelfon gue kapanpun lo mau.”

   “Ini buat Bulon?” tanya Bulon sambil memandang ponsel yang dibawa Rizki.

   Rizki hanya mengangguk singkat untuk menjawab pertanyaan Bulon. “Makasih Iky,” sambung Bulon.

*****

   Siang ini, Bulon sudah diperbolehkan untuk pulang karna kondisinya sudah membaik. Sedangkan Tari harus tetap tinggal di rumah sakit.

   “Makasih Surya, udah nganter Bulon dengan selamat sampai di depan rumah,” ucap Bulon panjang lebar.

   “Siniin Hp lo,” pinta Surya.

   “Buat apa?”

   “Siniin.”

    Akhirnya Bulon mengalah dan memberikan ponselnya kepada Surya, dilihatnya Surya mengetik kan sesuatu. “Ini nomer gue,” ucap Surya santai.

    “Buat apa?” tanya Bulon.

    “Telfon gue kalau keadaan urgent,” ucap Surya sambil men-starter motor Black patner nya. “Gue balik.”

*****

    Malam semakin larut, Bulon terdiam memandang layar ponselnya. Dia sudah mencoba menelfon Rizki sedari sore tadi, hampir tiga puluh panggilan. Namun tidak ada satupun yang dijawab, pikirannya kembali melayang ke kejadian saat di rumah sakit tadi pagi. Disaat Rizki menyuapi Tari, dan tidur terlelap disamping Tari seraya menggenggam tangan Tari.

   Mata Bulon kembali memanas, butiran air mata kembali turun. “Kok mata Bulon hujan terus sih,” keluh Bulon seraya menghapus air matanya.

   DRTT ... DRRT ... ponsel bulon bergetar, tertera nama Rizki dilayar. Dengan segera Bulon mengangkat panggilan dari Rizki.

   “Halo, Bul,” sapa Rizki di sebrang sambungan.

   “Iya, Iky.”

   “Maaf ya, tadi gue gak angkat telfon dari lo, soalnya gue lagi repot ngurusi kepulangannya Tari.”

   “Tari udah boleh pulang?” tanya Bulon.

   “Udah, ini dia udah dirumah,” suasana hening sesaat. “Bulon udah makan?” Sambung Rizki.

   “Iky lagi di rumah Tari?” Bulon balik bertanya.

   “Iya, Bulon udah makan?”

   “Kenapa Iky gak langsung pulang ke rumah Bunda?”

   “Tari di rumah sendiri Bul, besok Mami Papinya baru balik dari luar kota.”

   “Bulon juga sendiri di rumah, Bulon gak punya Mami Papi, tapi Rizki gak kerumah Bulon,” cecar Bulon.

   “Besok gue ke rumah lo,” jawab Rizki mencoba memaklumi kecemburuan Bulon.

   “Besok Bulon sekolah,” jawab Bulon dengan nada sedikit sinis.

   “Lo  berangkat sekolah sama siapa?”

   “Sendiri.”

   “Ikyyy ... buatin susu,” suara Tari memanggil Rizki cukup terdengar lewat sambungan telepon. “Udah dulu ya, gue ada--“

   Bulon mengakhiri panggilan sepihak, dadanya terasa semakin sesak dan sakit. Bulon ingin lekas tidur agar hari ini berlalu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (11)
  • kairadish

    Aku keasyikan baca😍😍
    Goodjob kak❀

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
  • rara_el_hasan

    @ellyzabeth_marshanda ho! bulon sadis .. gk mungkin

    Comment on chapter 3rd Days : Sabtu With You, Surya Pradana Adigawa
  • ellyzabeth_marshanda

    @rara_el_hasan wkwkw nanti yg sadis malah si Bulon nya
    #spoiler alert

    Comment on chapter 3rd Days : Sabtu With You, Surya Pradana Adigawa
  • rara_el_hasan

    Pak cipto awas sadis sama bulo gue kuliti ... wkwkwkw

    Comment on chapter 3rd Days : Sabtu With You, Surya Pradana Adigawa
  • ellyzabeth_marshanda

    @yurriansan aku juga takut, takut ga dapet feel-nya

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
  • yurriansan

    Wow aku takut deh kamu buat cerita romantis Hehehe

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
  • ellyzabeth_marshanda

    Makasih kakak" udah mau mampir, happy writing ya kak😍😍😍

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
  • rara_el_hasan

    Harus baca cerita ini ... lucu, bikin sakit perut karena ketawa... authornya kreatif .. temanya unik n gk kepikir sama aq yg notabenya penulis juga ... pokoknya wajib baca. ... kalau mau hari libur kalian berwarna wajib baca mbk Bulon dan Mas Iky yg kocak

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
  • IndyNurliza

    Ceritanya Selalu menarik 😍😍😍

    Semangad dek

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
  • ellyzabeth_marshanda

    @SusanSwansh siap kak, makasih udah mampir

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
Similar Tags
P.E.R.M.A.T.A
20      7     0     
Romance
P.E.R.M.A.T.A ( pertemuan yang hanya semata ) Tulisan ini menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan cinta sejatinya namun ketika ia sedang dalam kebahagiaan kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya dan meninggalkan semua kenangan yang dia dan wanita itu pernah ukir bersama salah satunya buku ini .
TeKaWe
10      6     0     
Humor
bagaimana sih kehidupan seorang yang bekerja di Luar Negeri sebagai asisten rumah tangga? apa benar gaji di Luar Negeri itu besar?
ARRA
6      3     0     
Romance
Argana Darmawangsa. Pemuda dingin dengan sebentuk rahasia di balik mata gelapnya. Baginya, hidup hanyalah pelarian. Pelarian dari rasa sakit dan terbuang yang selama ini mengungkungnya. Tetapi, sikap itu perlahan runtuh ketika ia bertemu Serra Anastasya. Gadis unik yang selalu memiliki cara untuk menikmati hidup sesuai keinginan. Pada gadis itu pula, akhirnya ia menemukan kembali sebuah 'rumah'...
(not) the last sunset
3      3     0     
Short Story
Deburan ombak memecah keheningan.diatas batu karang aku duduk bersila menikmati indahnya pemandangan sore ini,matahari yang mulai kembali keperaduannya dan sebentar lagi akan digantikan oleh sinar rembulan.aku menggulung rambutku dan memejamkan mata perlahan,merasakan setiap sentuhan lembut angin pantai. β€œexcusme.. may I sit down?” seseorang bertanya padaku,aku membuka mataku dan untuk bebera...
Kamu, Histeria, & Logika
413      56     0     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Serpihan Hati
127      29     0     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
Maroon Ribbon
286      221     1     
Short Story
Ribbon. Not as beautiful as it looks. The ribbon were tied so tight by scars and tears till it can\'t breathe. It walking towards the street to never ending circle.
God's Blessings : Jaws
12      5     0     
Fantasy
"Gue mau tinggal di rumah lu!". Ia memang tampan, seumuran juga dengan si gadis kecil di hadapannya, sama-sama 16 tahun. Namun beberapa saat yang lalu ia adalah seekor lembu putih dengan sembilan mata dan enam tanduk!! Gila!!!
The Diary : You Are My Activist
131      28     0     
Romance
Kisah tentang kehidupan cintaku bersama seorang aktivis kampus..
A Slice of Love
4      4     0     
Romance
Kanaya.Pelayan cafe yang lihai dalam membuat cake,dengan kesederhanaannya berhasil merebut hati seorang pelanggan kue.Banyu Pradipta,seorang yang entah bagaimana bisa memiliki rasa pada gadis itu.