Read More >>"> Memeluk Bul(a)n (13th : Senin Ngebosenin) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Memeluk Bul(a)n
MENU
About Us  

   TIN ... TIN ... suara klakson motor dari luar rumah Bulon. Hari ini Rizki tidak bersekolah, dia harus menemani Tari. Namun, Rizki menyempatkan diri untuk mengantar Bulon ke sekolah, dia harus memastikan bahwa Bulon tiba dengan selamat sentosa di depan pintu gerbang SMA Garuda.

   “Pagi, Bul,” ucap Rizki saat melihat Bulon keluar dari gerbang rumahnya. “Udah siap sekolah?”

   Bulon tidak menjawab sapaan dan pertanyaan Rizki, Bulon sibuk memandang dari atas ke bawah. Rizki tidak memakai sragam, itu berarti Rizki tidak masuk sekolah hari ini. “Iky hari ini gak masuk?”

   “Iya.”

   “Terus ngapain kesini?”

   “Gue mau anter lo ke sekolah, buruan naik,” pinta Rizki pada Bulon.

   “Gak usah repot-repot, Bulon bisa berangkat sendiri,” tolak Bulon.

   Rizki turun dari motornya, menghampiri Bulon yang masih berdiri di depan gerbang rumahnya. Rizki melihat penampilan Bulon yang berbeda dari biasanya, wajah Bulon sangat pucat, ditambah dengan mata yang sembab, dan rambut yang tak teratur.

   “Lo kenapa? Masih sakit?” tanya Rizki seraya menempelkan punggung tangannya ke dahi Bulon, memastikan suhu tubuh Bulon. “Kalau masih sakit gak usah sekolah dulu.”

   Mata Bulon mulai memanas, jantungnya berdegup kencang, dadanya mulai terasa sesak, dan tetesan air mata sudah membentuk aliran sungai di pipi Bulon. “Dari semalem mata Bulon ngeluarin hujan terus, Bulon jadi gak bisa tidur, terus Bulon susah nafas.” Jujur Bulon.

   “Kenapa? Kok matanya hujan?” tanya Rizki mengikuti jalan bicara Bulon. “Bulon cemburu?”

   “Iky banyak tanya deh, nanti Bulon bisa telat sekolah,” ucap Bulon sambil berjalan nkearah motor Rizki. “Ayo, anter Bulon sekolah.”

   Rizki hanya geleng-geleng melihat tingkah Bulon, sebelum menaiki motornya Rizki merapikan rambut Bulon dan mengusap lembut pipi Bulon.

   “Jangan nangis, cantik. Aku gak suka kalau lihat kamu nangis,” ucap Rizki lembut.

*****

   Pelajaran Geogrefi menjadi penutup dihari senin, pak Cipto  tidak bisa hadir untuk mengajar karna sedang ada rapat, sebagai gantinya beliau meninggalkan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Kelompok dibagi menjadi 6, Bulon satu kelompok dengan Surya, Anjelo, Alvi, Agnez, dan Rizki.

   “Lapisan Atmosfer terdiri dari?” Alvi membacakan soal.

   “Oksigen 21%, Nitrogen 78%, Karbon dioksida 0,3%, Argon 1%, dan Helium 1%,” jawab Bulon malas.

   “Widih, si Bunglon pinter,” kata Anjelo sambil mengacungkan kedua jempolnya.

   Sedangkan Bulon hanya tersenyum tipis, hari ini Bulon tidak seceria biasanya. Penampilannya pun sangat berbeda, terlihat acak-acakan dan menyedihkan, rupanya penampilan Bulon mengetuk pintu iba dihati Surya.

   Jam pulang telah tiba, semua murid segera menghambur keluar sekolah, seolah-olah mereka adalah burung yang baru terbebas dari sangkarnya. Sedangkan Ara dan Bulon memilih duduk di taman sekolah, sekedar bertukar cerita atau membicarakan drakor yang belum selesai mereka tonton.

   Mengobrol dengan Ara membuat perasaan Bulon sedikit membaik, namun setelah Ara pulang, hati Bulon kembali terasa remuk. Akhir-akhir ini Kafe Bunda juga sering tutup. Dengan lesu Bulon bangkit dari duduknya, melangkahkan kaki menuju ke gerbang utama. Sekolah sudah sepi, sangat sepi, seperti hati Bulon saat ini. Sepi tak berpenghuni.

   DRTT... DRRTT ...

   Ponsel Bulon berdering nyaring, Bulon mengeluarkan dari saku, menatap layar ponsel. Surya menelfonnya, tak mau membuat Surya menunggu, Bulon segera mengangkat telfonnya.

   “Hal—“

   “Gue tunggu lo di rooftop, sekarang,” ucap Surya dengan nada perintah, setelah itu sambungan ditutup sepihak oleh Surya.

   Dengan terpaksa Bulon harus kembali memutar langkahnya, menuju kedalam sekolah lagi untuk menemui Surya. Bulon belum pernah naik ke rooftop sekolahnya, ini yang pertama bagi Bulon. Saat sampai di rooftop, Bulon melihat Surya sedang duduk di tepian rooftop.

   “Surya, Surya ngapain di situ? Mau bunuh diri?” tanya Bulon panik.

   “Gak,” balas Surya.

   “Sini, duduk samping gue,” sambung Surya sambil menepuk sisi kanan tempat Surya duduk.

   “Gak mau! Nanti Surya dorong Bulon terus Bulon jatuh, habis itu surya ketawa jahat sambil bilang ‘Mampus lo!’ , iya kan?” tanya Bulon yang lebih mengarah ke tuduhan terhadap Surya.

   “Lo dapet adegan seromantis itu darimana?”

   “Dari drakor.”

   Surya bangkit dari duduknya, melangkah ke arah Bulon. “Gue gak sejahat itu,” ucap Surya lembut.

   “Ayo, ikut gue duduk di sana,” sambung Surya.

   Akhirnya Bulon menurut dan mengikuti Surya duduk di tepian rooftop, mereka saling diam. Membiarkan sepoian angin sore menerpa wajah mereka, sesekali Surya memandang Bulon. Sedangkan yang ditatap masih diam dengan tatapan mata kosong.

   “Bul,” ucap Surya memecah kesunyian. “Lo tahu jenis-jenis hujan?”

   Bulon masih diam, sepertinya lamunan Bulon lebih menarik daripada pertanyaan dari Surya. Tangan Surya terjulur, menggemgam tangan Bulon yang berada di pangkuan.

   “Bulon,” panggil Surya sekali lagi dengan nada lembut.

   “Eh, iya, Surya,” jawab Bulon setelah tersadar dari lamunannya. “Ada apa?”

   “Lo tahu jenis-jenis hujan?” Surya mengulangi pertanyaannya tadi.

   “Tahu Surya, memang kenapa?”

   “Coba sebutin, sekalian sama faktor penyebab terjadinya hujan itu.”

   “Ada hujan zenith yang merupakan akibat dari pemanasan sinar matahari, hujan orografis disebabkan karna hujan basah yang dipaksa naik ke pegunungan, hujan frontal itu akibat percampuran massa udara basah dengan udara panas, lalu hujan drizle atau sering disebut hujan es dan terakhir ada hujan buatan,” penjelasan Bulon secara gamblang.

   “Kalo hujan dari mata lo, disebabkan oleh siapa?” tanya Surya sambil menatap Bulon.

   “Bulon gak tau,” ucap Bulon seraya menundukan kepalanya. “Karna Iky, mungkin.”

   “Kalo tahu karna Rizki kenapa lo masih deket sama dia?”

   “Maksud Surya apa?” tanya Bulon sambil menarik tangannya dari gengaman Bulon. “Surya mau Bulon jauhin Iky?”

   “Bukan gitu, Bul, gue cum—“

   “Bulon mau pulang,” ucap Bulon seraya berdiri dari duduknya. “Surya inget ya, jangan pernah nyuruh Bulon buat jauhin Rizki,” peringatan Bulon.

  “Karna Iky itu anak baik, jadi Bulon gak akan mungkin jauhin Iky,” sambung Bulon sebelum melangkah pergi meninggalkan Surya.

   Surya hanya diam, memandang kepergian Bulon. Dia memikirkan apa yang baru saja dia lakukan? Untuk apa dia menyuruh Bulon datang ke rooftop? Untuk apa dia mengenggam tangan Bulon? Dan atas dasar apa dia menyuruh Bulon menjauh dari Rizki?

   “Lo gak bisa menjauh karna lo suka sama Rizki, Bul,” lirih Surya. “Dasar Surya bego! Ngapain juga ngurusin hidup orang lain, hidup lo aja gak ke urus,” sambung Surya menyalahkan dirinya sendiri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (11)
  • SusanSwansh

    Wow. Dia udah bikin ceritanya yg kedua. Liz mampir di Bloody Mary dong. Hehe

    Comment on chapter Bulan dan Ksatria Bintang
Similar Tags
U&O
0      0     0     
Romance
U Untuk Ulin Dan O untuk Ovan, Berteman dari kecil tidak membuat Rullinda dapat memahami Tovano dengan sepenuhnya, dia justru ingin melepaskan diri dari pertemanan aneh itu. Namun siapa yang menyangkah jika usahanya melepaskan diri justru membuatnya menyadari sesuatu yang tersembunyi di hati masing-masing.
Cinta Datang Tanpa Menyapa
3      3     0     
Short Story
Setelah Reina menolong Azura, dia mendapat kesempatan untuk kuliah di Jepang. Kehidupanya selama di Jepang sangat menyenangkan sampai hari dimana hubungan Reina dengan keluarga Azura merenggang, termasuk dengan Izana.salah satu putra Azura. Apa yang sebenarnya terjadi? dan mengapa sikap Izana berubah?
Kesetiaan
5      5     0     
Short Story
Cerita tersebut menceritakan tentang kesetiaan perasaan seorang gadis pada sahabat kecilnya
Rindu
4      4     0     
Romance
Ketika rindu mengetuk hatimu, tapi yang dirindukan membuat bingung dirimu.
Nadine
52      14     0     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...
HAMPA
3      3     0     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
Game of Dream
11      8     0     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...
Bersua di Ayat 30 An-Nur
14      6     0     
Romance
Perjalanan hidup seorang wanita muslimah yang penuh liku-liku tantangan hidup yang tidak tahu kapan berakhir. Beberapa kali keimanannya di uji ketaqwaannya berdiri diantara kedengkian. Angin panas yang memaksa membuka kain cadarnya. Bagaimana jika seorang muslimah seperti Hawna yang sangat menjaga kehormatanya bertemu dengan pria seperti David yang notabenenya nakal, pemabuk, pezina, dan jauh...
SEPATU BUTUT KERAMAT "Antara Kebenaran & Kebetulan"
37      12     0     
Humor
Bukan sesuatu yang mudah memang ketika dalam hidup berhadapan dengan hal yang membingungkan, antara kebenaran dan kebetulan. Inilah yang dirasakan oleh Youga dan Hendi saat memiliki sebuah Sepatu Butut Keramat....
the Overture Story of Peterpan and Tinkerbell
3      3     0     
Romance
Kalian tahu cerita peterpan kan? Kisah tentang seorang anak lelaki tampan yang tidak ingin tumbuh dewasa, lalu seorang peri bernama Tinkerbell membawanya kesebuah pulau,milik para peri, dimana mereka tidak tumbuh dewasa dan hanya hidup dengan kebahagiaan, juga berpetualang melawan seorang bajak laut bernama Hook, seperti yang kalian tahu sang peri Tinkerbell mencintai Peterpan, ia membagi setiap...