Read More >>"> Venus & Mars (4 - Mykonos) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Venus & Mars
MENU
About Us  

Bunyi alarm ponsel membuat Apy mengerutkan keningnya dalam-dalam. Meski kantuk masih menyergapnya, ia berusaha meraih benda pipih itu dan mematikan bunyi yang mengganggu tidurnya. Dilihatnya jam telah menunjukkan pukul 08.10. Saat ini rombongan pasti sudah berangkat menuju destinasi wisata yang di tuju. 

Apy segera terlonjak saat menyadari apa yang telah terjadi. Gadis itu segera menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Namun bukan karena ia ingin mengejar bus rombongan yang meninggalkannya, tapi ia telah berjanji akan bertemu pukul 8 bersama Ares. Semalam setelah bergulat dengan pikirannya, akhirnya Apy mengiyakan ajakan Ares untuk kembali bepergian bersamanya. Karena ini hari terakhirnya di Yunani, Apy berharap hari ini akan ditutup oleh sesuatu yang indah. Yang membuatnya selalu ingat akan kenangannya hari ini.

Entah kenapa Apy merasa sangat bersemangat. Apalagi saat memikirkan jika sebentar lagi akan bertemu dengan lelaki yang baru di kenalnya kemarin itu. Apy tidak tau apa yang terjadi padanya. Yang ia tahu, ada sesuatu dari diri Ares yang membuat otak Apy dibanjiri oleh dopamin sehingga membuatnya sangat senang. Apy buru-buru menghabiskan jatah sarapannya dan segera menuju loby hotel untuk bertemu Ares.

Sama seperti kemarin, laki-laki itu memakai celana sobek-sobek khasnya, kaos hitam, lengkap dengan jaket kulit, ransel dan sepatu conversenya. Hanya ada satu yang berubah. Kali ini Ares mengikat rambut gondrongnya kebelakang sehingga menampakkan wajah putihnya dengan dahi yang lebar. Setidaknya hari ini Ares terlihat lebih rapi dan segar tanpa rambut yang menutupi wajahnya. Dan saat ini lelaki itu sedang menyenderkan punggungnya pada tembok samping pintu masuk seraya memainkan ponselnya.

"Kau menunggu lama?" tanya Apy dengan nada sedikit menyesal.

"Kalau itu kau, aku tidak masalah harus menunggu berapapun lamanya." ucap Ares yang membuat Apy mati-matian menggigit bibirnya untuk menahan senyuman.

Ares pun muli berjalan keluar hotel diikuti oleh Apy.

"Jangan berjalan di belakangku, kau seperti sedang menguntitku." ucap Ares segera menarik tangan Apy hingga keduanya berjalan berdampingan.

"Jadi, hari ini kita kemana?" tanya Apy.

"Kita akan ke piraeus dan naik kapal ke Mykonos."

"Kau serius?" 

Bukan apa-apa, hanya saja Apy sedikit tidak menyangka jika ia akan pergi ke Mykonos, salah satu tempat di Yunani yang sangat ingin ia kunjungi. Awalnya Apy sendiri hendak menolak acara tour kampus ini karena rombongan tidak akan mengunjungi Mykonos. Menurut jadwal, rombongan hanya akan berkeliling di sekitar kota Athena saja. Namun, berkat dorongan Ibunya, Apy pun terpaksa ikut acara ini. Tapi sekarang, Apy sadar bahwa kau harus menuruti apa kata Ibumu karena apapun itu pasti itu yang terbaik untukmu. Buktinya, kini Apy bisa mengunjungi Mykonos bersama seorang lelaki yang baru dikenalnya kemarin.

"Maaf, aku hanya bisa mengajakmu ke Mykonos. Jika kita ke santorini hari ini, itu terlalu jauh dan akan membuang-buang waktu. Belum lagi kita akan take off besok pagi." jelas Ares.

"Apa kau bercanda? Aku justru sangat senang kita bisa mengunjungi Mykonos." seru Apy terlampau ceria hingga membuat Ares terkekeh geli seraya mengacak pelan rambut gadis di hadapannya sebelum menaiki bus menuju Piraeus.

"Berapa lama untuk sampai ke pelabuhan Piraeus?" tanya Apy saat ia sudah mulai bosan di dalam bus. 

Entah apa yang sedang Ares lakukan, tapi lelaki itu nampak sangat sibuk dengan laptop dihadapannya. Di layar laptop menampakkan tulisan-tulisan yang Apy sendiri tidak mengerti. Apy akui bahwa dirinya bukanlah mahasiswa pintar atau memiliki IQ diatas rata-rata, namun apa yang ada di laptop Ares benar-benar sulit dipahami. Apy semakin percaya jika laki-laki disampingnya ini bukan sekedar mahasiswa yang sedang menunggu wisuda. Tapi, satu hal yang harus Ares tau, bahwa kini Apy hampir mati kebosanan. 

"Entahlah, mungkin 20 sampai 30 menit. Jika dihitung dari sekarang, mungkin 10 menit lagi." jawab Ares tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Apy mendengus kesal, baru 10 menit yang lalu ia berangkat, tapi sekarang ia merasa sangat bosan.

"Lalu, kapan kita akan sampai di Mykonos?" tanya Apy lagi.

"Sekitar 5 sampai 6 jam dari pelabuhan Piraeus." jawab Ares.

Apy mengerucutkan bibir sebal. Itu artinya dia harus rela menemani lelaki yang sibuk dengan laptopnya itu selama hampir 5 jam. Apy sedang berpikir mimpi buruk apa lagi ini.

"Jadi kita akan sampai di sana saat sore hari?" tanya Apy lagi.

"Kemungkinan besar iya, tapi tenang saja. Aku sudah merencanakan segalanya. Aku pastikan kau akan senang menikmatinya." 

Apy semakin mengerucutkan bibirnya sebal. Padahal ia ingin sekali berlama-lama di pulau itu.

"Hei, sejak kapan kau berakting gaya bebek?" ucap Ares saat melihat Apy.

"Siapa yang peduli jika aku berakting gaya bebek." jawab Apy cuek.

"Kau marah?"

"Tidak."

"Ya, kau jelas sedang marah,"

"Terserah, tapi aku lebih suka angsa dari pada bebek, mereka terlalu berisik." jawab Apy sembarangan.

"Oh ya? Aku juga suka angsa. Mereka melambangkan cinta dan kesetiaan."

Apy hanya diam tidak mau menanggapi.

"Jadi kau benar-benar marah?" 

"Hei?"

"Apy?"

"Aphrodite?"

Entah kenapa Apy tiba-tiba merasakan desiran aneh disaat Ares menyebutkan nama lengkapnya. Ini adalah pertama kalinya Ares memanggilnya Aphrodite, bukannya Apy. Sepertinya otak Apy kembali dipenuhi oleh dopamin yang membuatnya merasa bahagia. Apy berusaha sekuat tenaga agar tidak terlihat sedang menahan tawa.

"Hei, Kau sedang mengerjaiku!!" seru Ares yang membuat Apy terbahak kencang begitu juga Ares.

Sudah lama rasanya Apy tidak tertawa selepas ini bersama seorang lelaki. Meski penyebabnya adalah hal sepele yang tidak lucu sama sekali.

Tawa keduanya pun berhenti saat tau bahwa kini mereka telah sampai di pelabuhan Piraeus atau biasa disebut Piraeus Harbour. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan terbesar di Yunani dan salah satu terbesar di laut mediterania dan eropa. Pantas saja aktivitas di pelabuhan ini tidak bisa dibilang sepi. Dari mulai bongkar muat barang, hilir mudik penumpang, hingga kapal-kapal yang singgah sementara.

Ares segera merapikan laptopnya dan turun diikuti oleh Apy.

"Awas hilang," ucap Ares seraya menggenggam tangan Apy. 

Mereka pun segera membeli tiket dan menaiki kapal. Tidak ada yang menarik didalam kapal. Apy tidak sedang menaiki kapal high class dengan berbagai macam fasilitas unggulannya. Ini hanyalah kapal penumpang biasa dengan rute Piareus-Mykonos. 

"Apa kita tidak mendapat kursi?" tanya Apy.

Saat ini kedunya sedang berada di bagian outdoor kapal, berdiri bersisian seraya menatap lautan biru nan luas dihadapannya. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Namun cuaca yang panas, membuat Apy sedikit merasa pusing.

"Aku memesan tiket untuk deck. Ku pikir kita tidak memerlukan kursi." jawab Ares.

Deck adalah jenis pilihan kursi dikapal dimana jika kita memilihnya, kita belum tentu mendapatkan kursi. Kursinya terbatas dan bisa jadi tidak mendapat kursi, jika sudah begitu agar dapat duduk kita harus memesan makanan di cafe kapal untuk dapat duduk berjam-jam disana.

"Kenapa kau memilih untuk tidak duduk?" tanya Apy.

"Karena ini siang hari, jadi kupikir akan lebih baik jika kita menikmati angin dan pemandangan laut dari atas kapal. Bukankah ini sangat indah?" 

"Selama kurang lebih 5 jam?"

Ares nampak mengerutkan alis seolah berpikir sebelum ia menjawab,

"Kau benar. Pasti melelahkan." ucap Ares dengan muka menyesal.

"Maaf, harusnya aku menanyakan tentang ini padamu sebelum memutuskan. Tapi....." lanjut Ares.

"Apa?"

"Sejujurnya aku tidak keberatan jika harus berdiri lama asalkan ada kamu disampingku." ucap Ares yang langsung mengalihkan pandangannya kearah laut lepas.

Dan saat ini Apy bisa merasakan rasa hangat yang menjalar di pipinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • yurriansan

    dari pembukaan udah keren bangeeet. sukak, settingnya juga keren Yunani. no comment untuk soal tulisan udah sip menurutku.

    Salam kenal. Mampir ya, ke Three Boys and A man, kayaknya butuh bnyk masukan disnana.trims.

    Comment on chapter 0 - Leof. Andrea Syngrou Avenue
  • rara_el_hasan

    @Aysiap kak

    Comment on chapter 0 - Leof. Andrea Syngrou Avenue
  • Ay

    @rara_el_hasan Makasih udah mau mampir, semoga aku bisa buat cerita sesuai harapan para pembaca :))

    Comment on chapter 0 - Leof. Andrea Syngrou Avenue
  • rara_el_hasan

    wah setting tempat dan dewa dewi yunani ... trus dikemas dalam setting modern ,,, lanjutin kak aku memanti

    Comment on chapter 0 - Leof. Andrea Syngrou Avenue
Similar Tags
LELAKI DENGAN SAYAP PATAH
20      7     0     
Romance
Kisah tentang Adam, pemuda single yang sulit jatuh cinta, nyatanya mencintai seorang janda beranak 2 bernama Reina. Saat berhasil bersusah payah mengambil hati wanita itu, ternyata kedua orang tua Adam tidak setuju. Kisah cinta mereka terpaksa putus di tengah jalan. Patah hati, Adam kemudian mengasingkan diri dan menemukan seorang Anaya, gadis ceria dengan masa lalu kejam, yang bisa membuatnya...
Attention Whore
2      2     0     
Romance
Kelas dua belas SMA, Arumi Kinanti duduk sebangku dengan Dirgan Askara. Arumi selalu menyulitkan Dirgan ketika sedang ada latihan, ulangan, PR, bahkan ujian. Wajar Arumi tidak mengerti pelajaran, nyatanya memperhatikan wajah tampan di sampingnya jauh lebih menyenangkan.
Damn, You!!
23      10     0     
Romance
(17/21+) Apa yang tidak dimilikinya? Uang, mobil, apartemen, perusahaan, emas batangan? Hampir semuanya dia miliki kecuali satu, wanita. Apa yang membuatku jatuh cinta kepadanya? Arogansinya, sikap dinginnya, atau pesonanya dalam memikat wanita? Semuanya hampir membuatku jatuh cinta, tetapi alasan yang sebenarnya adalah, karena kelemahannya. Damn, you!! I see you see me ... everytime...
Sampai Kau Jadi Miliku
15      6     0     
Romance
Ini cerita tentang para penghuni SMA Citra Buana dalam mengejar apa yang mereka inginkan. Tidak hanya tentang asmara tentunya, namun juga cita-cita, kebanggaan, persahabatan, dan keluarga. Rena terjebak di antara dua pangeran sekolah, Al terjebak dalam kesakitan masa lalu nya, Rama terjebak dalam dirinya yang sekarang, Beny terjebak dalam cinta sepihak, Melly terjebak dalam prinsipnya, Karina ...
Kisah Kasih di Sekolah
9      5     0     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
ALUSI
48      4     0     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
By Your Side
2      2     0     
Short Story
Syrena dan mimpinya untuk berada di atas es.
ISTRI DADAKAN
11      6     0     
Romance
Orang sering bertanya, kapan aku akan menikah. kujawab "Sudah." Kupikir ini selesai saat orangtuaku ingin tahu bagaimana sih bentuk isteriku itu. Kujawab "Iya, nanti Mam," aku kelimpungan sendiri. ditanya sejak kapan kujawab saja setahun yang lalu. Eh gak tahunya KTP dimintain sebagai tanda bukti. Kubilang saja masih proses. Sialnya lagi karena aku belum menikah ayah mengaju...
Rose The Valiant
42      11     0     
Mystery
Semua tidak baik-baik saja saat aku menemukan sejarah yang tidak ditulis.
Ti Amo
3      3     0     
Romance
“Je t’aime, Irish...” “Apa ini lelucon?” Irish Adena pertama kali bertemu dengan Mario Kenids di lapangan saat masa orientasi sekolah pada bulan Juli sekitar dua tahun yang lalu. Gadis itu menyukainya. Irish kembali bertemu dengan Mario di bulan Agustus tahun kemudian di sebuah lorong sekolah saat di mana mereka kembali mencari teman baru. Gadis itu masih menyukainya. Kenyataannya...