Read More >>"> WEIRD MATE (REZEQI: Calon Manager?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - WEIRD MATE
MENU
About Us  

Aku duduk di bangku di depan loker penyimpanan baju ganti. Di saat semua anggota tim basket sedang berganti pakaian, aku masih betah dengan seragam putih abu-abuku. Hari ini tugasku hanya memantau perkembangan latihan. Entah sejak kapan aku jadi kapten basket sekolah. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi kapten basket sekolah. Tapi atas kesepakatan bersama, kapten basket sekolah menjadi posisiku.

“Ki, gimana perkembangannya?” tanya Bayu seraya duduk disebelahku. Bayu ini teman sekelasku waktu kelas satu.

“Nggak banyak,” balasku.

“Wah ...  gila! Udah latihan tiap hari, masih aja belum ada peningkatan.”

“Makanya, elu rajin latihan dong, bukan rajin nge-date!” sahutku.

“Heh, emang kapan?”

Aku tergelak. “Yaudah, yuk mulai!” lanjutku sambil berjalan ke arah pintu ruang ganti. Belum cukup tiga langkah, seseorang membuka pintu itu dengan kuat dan segera menutupnya. Sontak saja aku kaget. Begitupun dengannya. Dengan cepat dia berbalik dan berusaha membuka pintu yang sudah duluan aku tahan.

Aku menatap gadis itu dengan takjub. Dilihat dari warna dasinya, dia siswi kelas satu. Sebegitu bego-kah dia, hingga tidak bisa baca papan nama yang ada di depan pintu?

“Kamu tau ini ruangan apa?” tanyaku.

“Emang apaan, kak?” ujarnya sambil menatapku kebingungan.

Aku berkacak pinggang. “Elu mau lihat adegan ini, kan?”

“Enggak kok kak, saya cuma sembunyi dari kejaran teman …,” balasnya. Selang beberapa detik dari kejauhan terdengar suara gaduh dari ujung koridor C. “Nah yang itu kak!” sambungnya.

Aku tersenyum tipis, “Bay, lu kurung nih cewek!” ucapku dan kembali melanjutkan perjalananku menuju lapangan basket indoor. Dengan santai aku berjalan di sepanjang koridor C. Beberapa siswi yang belum pulang, menatapku dengan kagum. Aku tak mempedulikannya. Sampai akhirnya beberapa siswi berlari dengan sangat berisik ke arahku.

“Permisi, kak!” sapa salah seorang siswi dari gerombolan itu. Dua siswi lainnya menatapku. Mungkin mereka sedang memikirkan sesuatu di kepala mereka. Terlihat sekali dari ekspresi matanya menatapku.

“Ya?” sahutku sekenanya.

“Aku mau tanya, tadi liat cewek lari ke arah sini nggak kak?” tanya siswi itu.

“Cewek?”

“Iya kak, cewek rambut sebahu pake ransel warna biru elektrik, kak,” jelasnya.

“Oh di ....” Aku berhenti. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, kejadian di ruang ganti barusan. Jelas-jelas cewek yang dicari ini adalah cewek yang menerobos masuk ke ruang ganti. Haruskah aku membantunya? Tapi... teman-temannya terlihat ingin menghabisinya.

“Dimana, kak?” ulangnya.

“Di ujung koridor itu, belok kiri ....” Melihat ekspresi ketiga siswi itu mendengarkanku dengan seksama, membuatku menjadi semakin bersemangat. “Nanti di depan laboratorium Biologi itu belok kanan. Nah, dia sembunyi di situ!” kataku.

“Makasih ya kak!” ujar mereka serempak dan berlalu meninggalkanku.

Aku menatap punggung ketiga siswi yang mulai pergi menjauh. Dengan gesit, aku berlari kecil kembali ke ruang ganti. Baru saja aku menginjakkan kaki di ruang ganti, aku langsung bergabung dengan percakapan yang sedang terjadi.

“Manajer?” Manajer tim cewek atau cowok?” tanyaku penasaran.

“Cowok dong! Biar bisa jadian sama kapten timnya,” ujarnya.

Aku melongo. Aku sama sekali nggak nyangka kalau cewek di hadapanku ini berani berkata seperti itu. Apakah dia tidak tahu, sebenarnya dia sedang berbicara dengan si kapten basket sendiri? Tapi belum sempat aku melanjutkan pertanyaan, cewek itu sudah menyela duluan sebelum dia berlari meninggalkan ruang ganti. “Makasih ya, Kak! Udah ngusir teman-temanku!” katanya tulus dengan senyum yang cukup manis, membuatku agak canggung.

“Jadi latihan nggak nih?” tanya Bayu membuyarkan lamunanku. Aku menoleh tanpa mengucapkan satu katapun. “Yuk!” lanjut Bayu.

“Ki, cewek kelas satu tadi siapa?” seru salah seorang anggota tim basket yang menghampiriku. Aku hanya diam saja, tidak mau melanjutkan pembicaraan itu. Lagi pula, aku bukan tipe cowok yang suka membahas orang yang nggak aku kenal, apalagi cewek. Karena secara otomatis, otakku nggak akan berminat untuk berpikir kesitu. Yang aku pikirkan hanya urusanku saja. Bagiku, itulah hidup, Jangan pernah memikirkan orang lain, karena orang itu belum tentu pernah untuk memikirkan kita. Dengan begitu, kita tidak akan pernah terseret masuk ke permasalahan hidup orang lain, apalagi merusak kehidupannya.

Perlahan aku berjalan meninggalkan ruang ganti menuju lapangan basket indoor, mengikuti anggota tim yang sudah duluan. Ya, inilah salah satu keunggulan SMA Adiwijaya. Sekolah ini memiliki lapangan basket indoor. Jadi walaupun hujan dan panas, kami tetap bisa latihan seperti ini.

Aku duduk di bangku rotan di pinggir lapangan. Seperti halnya tugasku hari ini, sambil duduk manis, aku memperhatikan anggota timku dan membuat beberapa catatan kecil. Tiba-tiba sebuah bola lasket mendarat tepat mengenai kepalaku.

“Woy!” panggil Bayu, menyadarkan lamunanku.

 “Hei, elu bisa nggak sih, bedain mana yang ring dan mana yang kepala orang?” teriakku seraya memegang kepala.

“Bisa lah! Gua cuma mau nyoba, kali aja elu bisa berubah jadi ring!” jawab Bayu asal-asalan, tawanya pecah. “Elu ngapain sih bengong? Memikirkan nasib tim ini atau masih mikirin anak baru yang belagu itu?” tanyanya ketika berjalan ke arahku yang sedang duduk dan meminum air mineral yang ada di dekatku. Bayu menirukan iklan sirop secara berlebihan. Aku menghela napas berat dan mengoyangkan botol minum Bayu, iseng. Airnya tumpah mengenai baju Bayu.

“Lu tunggu ya pembalasan gua!” kata Bayu seraya menggulung lengan bajunya. Aku mengambil ancang-ancang untuk kabur dari Bayu, alih-alih mau marah, Bayu malah tersenyum melihatku.

“Elu kenapa Bay? Barusan, jadi model iklan sirop gagal, sekarang senyum-senyum nggak jelas. Jangan-jangan elu?” ucapku jijik. 

Bayu mendengus, “Jangan bilang elu kesengsem sama anak baru tadi?” ujarnya. Aku memandang Bayu dengan tatapan aneh.

“Kenapa lu tanya-tanya gitu? Lu suka ya, sama dia?”

“Nggak lah!” seru Bayu refleks. “Eh, Ki, tawaran dia tadi bagusnya kita terima aja! Dijamin deh, tim kita jadi tambah kompak,” kata Bayu.

“Mau jadi apa tim kita? Anak baru, jadi manager? Cewek pula,” keluhku jengkel.

Bayu mengerutkan keningnya. “Kenapa enggak? Soalnya kan jarang manajer tim cowok itu cewek!”

“Keuntungannya apa?” pancingku cepat.

Bayu keliatan memeras otaknya. “Oh, itu!” serunya keras. “Apa, ya?”

“Lah, kok lu jadi bingung sendiri, sih?” Gantian aku yang penasaran.

“Hmm.. nggak apa-apa sih,” gumamnya pelan. “Gimana kalau kita tes dulu?” sambungnya. Aku mendelik heran. Ini anak kenapa ngebet banget sama anak baru tadi ya? Bukan apa-apa sih, tapi, apakah semuanya akan baik-baik saja jika dia berada di sekitarku?

“Ki?” panggil Bayu, membuatku tersadar.

“Nanti gua pikir-pikir lagi,” sahutku cepat. []

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Confession
325      258     1     
Short Story
Semua orang pasti pernah menyukai seseorang, entah sejak kapan perasaan itu muncul dan mengembang begitu saja. Sama halnya yang dialami oleh Evira Chandra, suatu kejadian membuat ia mengenal Rendy William, striker andalan tim futsal sekolahnya. Hingga dari waktu ke waktu, perasaannya bermetamorfosa menjadi yang lain.
Slash of Life
79      19     0     
Action
Ken si preman insyaf, Dio si skeptis, dan Nadia "princess" terpaksa bergabung dalam satu kelompok karena program keakraban dari wali kelas mereka. Situasi tiba-tiba jadi runyam saat Ken diserang geng sepulang sekolah, kakak Dio pulang ke tanah air walau bukan musim liburan, dan nenek Nadia terjebak dalam insiden percobaan pembunuhan. Kebetulan? Sepertinya tidak.
Double F
6      3     0     
Romance
Dean dan Dee bersahabat sejak lama. Dean tahu apa pun tentang Dee, tapi gadis itu tak tahu banyak tentangnya. Seperti cangkang kapsul yang memang diciptakan untuk menyamarkan bahkan menutupi rasa pahit serta bau obat, Dean pun sama. Dia mengemas masalah juga kesedihannya dengan baik, menutup pahit hidupnya dengan sempurna. Dean mencintai Dee. Namun hati seorang Dee tertinggal di masa lalu. Ter...
The Journey is Love
7      3     0     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
Snow
29      9     0     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
When You Reach Me
21      14     0     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...
Cheonita
22      5     0     
Romance
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s ...
Trainmate
28      12     0     
Romance
Di dalam sebuah kereta yang sedang melaju kencang, seorang gadis duduk termangu memandangi pemandangan di luar sana. Takut, gelisah, bahagia, bebas, semua perasaan yang membuncah dari dalam dirinya saling bercampur menjadi satu, mendorong seorang Zoella Adisty untuk menemukan tempat hidupnya yang baru, dimana ia tidak akan merasakan lagi apa itu perasaan sedih dan ditinggalkan. Di dalam kereta in...
Perihal Waktu
3      3     0     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"
REASON
59      20     0     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...