Read More >>"> I'm Growing With Pain (Doubt) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Growing With Pain
MENU
About Us  

Aku pernah menginginkan kehidupan sekolah yang normal dan biasa-biasa saja namun itu sebelum Arza masuk ke dalamnya dan mengubah segalanya. Dunia remajaku adalah tentang perasaan terlarangku pada kakak tiriku. Aku tidak tahu sejak kapan, akan tetapi aku juga tak dapat membohongi perasaanku padanya yang tak hanya sekedar perasaan biasa.

“Kau! Freya?” sapa Miko kurang bersahabat ketika aku bertemu dengannya di depan gerbang sekolah. Aku tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menyapanya di tempat itu mengingat hubungan kami yang tidak pernah akrab satu sama lain.

“Miko?” aku menyapa dengan namanya mengingat usia kami yang seumuran. Aku hendak menanyakan, apa yang dilakukannya di sekolahku tetapi ku urungkan ketika ia bertanya padaku terlebih dahulu.

“Apa kau melihat Jia?” tanyanya,

Aku melangkah beberapa langkah sebelum akhirnya sampai tepat di hadapannya. “Kurasa dia tidak berada di kelas, aku tidak melihatnya tadi.” Jawabku seadanya.

Aku memang tidak melihat Jia di hari hari itu dan aku pikir aku tidak perlu berbohong pada Miko. Kulihat Miko tak lagi ingin menanyakan sesuatu padaku sehingga aku ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu.

“Kalau begitu aku pergi dulu.”              

“Tunggu! Ada yang ingin aku tanyakan.” dia menghentikan langkahku ketika aku telah melewati tubuhnya. Aku pun berbalik dan kembali menatapnya. Aku tidak tahu mengapa merasa begitu takut saat berhadapan dengan Miko meskipun dia tak lebih dingin dari Arza.

“Tentang kau dan Arza, bagaimana kalian bisa tiba-tiba dekat? Kau tahu sendiri bahwa kami bukan orang dia bukan tipe orang yang bisa dekat dengan sembarang orang. Kecuali jika orang-orang itu memang bermakna bagi kami?”

 Dia menanyakan hal yang sangat ingin aku hindari. Aku tidak bisa menjawab ketika dihadapkan pada pertanyaan tersebut. Hubunganku dengan Arza tidak seperti yang orang lihat, aku bahkan juga tak paham denga maksud Arza menciumku malam itu. Itu bukan sesuatu yang pantas dilakukan seorang saudara tiri bukan.

“Apa Arza menyukaimu?”

“Apa yang kau pikirkan Miko?” sahut suara yang lain.

Aku bersyukur dalam hati ketika mendengar suara lain memotong pembicaraan kami. Hanya saja aku tidak mengetahui jika suara itu adalah suara Jia yang muncul di belakang kami. Dia seperti biasanya menatapku dengan tatapan sengitnya. Aku sudah tak saling bertegur sapa dengannya beberapa hari ini dan kupikir hubungan kami memang tidak akan kembali membaik. Aku jadi ingat kata-kata dalam film yang pernah ku tonton, bahwa di masa SMA “teman dapat menjadi musuh dan musuh dapat menjadi teman”. Entah Jia dapat dikategorikan teman dalam kehidupanku atau musuh.

“Bagaimana kau bisa tertinggal begitu jauh?” ujarnya begitu sampai di hadapan kami. Dia melirik Miko sebentar dan kemudian menatapku. “Dia tentu saja sedang menggoda kakakmu! Sekarang saja pergaulannya sudah berbeda, teman-temannya anak kelas atas di private party,” celetuk gadis itu yang membuat tanganku mengepal.

“Selamat! Kau menang! Aku juga akan pindah ke Singapura dan tak akan lagi mengganggumu dan Arza. Kau tidak mempunyai hambatan lagi untuk mengejar seseorang yang akan menguntungkan bagimu nantinya. Apa kau puas?” Aku sedikit terkejut, namun tidak sampai menunjukannya di raut wajahku.  “Dan aku harap Arza tidak akan pernah berubah padamu, tidak akan sama seperti yang ia lakukan padaku.” ujarnya lagi membuatku tak ingin terus diam.

“Memangnya apa yang pernah Arza lakukan padamu? Aku ingin tahu seberapa kau memahaminya. Dia mengatakan padaku bahwa kau yang mengejarnya dan bukannya dia. Maka saat dia mengabaikanmu, dia tidak bersalah.” Aku memberanikan diri memberinya pukulan telak.

Kali ini giliran gadis itu yang menatapku geram. Kami pun saling bertatapan dengan tajam.

“Tunggu! Aku sama sekali tidak paham dengan apa yang kalian bicarakan?” Miko menyela,

 “Kau masih saja tidak paham, Miko? Dia juga menggoda Arza sama seperti ibunya menggoda ayahmu.” Ujar gadis itu sarkartis.

Miko langsung menghujaniku dengan tatapan penuh curiga. Aku lagi-lagi harus menghadapi mulut Jia untuk kesekian kalinya. “Maafkan aku! Tapi aku tidak seperti yang kau ucapkan. Jadi lebih baik menarik kata-katamu! Sebelum aku hilang kesabaran,”

“Aku tidak pernah menarik kata-kataku!”

“Sudah hentikan Jia! Kita lebih baik segera pulang!” Miko mencoba melerai. Namun hanya berakhir dengan penolakan kasar dari Jia.

“Aku tidak mau! Aku belum selesai mengucapkan selamat tinggal pada teman baikku ini!” tukasnya.

“JIA!” sergah Miko namun tak dipedulikan gadis itu.

“Asal kau tahu bahwa Arza tidak akan benar-benar menyukaimu. Dia hanya ingin membalas dendam padamu, itulah yang dia ucapkan padaku sehingga aku juga ikut memusuhimu dan kemudian bertindak untuk melakukan semua hal itu padamu. Arza dibalik semua ini dan katanya dia ingin membuatmu merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya. ”

Aku tak tahu lagi harus percaya atau tidak pada perkataan Jia. Satu sisi gadis itu ingin melihatku menderita sepertinya dan satu sisi yang lain, dia berusaha memperingatkanku dengan kata-katanya. Aku tahan mendengar perkataan Jia. Langkah kakiku pun hendak maju selangkah mendekatinya ketika tiba-tiba sebuah tangan menghentikanku. Aku mengurungkan tanganku yang hendak mencengkram krah kemeja Jiadan memutar kepalaku menatap kedua mata dengan tatapan dingin itu.

“Arza…”

“Apa kalian sudah selesai bicara? Aku ada urusan dengan gadis ini!” katanya sembari menarik pergelangan tanganku mengikutinya. Aku melirik dengan ekor mataku Jia dan Miko yang masih tampak terdiam disana.

Aku menghilang ke dalam mobil Arza, tak tahu kemana laki-laki itu hendak membawaku. Dalam hati aku bersyukur karena dia menyelamatkanku dari perdebatan yang sebenarnya hanya cara Jia mendapatkan perhatian. Aku sudah terlalu lelah menghadapi anak itu, dia memang tidak sejahat yang orang lain pikirkan, dia hanya seorang yang manja yang bahkan belum pernah mengalami kehilangan sebelumnya. Mungkin ini pertama kalinya dia benar-benar kehilangan orang yang dicintainya.

Arza mengatakan bahwa kami memiliki kesamaan, aku teringat kata-kata itu. Namun hingga saat ini aku masih mencari persamaanku dengannya. Aku menduga mungkin itu karena sifat kami yang sama-sama dingin? Tetapi Arza membantah, dia berkata bahwa bukan itu perasamaan yang dia maksud. Bahkan ketika aku mengartikan bahwa kami berdua sebagaikan es dan salju, sama-sama dingin meskipun berbeda, tetap bukan itu persamaan kami.

 Salju adalah butiran es yang mengkristal hingga butiran tampak lebih halus. Ia simbol kehangatan yang tersentuh oleh pembekuan. Sementara es cenderung padat, keras dan mudah terpatahkan. Menghancurkan es menjadi puing-puing salju tak membuatnya menjadi simbol kehangatan pula melainkan justru menghancurkannya, itu kata Arza.

“Kau tidak sedang memikirkan perkataan Jia bukan?” Tanya Arza ketika kami berada di dalam mobil. Aku hanya pura-pura menggeleng karena sebenarnya aku memang memikirkan semua.

“Kau bilang ingin membalas dendam padaku! Dengan cara membuatku jatuh cinta? Aku hanya tidak paham dengan kata-kata itu!” aku sebenarnya malas membahas hal yang berkaitan dengan malam itu. Pipiku selalu bersemu merah saat membahasnya. Arza tampaknya menyadari perubahan di wajahku tersebut. Dia diam-diam menyembunyikan senyumannya.

“Pada saatnya nanti kau pasti paham dengan ucapanku! Namun untuk kali ini lebih baik kita lupakan semua hal yang berhubungan dengan orang-orang di sekeliling kita! Setidaknya aku ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan meskipun itu hanya untuk sesaat.” Ujar laki-laki itu panjang lebar sembari diam-diam mencari telapak tanganku untuk digenggamnya. Aku tidak berkutik, bahkan untuk beberapa saat aku melupakan segala hal yang berhubungan dengan status kami sebagai saudara tiri.

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mysterious Call
4      4     0     
Short Story
Ratusan pangilan asing terus masuk ke ponsel Alexa. Kecurigaannya berlabuh pada keisengan Vivian cewek populer yang jadi sahabatnya. Dia tidak sadar yang dihadapinya jauh lebih gelap. Penjahat yang telah membunuh teman dekat di masa lalunya kini kembali mengincar nyawanya.
Nina and The Rivanos
77      23     0     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
Her Glamour Heels
290      214     3     
Short Story
Apa yang akan kalian fikirkan bila mendengar kata heels dan berlian?. Pasti di khayalan kalian akan tergambar sebuah sepatu hak tinggi mewah dengan harga selangit. Itu pasti,tetapi bagiku,yang terfikirkan adalah DIA. READ THIS NOWWW!!!!
Mawar Putih
1200      620     3     
Short Story
Dia seseorang yang ku kenal. Yang membuatku mengerti arti cinta. Dia yang membuat detak jantung ini terus berdebar ketika bersama dia. Dia adalah pangeran masa kecil ku.
Thantophobia
14      8     0     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
Farewell Melody
4      4     0     
Romance
Kisah Ini bukan tentang menemukan ataupun ditemukan. Melainkan tentang kehilangan dan perpisahan paling menyakitkan. Berjalan di ambang kehancuran, tanpa sandaran dan juga panutan. Untuk yang tidak sanggup mengalami kepatahan yang menyedihkan, maka aku sarankan untuk pergi dan tinggalkan. Tapi bagi para pemilik hati yang penuh persiapan untuk bertahan, maka selamat datang di roller coaster kehidu...
Creepy Rainy
4      4     0     
Short Story
Ada yang ganjil ketika Arry mengenal Raina di kampus. Fobia hujan dan bayangan berambut panjang. Sosok berwajah seperti Raina selalu menghantui Arry. Apakah lelaki itu jatuh cinta atau arwah mengikutinya?
IF ONLY....
5      5     0     
Romance
Pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta sepihak… Perasaan yang berakhir bahkan sebelum dimulai… Merasa senang dan sedih seorang diri, benar-benar seperti orang bodoh. Ada penyesalan besar dalam diriku, padahal masih banyak hal yang ingin kuketahui tentang dirinya. Jika saja aku lebih berani bicara padanya saat itu, kira-kira apa yang akan terjadi?
The Journey is Love
9      4     0     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
Annyeong Jimin
239      30     0     
Fan Fiction
Aku menyukaimu Jimin, bukan Jungkook... Bisakah kita bersama... Bisakah kau tinggal lebih lama... Bagaimana nanti jika kau pergi? Jimin...Pikirkan aku. cerita tentang rahasia cinta dan rahasia kehidupan seorang Jimin Annyeong Jimin and Good Bye Jimin