Lama neraka berkuasa, kini surga bertahta dalam nestapa.
Kala itu ku terbangun–beranjak dari tanah yang menggempur.
Dunia nampak berbeda...
Lelah, ku berjalan hari demi hari untuk mencukupi.
Namun, tak ku temukan tempat untuk bercurah.
Hingga akhirnya ku terlelap dalam sepi.
Sepi yang menidurkanku cukup lama, hingga membuatku terpana akan paras cantik kala ku buka mata.
Ayah katanya...
Pikiran dan perasaanku berkecamuk.
Dia Hawa.
Putri kecil kesayanganku.
Suara dan sentuhannya kini terasa berbeda.
Demi istriku yang telah tiada.
Kini ku harus berbuat apa?