Terlihat Hilman sedang mengerjakan jadwal piket, yaitu beres-beres di kelas dan membersihkan lantai di kelas bersama dengan ketiga temannya.
"Waktu pensi kemaren, gue kan lagi muter musik ya," kata Hilman terputus.
"Terus?" tanya salah satu temannya.
"Gue puter sama penyanyi-penyanyinya," jawab Hilman.
Krik... Krik... Krik... Krik....
Lelucon yang dibuat Hilman tidaklah lucu. Membuat semua teman-temannya menatap aneh ke arahnya. Lalu ia pun mengalihkan pandangannya dengan menyelesaikan tugas piketnya sembari menggumam sebuah nyanyian yang ia lantunkan.
"Syalalala ... Nananana ...." Lantunan Hilman yang kurang jelas
Setelah beberapa saat semuanya selesai, Hilman mulai berpamitan kepada teman-temannya yang lain. Mereka pun berpisah. Lalu Hilman ingat dengan pesan yang disampaikan oleh Rizwan, bahwa ia harus segera menemui seseorang di kelas yang lain. Karena sudah terlalu lama membuatnya menunggu, Hilman pun berjalan menghampiri orang itu.
"Ada apa ya? Siapa?" Hilman terus bertanya-tanya.
Saat mendekati ruang yang dituju, terlihat ada seorang gadis yang sedang duduk, menunggu dirinya untuk segera menemuinya. Perasaan Hilman mulai terasa gugup akan hal itu, pasalnya ia baru pertama kali menemui seorang gadis di tempat dan suasana yang sesepi ini.
Hilman mulai membukakan pintu kelasnya, Ghinta terkejut dan menoleh dengan suara pintu itu. Lalu Hilman terpelonjak melihat ada Ghinta yang sedang duduk dibangku ujung kelasnya.
"Ebuseeet ... Gue kira hantu! Ternyata lo ya?" ujar Hilman.
"Biasa aja kali! Jangan berlebihan kek gitu," sahut Ghinta.
Hilman terkekeh, lalu ia berjalan masuk dan menghampiri Ghinta. Ia berjalan secara perlahan, karena ia ingin melihat-lihat situasi di dalam kelas Ghinta. Sungguh takjub! Karena ia melihat ada banyak hiasan dinding seperti Asma'ul Husna yang dibuat dengan huruf caligraffi, lalu hiasan dinding seperti bunga dan kupu-kupu, juga kelas yang bersih tanpa banyak coretan di dinding.
"Wow! Kelasmu lumayan indah," puji Hilman.
"Terimakasih. Itu semua ideku," sahut Ghinta yang teramat percaya diri.
Hilman melongo, lalu ia tersenyum aneh kepada Ghinta. Ia pun menghampiri Ghinta dan duduk di depannya, saling berhadapan satubsama lain. Mereka berdua terdiam. Suasana menjadi semakin sunyi. Hanya hembusan angin diluar jendela yang terdengar. Mereka saling memalingkan pandangan satu sama lain, seperti kebingungan untuk berbicara.
"Jadi ...." Mereka berdua mengatakan satu kata yang sama.
"Lo dulu," ujar Ghinta.
"Lo dulu. Karena lo yang nyuruh gue ke sini," sahut Hilman.
"Ok. Gue dulu," ucap Ghinta. Ghinta pun menarik napasnya dalam-dalam. Mengontrol dirinya agar tidak terlalu panik dan juga gugup. "Sebenarnya gue suka sama lo, Hil," kata Ghinta dengan lancar.
Hilman melongo mendengar kalimat yang Ghinta ucapkan. Ia bertemu hanya beberapa kali, kenal juga tidak, dekat juga tidak, bahkan Hilman tidak tahu tentang Ghinta. Mungkin Hilman berada di dalam mimpi.
"Serius?" tanya Hilman tak percaya.
"Awalnya g-gue suka sama lo saat acara pensi kemaren." Ghinta berbicara dengan terbata-bata karena gugup, "Gue suka lihat senyum lo, gue suka suara lo, gue suka denger lo nyanyi, dan gue... gue suka tentang lo." Ghinta menjelaskan semuanya kepada Hilman.
Hilman masih terdiam kaku mendengar kalimat dari Ghinta. Ia benar-benar merasa tak percaya dengan hal itu. Bahkan Hilman tidak tahu maksud dari pernyataan perasaan Ghinta terhadapnya itu adalah benar atau hanya lelucon belaka.
"Terus sekarang gimana?" tanya Hilman yang masih kebingungan dengan jawaban yang harus ia berikan kepada Ghinta.
"Mm... Terserah lo aja." Ghinta pun sama-sama kebingungan dengan hal itu. Pengennya sih, dia ingin mencoba untuk jadi pacar Hilman. Namun ia menebak bahwa dirinya memang akan ditolak. Karena melihat caranya menatap dan berbicara seperti itu, seperti meragukan.
"Mungkin kita akan mencobanya."
Mendengar kata mencoba, membuat jantung Ghinta kembali berdebar semakin cepat. Sulit untuk dikendalikan lagi, karena ini adalah pertama kalinya ia menyatakan perasaannya secara langsung.
"Maksudnya?" tanya Ghinta meminta sebuah penjelasan.
"Kita coba aja dulu untuk menjalani sebuah hubungan ini," jelas Hilman.
"Jadi kitaaaa...."
"Ya! Kita pacaran aja sekarang."
Jawaban itu adalah jawaban yang membuat perasaannya begitu sangat senang. Begitupun dengan Hilman. Hari sebelum pertemuan mereka, Hilman sempat menyatakan perasaannya kepada seorang wanita yang sekelas dengan Rizwan, namun ia ditolak olehnya. Suatu hal yang bagus dan sebuah kesempatan bagi Hilman untuk bisa cepat moveon.
*Flashback
Angin berhembus kencang, membuat rambut poni milik Hilman tersapu ke atas. Terlihat ia berjalan melewati berbagai kelas, lalunia menuruni anak tangga sekolah. Di bawah tangga, terlihat ada seorang gadis yang sedang berdiri menunggunya. Lalu Hilman menghampiri dia dengan penuh rasa gugup.
"Hai! Apa kabar?" sapanya.
Gadis itu tersenyum, "Baik."
Hilman sudah mengumpulkan semua keberaniannya selama ini, lalu ia pun mulai menyatakan sebuah kejujuran yang sudah ia pendam sejak lama.
"Gue sebenernya suka sama lo. Dari dulu. Mau kan, lo jadi pacar gue?" tanya Hilman spontan pada intinya.
Gadis itu terlihat kebingungan, lalu ia memasang raut wajah yang awalnya bersinar, kini menjadi kelam.
"Maaf! Lo bukan tipe gue, tubuh lo nggak gagah. Lo juga belum dewasa. Jadi maaf banget. Gue lagi pengen cari yang lebih dari lo." Gadis itu menolak Hilman mentah-mentah tanpa berpikir panjang terlebih dulu. Lalu gadis itu pergi meninggalkan Hilman sendirian di sana.
Perasaan Hilman kecewa, marah, malu dan ia sulit menerima kenyataan bahwa dirinya telah ditolak oleh gadis itu. Ia menyadari bahwa dirinya memang kecil, tidak begitu tampan, bahkan penampilannya saja tidak begitu rapi. Namun, Hilman menyadari perbedaan dirinya dengan gadis itu sangatlah beda jauh. Maka dari itu, ia merasa minder untuk mendekati para gadis. Yang membuatnya merasa semakin kecewa adalah jawaban darinya yang menunjukkan bahwa diri Hilman lebih buruk dari pria lain.
******
Hilman dan Ghinta mulai keluar dari kelas, namun ketika mereka berdua keluar dan menuruni anak tangga dengan saling berpegangan tangan, tiba-tiba beberapa orang teman menyerang mereka dari arah depan dan belakang.
Byuuuurrr....
Suara air membasahi badan Ghinta dan juga Hilman.
Cplok....
Suara telur yang tiba-tiba dilempar oleh beberapa temannya, mendarat tepat di badan dan juga kepala mereka. Hal itu, membuat Ghinta tidak merasa heran. Karena kebetulan hari ini adalah hari ulangtahunnya yang 17 tahun. Sedangkan Hilman memang tidak tahu apa-apa tentang acara ini, yang ia tahu hanyalah Ghinta menunggunya di dalam kelas sendirian.
"Ada apa ini?" tanya Hilman kebingungan.
"Sebenarnya hari ini ulangtahun Ghinta. Jadi kita ngerayainnya kek gini," jawab salah satu temannya..
Hilman masih melongo dan belum mengerti. Pasalnya ada sebuah rencana yang lain yang temannya rencanakan secara diam-diam.
"Kalian jadian ya? Selamat ya! Yeeeay...." Salah satu temannya yang lain mengucapkan selamat dengan memberikan sebuah semburan air seember kepada mereka.
"Aaaaaaaa ...," teriak Ghinta.
Mereka tertawa terbahak-bahak. Hilman pun ikut tertawa, walaupun ia tidak tahu apa yang harus ditertawakan olehnya. Lalu setelah itu, Hilman mengantarnya untuk pulang ke rumah.
*Flashback End....
Mendadak Pacar
55
14
0
Romance
Rio adalah seorang pelajar yang jatuh cinta pada teman sekelasnya, Rena. Suatu hari, suatu peristiwa mengubah jalannya hari-hari Rio di tahun terakhirnya sebagai siswa SMA
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
32
9
0
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya!
Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya!
Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan!
Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
Apakah Kehidupan SMAku Akan Hancur Hanya Karena RomCom?
26
4
0
Romance
Kisaragi Yuuichi seorang murid SMA Kagamihara yang merupakan seseorang yang anti dengan hal-hal yang berbau masa muda karena ia selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya akibat luka bakar yang dideritanya itu.
Suatu hari di kelasnya kedatangan murid baru, saat Yuuichi melihat wajah murid pindahan itu, Yuuichi merasakan sakit di kepalanya dan tak lama kemudian dia pingsan. Ada apa dengan m...
AraBella [COMPLETED]
268
33
0
Mystery
Mengapa hidupku seperti ini, dibenci oleh orang terdekatku sendiri?
Ara, seorang gadis berusia 14 tahun yang mengalami kelas akselerasi sebanyak dua kali oleh kedua orangtuanya dan adik kembarnya sendiri, Bella. Entah apa sebabnya, dia tidak tahu. Rasa penasaran selalu mnghampirinya. Suatu hari, saat dia sedang dihukum membersihkan gudang, dia menemukan sebuah hal mengejutkan. Dia dan sahabat...
Havana
9
3
0
Romance
Christine Reine hidup bersama Ayah kandung dan Ibu tirinya di New York. Hari-hari yang dilalui gadis itu sangat sulit. Dia merasa hidupnya tidak berguna. Sampai suatu ketika ia menyelinap kamar kakaknya dan menemukan foto kota Havana. Chris ingin tinggal di sana. New York dan Indonesia mengecewakan dirinya.
Tembak, Jangan?
2
2
0
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia."
A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Catatan 19 September
143
36
0
Romance
Apa kamu tahu bagaimana definisi siapa mencintai siapa yang sebenarnya?
Aku mencintai kamu dan kamu mencintai dia. Kira-kira seperti itulah singkatnya.
Aku ingin bercerita sedikit kepadamu tentang bagaimana kita dulu, baiklah, ku harap kamu tetap mau mendengarkan cerita ini sampai akhir tanpa ada bagian yang tertinggal sedikit pun.
Teruntuk kamu sosok 19 September ketahuilah bahwa dir...
Dinding Kardus
87
28
0
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi?
Jika belum, mari kuceritakan.
Between Earth and Sky
2
2
0
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...
Lucu n seru bangett prolognya🤣. Bikin semangat bacanyaa OMG.
Comment on chapter PROLOG