Read More >>"> I Loved You Between The Two Worlds (Di Tepi Jalan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I Loved You Between The Two Worlds
MENU
About Us  

Ini adalah hari terburuk dalam hidup Demian. Ia baru saja diputuskan oleh kekasihnya yang sudah menemaninya selama tiga tahun karena perempuan itu tak tahan lagi dengan lelaki pengangguran seperti dirinya.

“Dem, aku sudah terlalu tua untuk menunggu kamu. Maaf, aku sungguh masih sangat mencintaimu, tapi aku tidak bisa melihat masa depan denganmu”

Demian memegang tangan Aria, memohon agar perempuan yang sangat dicintainya itu menarik kembali keputusannya.

“Aria, please, beri aku waktu sebentar lagi. Ini akan berhasil, aku janji”

Demian adalah seorang sarjana manajemen, tapi ia masih bermimpi ingin menjadi musisi, selama ini ia menghabiskan waktunya untuk mengejar mimpinya itu, meninggalkan kenyataan bahwa ia seharusnya mencari pekerjaan di bidang bisnis, bukan di bidang musik.

Sedangkan Aria adalah tipe yang merencanakan setiap langkah hidupnya. Dan tahun ini, adalah tahun dimana seharusnya ia sudah mencapai rencananya untuk menikah, tapi semua terhambat karena kekasihnya, Demian, masih terlalu sibuk dengan mimpinya.

Aria masih sangat mencintai Demian, keputusan ini sudah terpikirkan sejak lama, tetapi ia pendam karena cintanya pada lelaki itu. Tapi, akhirnya keputusan ini jatuh pada kesimpulan untuk mengakhiri hubungannya dengan Demian, setelah seorang lelaki yang dahulu adalah kerabat Aria saat kuliah tiba-tiba datang kerumah orang tuanya hendak melamar Aria.

Orang tua Aria menasihati bahwa menikah bukan hanya sekedar cinta, tapi lebih banyak faktor di dalamnya yang terlibat. Dan orang tua Aria melihat bahwa lelaki bernama Erik yang datang kerumahnya beberapa hari lalu itu lebih siap untuk menanggung semuanya dibandingkan Demian. Mana lagi, kedatangan Erik tepat sesuai rencana menikah Aria.

Aria menghela nafas, sungguh, hatinya masih berdetak untuk Demian, ia tahu kata-kata ini beresiko besar, tapi rasa ibanya pada lelaki ini sulit dibendung.

“Kalau begitu, tunjukkan padaku kalau kamu siap. Carilah pekerjaan, berhenti bermimpi, karena aku tidak tahu harus menunggu sampai kapan hingga kamu menjadi penerus Chris Martin”

Aria menarik tangannya dari genggaman Demian, ia pergi meninggalkan lelaki itu sendirian di kafe. Beberapa orang di sebelah mereka yang mendengar percakapan itu menjadi agak canggung. Demian membiarkan Aria pergi, ia tahu Aria tak akan bisa ditahan bila sudah memutuskan, jadi ia hanya diam menatap Aria pergi, dengan pikiran yang kacau balau.

Demian melangkahkan kakinya ke sebuah minimarket, berjalan menyusuri lorong dan berhenti didepan lemari pendingin minuman, ia membuka pintunya dan mengambil dua botol minuman beralkohol.

Pikirannya terlalu kacau, di satu sisi ia tak mau kehilangan Aria karena perempuan itu adalah perempuan dalam mimpinya, pintar, percaya diri, independen, mandiri, dan banyak sifat dari kekasihnya itu yang selalu membuatnya tak pernah berhenti kagum. Tapi di sisi lain, ia juga tak mau menyerah akan mimpinya.

Ia merasa buntu. Tak tahu harus mengambil jalan yang mana. Sehingga alkohol adalah jawaban, untuknya. Walaupun sebenarnya minuman itu hanya akan membuatnya tidak sadarkan diri selama beberapa saat dari tanggungjawabnya.

Setelah membayar di kasir, ia melangkah keluar minimarket, membuka salah satu tutup botol itu. Saat hendak meminumnya, Demian melihat seorang wanita yang berdiri tepat di tepi jalan. Sangat dekat dengan jalan. Demian langsung berpikir selayaknya manusia yang melihat kejadian seperti itu.

“Hei!Hei!” teriaknya pada wanita itu.

Tapi wanita itu tidak menjawab, ia hanya diam. Dari ujung jalan terlihat lampu bus yang semakin mendekat, tak mau membiarkan wanita itu melakukan aksinya, Demian berlari menghampirinya secepat mungkin sebelum bus melewati wanita itu.

“Hei! Apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Demian sambil memegang bahu wanita itu.

Wanita itu membalikkan badannya ke arah Demian. Parasnya sangat cantik, sesaat hati Demian terpincut. Sebelah tangan wanita itu memegang kepala, dahinya berkerut. Ia tampak kesakitan dan bingung.

“Kamu tidak apa-apa?” Tanya Demian.

“Kepalaku...sakit” Suara wanita itu merintih.

Mendengar keluhan wanita itu Demian langsung celingukan mencari tempat duduk. Lalu ia melihat sebuah bangku di depan minimarket yang ia kunjungi tadi.

“Ayo, kita duduk dulu” Demian menuntun si wanita berjalan.

Seorang kakek dari dalam bus menatap kejadian itu dari balik kaca. Ia berbicara pada penumpang yang duduk di sebelahnya.

“Saat ini dunia memang kejam. Terlalu banyak manusia kehilangan akal sehat karenanya”

Tags: tlwc19

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
MEI, SI TOKOH DALAM NOVEL
12      12     0     
Short Story
Pernah nggak sih kamu bermimpi, dan mimpinya itu berasa nyata banget? Atau pernah nggak sih kamu memipikan sesuatu untuk kemudian menjadi kenyataan? Pernah kamu memimpikan seseorang yang nggak dikenal kemudian bertemua dengan orang tersebut dalam dunia nyata di kemudian harinya? Atau pernah kamu bermipi sebelum mengalami suatu kejadian yang kemudian kamu menyadari kalau mimpi tersebut merupakan ...
Good Art of Playing Feeling
4      4     0     
Short Story
Perkenalan York, seorang ahli farmasi Universitas Johns Hopskins, dengan Darren, seorang calon pewaris perusahaan internasional berbasis di Hongkong, membuka sebuah kisah cinta baru. Tanpa sepengetahuan Darren, York mempunyai sebuah ikrar setia yang diucapkan di depan mendiang ayahnya ketika masih hidup, yang akan menyeret Darren ke dalam nasib buruk. Bagaimana seharusnya mereka menjalin cinta...
Oscar
11      11     0     
Short Story
Oscar. Si kucing orange, yang diduga sebagai kucing jadi-jadian, akan membuat seorang pasien meninggal dunia saat didekatinya. Apakah benar Oscar sedang mencari tumbal selanjutnya?
Verlieren
38      31     0     
Romance
❝Aku ingin bersama mu dalam dua waktu saja. Sekarang dan selamanya.❞ Kehilangan itu mungkin sebuah akhir bagi sebagian orang, tapi tidak untuknya. Dia dipertemukan oleh kehilangan agar menemukan jalan hidupnya. Yang baru. Azka merasa bahwa hidupnya terasa hampa dan terus terpuruk. Sejak 'dia' hilang, rasanya hidupnya tak mempunyai warna lagi. Karena Aresha, terpisah darinya selama bela...
Our Son
10      10     0     
Short Story
Oliver atau sekarang sedang berusaha menjadi Olivia, harus dipertemukan dengan temanmasa kecilnya, Samantha. "Tolong aku, Oliver. Tolong aku temukan Vernon." "Kenapa?" "Karena dia anak kita." Anak dari donor spermanya kala itu. Pic Source: https://unsplash.com/@kj2018 Edited with Photoshop CS2
Wanita Bergaun Putih
10      10     0     
Short Story
Kehidupan Freya mendadak penuh teror mengerikan semenjak tinggal di rumah suaminya. Dari tulisan ancaman berwarna merah darah, penampakan wanita bergaun putih sampai telepon misterius yang membuatnya bergidik ngeri. Penyelidikan Freya membuatnya mengetahui identitas wanita bergaun putih. Tak disangka, hal itu juga menguak kebenaran tentang suaminya. Tapi benarkah semua perkiraannya?
TeKaPe (Tentang Kayla dan Pengintai)
11      11     0     
Short Story
Kematian Kayla malah membuat Gilang dan Rara terseret kedalam kasusnya yang masih menjadi misteri. Sebenarnya apakah yang menjadi penyebab kematian Kayla? Benarkah karena bunuh diri? Atau seperti dugaan polisi yang menyatakan bahwa Kayla tak sengaja jatuh dari lantai 4? Apa mungkin seperti dugaan keluarga Kayla yang meyakini bahwa Kayla dibunuh?
Noterratus
8      8     0     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
Si Pecandu Warna Biru
13      12     0     
Short Story
Niana, Mahasiswa semester 4 jurusan DKV atau Desain Komunikasi Visual, akhirnya sadar bahwa takdir yang bergulir, pertemuan yang singkat dan fantasi tak berujung itu memang ada. Pertemuan yang terjadi di tengah guyuran hujan deras dengan seorang lelaki tidak disangka akhirnya membuat Ryani percaya akan hal itu.
That Day
13      13     0     
Short Story
Hari itu benar-benar hari penyesalan terbesarnya. Jika saja dia mengatakan sejujurnya pada Sena, maka mungkin dia bisa mencegah Sena pergi. Hari-hari dia berdoa dan memohon agar dapat memutar ulang waktu atau setidaknya mendapatkan Sena kembali, namun keajaiban tetaplah sebuah keajaiban.