Read More >>"> Gara-gara Televisi
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gara-gara Televisi
MENU
About Us  


Tahun 2001 listrik baru masuk kampungku. Waktu itu usiaku menginjak enam tahun dan masih sangat polos. Suatu hari, salah seorang tetangga membeli televisi. Bagi anak kampung sepertiku, televisi merupakan barang yang aneh, ajaib, sekaligus menggemparkan. Meskipun pada saat itu gambar televisi hanya hitam putih seperti koran. 
"Kok, bisa, ya, ada orang masuk ke kotak sekecil itu, bagaimana caranya masuk? Apa mungkin mereka itu para kurcaci seperti yang suka didongengkan nenek?"aku terus membatin saat pertama kali menonton televisi bersama beberapa warga lain di rumah tetanggaku malam itu.

 

Menonton televisi merupakan pengalaman paling luar biasa membingungkan untukku, dan mungkin untuk sebagian orang lain terutama anak-anak sebayaku. Banyak hal yang tidak sanggup otakku temukan penjelasannya. Terlebih lagi, aku tidak begitu paham bahasa Indonesia, terutama yang memilik arti kata lain sama sekali saat digunakan dalam kalimat tertentu. Seperti kata pukul yang berarti jam, bukan pukul ketuk. Pernah suatu pagi hari Minggu, aku dan temanku menonton televisi di rumahnya. Saat acara jeda iklan, ada pemberitahuan susunan acara pagi itu dan jam tayangnya yang pakai kata 'pukul'. Yang aku tahu, arti kata pukul adalah ketuk, begitu juga dengan temanku. Lalu, atas inisiatif bersama, kami pun bangkit dan mulai mengetuk-ngetuk bagian atas televisi sebanyak yang dikatakan pada waktu jeda iklan itu. 
"Kok, acaranya enggak mulai-mulai, ya? Padahal kita udah ketuk sembilan kali sesuai kata iklan tadi: pukul sembilan," kata temanku. 
"Iya, ya, kenapa belum mulai juga?" aku pun sama bingungnya. "Apa kita kurang keras mukulnya?"
"Bisa jadi juga," sahut temanku. "Bagaimana kalau kita coba lagi? Di gudang ada palu ayahku. Kita pakai itu saja," sarannya. 
Aku mengangguk setuju dan kami pun pergi ke gudang. 
"Loh, katanya mau nonton TV, kok ke sini?" tanya ayah temanku.
"Kita mau cari palu, Yah," jawab temanku. 
"Palu? Buat apa?"
"Mukul TV biar acaranya cepat mulai," jawab kami berdua serempak. 


Ciamis, 10 Maret 2019

How do you feel about this chapter?

0 7 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (28)
Similar Tags
Hari Ini, Hari Yang Kau Tunggu
5      5     0     
Short Story
Cieee, yang baca judul sambil nyanyi dalam hati… Ketauan umurnya #eh
Teka-teki
4      4     0     
Short Story
Motor yang tertukar
5      5     0     
Humor
memalukan memang.
TEKA-TEKI SILANG
3      3     0     
Short Story
Teka-teki silang atau TTS merupakan sebuah teka-teki dengan kotak-kotak vertikal dan horizontal, dimana orang dapat menerka-nerka jawabannya.
Akselerasi, Katanya
4      4     0     
Short Story
Kelas akselerasi, katanya. Tapi kelakuannyaβ€”duh, ampun!
Hari di Mana Temanku Memupuk Dendam pada Teknologi
4      4     0     
Short Story
Belum juga setengah jam mendekam dalam kelas, temanku telah dijamin gagal ujian. Dan meskipun aku secara tak langsung turut andil dalam kemalangan nasibnya tersebut, kuberi tahu padamu, itu bukan salahku.
Konferensi Pintu Toilet
4      4     0     
Short Story
kisah seorang tunas kelapa di bumi perkemahan negeri orang, dan tentang penantian yang berujung...(silahkan baca storynya ya...)
Semacam kentut tapi bukan
4      4     0     
Short Story
Terburu-buru tapi bukan dikejar setan. Dia keluar tanpa diminta dan bukan pada waktu yang tepat.
Tas nyangkut
3      3     0     
Short Story
Si Cabai Nakal
4      4     0     
Short Story
Kira-kira, kenapa ya disebutnya si Cabai Nakal? Apakah ini berkisah tentang seonggok cabai?