Read More >>"> Hamufield (Bab 19) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Korea Selatan, 2004

 

Bandar Udara Internasional Incheon sudah terlihat sibuk di pagi hari. Jun Su tersenyum memandang ibunya yang terlihat tidak begitu senang.

“Bisakah kau tidak pergi?” Nyonya Kim terus mengelus lengan Jun Su.

“Kau yakin sudah tidak ada yang tertinggal?” Tuan Kim kembali bertanya untuk kesekian kalinya pagi ini. Respon Jun Su masih sama; hanya tersenyum dan menggeleng.

“Jangan lupa memberi kabar.” Jun Ho menepuk pelan pundak Jun Su.

Jun Su tersenyum kecil dan berpamitan pada keluarganya. Ia merasa sangat bersemangat dengan penerbangannya, tapi melihat wajah sedih ibunya dan wajah berat Jun Ho dan ayahnya membuat Jun Su tidak lagi yakin dengan perasaannya.

 

 

‘Kebebasan!’ Chang Min berteriak dalam hatinya. Ia tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya yang membuatnya terlihat seperti anak nakal.

Chang Min membanting tubuhnya di tempat duduk business class pesawat yang akan membawanya ke Jepang. Laki-laki muda itu memejamkan matanya untuk sesaat. Ia sudah bisa merasakan udara kebebasan. Pikirannya segera penuh dengan daftar kegiatan yang akan dilakukannya selama di Jepang; hal-hal yang tidak mungkin bisa ia lakukan di Korea. Hal itu membuatnya benar-benar tidak sabar untuk segera terbang ke negara kebebasannya.

Chang Min masih dipenuhi rencana-rencana nakalnya di Jepang saat wangi perfume menarik perhatiannya. Seorang lelaki berkulit putih pucat dengan sweater dan kacamata tebal terlihat sabar menunggu orang di depannya untuk kembali berjalan. Pemuda chubby ini memiliki selera perfume yang bagus.

 

 

Jun Su segera membuat dirinya nyaman di tempat duduknya. Ia harap pesawat ini bisa segera terbang dan membiarkannya tidur. Jun Su tidak peduli dengan tempat duduk di business class yang lebih nyaman, ia akan tetap bisa tidur dengan lelap di kursinya. Kenyataannya adalah; Jun Su bisa tidur di mana pun dan kapan pun. Ia sudah menguasai kemampuan itu dengan sempurna demi dapat kembali ke Hamufield dengan mudah.

 

 

Baru setengah perjalanan, Chang Min sudah mulai bosan. Pemuda tinggi itu segera berdiri dari tempat duduknya. Meminta whisky dan mengobrol dengan pramugari sepertinya lebih menyenangkan.

Tidak menemukan pramugari yang sesuai dengan seleranya, Chang Min memutuskan untuk menjelajah pesawat besar itu, berharap menemukan targetnya di bagian ekor pesawat.

Baru beberapa langkah, Chang Min sudah harus terhenti. Ia terhalang pramugari dan kereta makanan untuk para penumpang economy class. 

Chang Min tersenyum geli saat melihat pramugari muda di hadapannya berusaha membangunkan pemuda dengan kacamata yang tertidur pulas. Pemuda itu benar-benar tidak bangun. Tunggu, bukankah pemuda ini adalah pemuda dengan bau perfume yang enak itu?

 

 

Hamufield

 

Jun Su memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam-dalam, ia menikmati susana kamarnya di Hamufield. Ia benar-benar enggan meninggalkan kasurnya yang empuk, tapi Jun Su memaksakan tubuhnya untuk bangun dan segera mengganti pakaiannya.

Sudah lama Jun Su tidak tidur siang untuk melihat suasana Hamufield di malam hari. Sudah setahun belakangan ia benar-benar sibuk belajar demi mengejar beasiswanya.

Jun Su menutup pintu kamarnya perlahan dan segera berjalan menuruni tangga dengan hati-hati; tidak ingin membangunkan Jae Joong dan Nyonya Han.

Penerbangan pendek ini hanya bisa memberinya kesempatan untuk berjalan-jalan di sekitar rumahnya, tapi setibanya di tempat tinggal barunya nanti, ia benar-benar akan tidur lama untuk mengunjungi tempat kesukaannya di Hamufield; rerumputan empuk dengan pohon-pohon besar dan bunga di sekitarnya.

 

 

Chang Min sudah puas dengan whisky dan obrolannya saat ia kembali melewati pemuda berkacamata tebal itu. Chang Min kembali tidak bisa menahan senyumnya. Pemuda itu masih tidur dengan posisi yang sama dengan kedua bibir merahnya yang tidak tekatup rapat. Manis.

 

 

Bandar Udara Internasional, Tokyo

 

Chang Min segera menengok ke belakang saat para penumpang business class sudah diperbolehkan untuk turun. Tidak seperti penumpang lain yang segera turun, Chang Min justru berdiri di samping tempat duduknya. Tubuhnya yang tinggi benar-benar membantu untuk mencari sosok pemuda berkacamata tebal itu.

Lagi, Chang Min tersenyum geli karena pemuda itu, tapi kali ini ia tersenyum karena pikirannya sendiri. Untunglah pemuda itu sudah bangun. Mungkin jari panjang Chang Min akan menjentikkan jidat pemuda itu kalau ia masih belum juga bangun.

 

 

Tokyo

 

Jun Su kembali mengamati nomor apartment yang tertera di ponselnya dengan nomor apartment di dinding. Ya, ini memang tempatnya.

Jun Su segera menghembuskan nafas lega. Ia sudah pegal membawa kopornya.

Jun Su merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kunci yang baru didapatkannya tadi. Ia segera membuka lebar-lebar pintu di hadapannya, namun Jun Su tidak bisa melihat apa pun dengan lampu yang belum menyala. Ia mencoba meraba-raba dinding sekitarnya dan menekan apa pun yang terasa seperti tombol untuk menyalakan lampu.

Mata Jun Su segera melebar setelah lampu menyala dan menampilkan apartment barunya: bersih, terang, kecil, bermodel tradisional Jepang, dan kosong. Kosong. Tanpa perabotan, tanpa orang lain. Sempurna!

Degan semangat dan senyum kekanakan di wajahnya, Jun Su segera menggeletakkan kopornya dan mengunci pintu. Ia tidak segan-segan untuk tidur di tengah ruangan dengan tangan terlentang, di bawah cahaya lampu kotak bermodel khas Jepang.

Ia tidak akan peduli dengan kopor dan menata barang. Ia hanya ingin cepat-cepat berada di Hamufield dan menghabiskan waktunya di sana.

 

 

Chang Min masih bertahan dengan senyum konyolnya setelah memberikan tambahan uang pada pemuda yang membawakan kopornya hingga ke depan pintu apartment barunya. Dari awal Chang Min sudah menyukai gedung besar apartment ini. Terlihat minimalis tapi juga mewah. Ia harap tetangga-tetangga barunya adalah gadis cantik yang sexy.

Chang Min melihat kembali catatan di kertas putihnya. Beberapa digit angka tertulis di sana. Ia segera memasukkan angka-angka itu dengan telunjuknya yang panjang.

Chang Min membuka pintu apartment bernomor 501 itu dan terdiam. Apartment barunya terang dan luas, bersih dan rapi, juga sudah dilengkapi dengan perabotan mewah. Dan yang membuat senyum nakal di wajah Chang Min makin lebar adalah kenyataan bahwa ia sendiri. Apartment ini akan ia kuasai sendiri.

 

 

Hamufield

 

Jun Su tersenyum lebar saat akhirnya ia bisa melihat tempat kesukaannya di malam hari. Berada di tempat ini pada siang hari bahkan tidak terasa panas dengan pepohonan di sekelilingnya, dan berada di sini malam hari benar-benar dingin. Ia beruntung memakai sweater tebal pemberian Jae Joong.

Jun Su segera menidurkan tubuhnya dan melipat tangannya sebagai bantal. Bintang-bintang yang sudah terlihat jelas dari jendela kamarnya terlihat lebih bersinar dan besar di tengah bukit ini. Ia benar-benar tidak menyesal untuk menaiki bukit di malam hari.

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Accidentally in Love!
5      5     0     
Romance
Lelaki itu benar-benar gila! Bagaimana dia bisa mengumumkan pernikahan kami? Berpacaran dengannya pun aku tak pernah. Terkutuklah kau Andreas! - Christina Adriani Gadis bodoh! Berpura-pura tegar menyaksikan pertunangan mantan kekasihmu yang berselingkuh, lalu menangis di belakangnya? Kenapa semua wanita tak pernah mengandalkan akal sehatnya? Akan kutunjukkan pada gadis ini bagaimana cara...
NADA DAN NYAWA
237      134     0     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...
Foodietophia
294      242     0     
Short Story
Food and Love
Love and Pain
382      231     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
Sacrifice
132      83     0     
Romance
Natasya, "Kamu kehilangannya karena itu memang sudah waktunya kamu mendapatkan yang lebih darinya." Alesa, "Lalu, apakah kau akan mendapatkan yang lebih dariku saat kau kehilanganku?"
Teman Khayalan
35      23     0     
Science Fiction
Tak ada yang salah dengan takdir dan waktu, namun seringkali manusia tidak menerima. Meski telah paham akan konsekuensinya, Ferd tetap bersikukuh menelusuri jalan untuk bernostalgia dengan cara yang tidak biasa. Kemudian, bahagiakah dia nantinya?
Without Guileless
52      41     0     
Mystery
Malam itu ada sebuah kasus yang menghebohkan warga setempat, polisi cepat-cepat mengevakuasi namun, pelaku tidak ditemukan. Note : Kita tidak akan tahu, jati diri seseorang hingga kita menjalin hubungan dengan orang itu. Baik sebuah hubungan yang tidak penting hingga hubungan yang serius
THE HISTORY OF PIPERALES
47      34     0     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Infatuated
35      29     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Head Over Heels
6      6     0     
Romance
Bagaimana jika dua manusia yang memiliki karakter yang begitu berbeda dipertemukan? Arkana adalah pria dengan predikat mahasiswa abadi di kampusnya. Mahasiswa tak tersentuh, yang selalu bertingkah seenaknya. Lelaki itu adalah zona bahaya untuk mahasiswa lain yang berada di Universitas Swasta Nugraha. Namun tidak begitu dengan para wanita. Karena bagi para wanita, Arka adalah laki-laki sempu...