Read More >>"> Hamufield (Bab 36) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Tokyo

 

Jun Su membuka matanya perlahan. Pemandangan kamar Chang Min samar-samar terlihat. Ia sudah mulai terbiasa dengan itu.

Bahkan tanpa melihat jam, Jun Su tahu waktu di Tokyo sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Jun Su tersenyum pada ingatannya di Hamufield semalam. Ia tahu seharusnya ia bangun lebih awal sebagai tamu di kediaman Chang Min, tapi ia tidak bisa menahan dirinya untuk bersenang-senang semalaman di pesta ulang tahun Yun Ho.

Jun Su merenggangkan otot-ototnya dan memandang ke sekeliling. Chang Min tidak terlihat di kamar itu, suaranya juga tidak terdengar. Apartment besar itu benar-benar terasa sunyi dibandingkan kegilaan pesta di pub milik Duke semalam.

Senyum Jun Su segera melihat kursi roda sudah berada di samping ranjang. Jun Su percaya ia sudah bisa berjalan tanpa kursi roda, tapi Chang Min memperlakukannya seperti bayi.

 

 

 

Chang Min sedang terlalu asik dengan ponselnya, tidak menyadari Jun Su yang berjalan pincang ke arahnya.

 

Dari: James

Akhirnya party lagi! Ada apa denganmu? Orang-orang sudah menunggu undanganmu!

 

‘Dasar.’ Chang Min tertawa kecil melihat balasan James untuk undangan pestanya malam ini. Pesta yang ia adakan setiap Sabtu itu sudah seperti gathering rutin.

 

Untuk: James

Aku sibuk dua minggu terakhir.

 

Dari: James

Baiklah, jadi minuman apa yang ingin kubawakan malam ini?

 

Chang Min terdiam dengan pertanyaan James. Pikirannya segera tertuju pada tamu yang sudah menginap di tempatnya selama lebih dari dua minggu itu. ‘Apa dia bisa minum? Apa yang dia suka? Beer? Wine? Whisky?’ Chang Min bengkit dari sofa ruang tengahnya, ingin bertanya langsung pada Jun Su, tetapi matanya segera melebar melihat anak yang ia tuju sudah berdiri tak jauh darinya.

“Jun Su?” Chang Min masih mengamati laki-laki yang tersenyum lebar padanya itu. “Hey, kenapa kau tidak memanggilku untuk membawamu turun? Bagaimana dengan kakimu?” Chang Min segera terlihat panik setelah menyadari laki-laki itu tidak menggunakan kursi rodanya.

Jun Su menghela nafas dengan lelah, “Bukankah sudah kubilang aku sudah sembuh?”

Chang Min menghela nafasnya, tidak ingin berdebat dengan teman sekelasnya itu. “Kau pasti lapar. Kau melewatkan sarapan dan sekarang bahkan sudah jam makan siang. Dasar tukang tidur.” Chang Min menggoda Jun Su yang tertawa malu dengan kenyataan itu. “Tukang tidur.” Chang Min kembali mengejek Jun Su, sementara laki-laki itu mengaku kalah.

“Jadi, bagaimana kalau makan siang di luar?”

 

 

Chang Min merasa bersalah melihat Jun Su yang kesusahan untuk duduk di restaurant langganannya itu. “Maafkan aku, seharusnya kita makan di rumah saja.” Chang Min terlihat menyesal.

Jun Su segera menggeleng, “Aku baik-baik saja, sungguh!”

Chang Min tersenyum kecil meskipun raut wajahnya belum berubah.

“Chang Min, terimakasih sudah membantuku selama ini, dan maaf sudah merepotkanmu.” Jun Su berkata tulus meski ia terlalu malu untuk menatap Chang Min. Ia justru menatap meja di hadapannya, tidak menyadari Chang Min yang terpaku di sana; kembali merasakan kembang api dalam dirinya.

“Tidak masalah, aku se-” kalimat Chang Min terpotong oleh dering ponselnya. Chang Min menggertakan giginya dengan kesal, ingin memarahi orang yang mengganggu suasananya. Tetapi mata Chang Min melunak setelah melihat nama James di layar ponsel; ia baru ingat belum membalas pesan singkat James. Chang Min segera mengangkat ponselnya, “Hey, maafkan aku, aku akan membalas pesanmu sebentar lagi.”

Jun Su hanya mengamati Chang Min yang mengakhiri panggilannya kurang dari dua menit itu.

“Maaf,” Chang Min tersenyum kecil pada Jun Su.

“Tidak masalah.” Jun Su segera menggeleng cepat. ‘Patas dia sangat populer…’ Jun Su tersenyum kecil pada kesopanan Chang Min. Bukankah dia begitu sempurna?

“Kau suka minum? Minuman apa yang kau suka?” pertanyaan Chang Min membuyarkan lamunan Jun Su. “Karena kau pasti bisa ikut pesta malam ini, aku ingin memesankan minuman kesukaanmu.”

Jun Su melebarkan matanya, “Pesta?”

Chang Min mengangguk, “Di apartmentku, malam ini. Seperti biasa.”

Untuk beberapa saat, Jun Su tidak bisa berkata apa-apa. “Aku…” Jun Su berusaha mencari alasan untuk menolak, “Aku sudah sehat, jadi, aku akan pulang setelah makan siang ini.”

Kali ini giliran Chang Min yang melebarkan matanya, “Kenapa? Menginaplah lebih lama, lihat, kau masih kesulitan untuk berjalan ‘kan?”

Jun Su menggeleng cepat, “Aku… Aku benci keramaian.”

Suara Jun Su terdengar seperti bisikan kecil, tapi Chang Min dapat mendengarnya dengan jelas. Chang Min baru menyadari raut wajah Jun Su yang terlihat takut, hal itu membuat Chang Min segera melunak.

“Tinggalah lebih lama…” suara Chang Min terdengar pelan dan lembut. “Tidak akan ada pesta nanti malam.”

Jun Su mengangkat wajahnya dan matanya yang menerawang kini terfokus pada Chang Min; laki-laki itu tersenyum tulus padanya.

 

Untuk: James

Maafkan aku, pesta nanti malam dibatalkan.

 

Dari: James

Apa?! Kenapa?!

 

 

James menghela nafas dan memijit keningnya. Menatap layar ponsel yang hanya diam itu. Tidak ada balasan dari Chang Min.

“Jangan ganggu dia James.” Sam tersenyum kecil, membayangkan apa yang sedang terjadi pada Chang Min. Pandangannya beralih pada James yang masih menatap ponsel di hadapannya, “Kita ke club saja malam ini, ok?”

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A D I E U
55      49     0     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
ALIF
48      36     0     
Romance
Yang paling pertama menegakkan diri diatas ketidakadilan
Tinta Buku Tebal Riri
15      15     0     
Short Story
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan kejadian, nama dan tempat hanyalah kebetulan semata. NB : picture from Pixabay.com
Waktu Itu, Di Bawah Sinar Rembulan yang Sama
7      7     0     
Romance
-||Undetermined : Divine Ascension||- Pada sebuah dunia yang terdominasi oleh android, robot robot yang menyerupai manusia, tumbuhlah dua faksi besar yang bernama Artificial Creationists(ArC) dan Tellus Vasator(TeV) yang sama sama berperang memperebutkan dunia untuk memenuhi tujuannya. Konflik dua faksi tersebut masih berlangsung setelah bertahun tahun lamanya. Saat ini pertempuran pertempuran m...
SUN DARK
5      5     0     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
An Angel of Death
8      7     0     
Short Story
Apa kau pernah merasa terjebak dalam mimpi? Aku pernah. Dan jika kau membaca ini, itu artinya kau ikut terjebak bersamaku.
Desider
11      11     0     
Short Story
"Kerinduan yang Mendalam"
Tetesan Air langit di Gunung Palung
7      7     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
Mengejarmu lewat mimpi
47      41     0     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
Harmonia
116      75     0     
Humor
Kumpulan cerpen yang akan membuat hidup Anda berubah 360 derajat (muter ke tempat semula). Berisi tentang kisah-kisah inspiratif yang memotivasi dengan kemasan humor versi bangsa Yunani. Jika diterbitkan dalam bentuk cetak, buku ini akan sangat serba guna (bisa untuk bungkus gorengan). Anda akan mengalami sedikit mual dan pusing ketika membacanya. Selamat membaca, selamat terinspirasi, dan jangan...