Read More >>"> Hamufield (Bab 56) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Seoul

 

Jun Su duduk diam di ruang antrean sementara pikirannya sudah melayang ke mana-mana. Ini adalah pilihan yang tepat. Ya, ini adalah pilihan yang tepat. Jun Su berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Ia butuh seseorang untuk bicara... ia butuh seseorang untuk melampiaskan perasaannya.

Selama ini, Jun Su selalu berhasil membuat dirinya bahagia di Hamufield. Tapi tidak lagi... bahkan di sana, Jun Su merasa hampa. Bahkan di sana, ia tidak bisa berhenti memikirkan masalahnya di Seoul. Bahkan di sana, ia merindukan Chang Min.

“Tuan Kim Jun Su!”

Jun Su tersentak dan segera berdiri dari kursinya. Ia membalas senyum ramah wanita muda yang mempersilakannya masuk ke ruangan psikiater.

Dengan senyum yang ramah, psikiater itu sudah siap untuk menyambut Jun Su, namun mereka berdua segera membatu setelah mengenali satu sama lain.

Cassie?” Jun Su akhirnya bersuara kaget pada sosok wanita muda di hadapannya. Wanita dengan rambut panjang yang hitam kemerahan. Di balik kaca matanya, mata Cassie tetap terlihat besar dan sempurna. Wajahnya yang setengah barat dan setengah Asia semakin membuat Jun Su yakin tentang siapa gadis ini.

Cassie berdiri dari tempat duduknya, masih dengan rahang yang menganga.

“Kau, Jun Su? Jun Su? Han Jun Su?”

 

 

“Oh, aku tidak percaya ini. Apa ini mimpi?” Cassie berusaha mencubit dirinya sendiri, namun ini nyata!

Jun Su hanya tertawa senang.

“Jadi, Hamufield, itu nyata bukan?” Cassie menatap dalam-dalam mata jernih Jun Su.

Jun Su mengangguk. Masih dengan senyumnya yang lebar.

“Jun Su, kau terlihat cukup berbeda di sini.” Cassie memandang Jun Su dari ujung rambut hingga ujung kaki.

“Aku tahu.” Jun Su tertawa kecil. “Kau juga.”

Cassie tersenyum, “Ya, kita berdua terlihat berbeda.”

 

 

Jun Su tidak bisa berhenti tersenyum sejak Chang Min pulang. Ia benar-benar lega.

“Ibuku bilang kau tidak ingin bekerja.”

Senyum Jun Su segera memudar.

“Apa?” Jun Su menatap Chang Min dengan tatapan kosongnya.

Chang Min yang sudah siap dengan baju tidurnya segera menaiki ranjangnya. Ia segera menghela nafas lega saat ia bisa menyandarkan punggungnya di kasur, “Kau tidak suka dengan jabatanmu di kantor?”

Jun Su masih terdiam. Ia benar-benar ingin marah dan mengatakan semuanya pada Chang Min, namun yang bisa ia lakukan hanya tersenyum dan menggeleng, “Bukan begitu.”

“Lalu? Aku tidak mengerti, kau sendiri yang ingin bekerja.”

Jun Su menatap Chang Min dengan pandangan tidak percaya. Chang Min tahu ia sangat ingin bekerja, tidak bisakah Chang Min menebak apa yang terjadi padanya?

“Tidak ada.” Jun Su menggumam pelan.

“Aku benar-benar lelah hari ini. Selamat tidur.” Chang Min segera terlelap.

Jun Su hanya bisa menatap Chang Min dengan tidak percaya, “Selamat tidur...”

 

 

Hamufield

 

Tidak seperti di Seoul yang menawarkan banyak café untuk bertemu dan mengobrol, di kota kecil ini, satu-satunya café yang ada adalah bakery milik Nyonya Han. Jadi di sinilah Jun Su dan Cassie memutuskan untuk bertemu; di taman bermain belakang gedung sekolah mereka dulu.

“Aku senang bertemu denganmu di Seoul, tapi, apa yang membawamu untuk konsultasi?” Cassie menatap Jun Su dengan mata besarnya. Bola matanya menatap dalam-dalam bola mata hitam milik Jun Su. “Kau mengalami depresi di Seoul?”

Jun Su menghela nafasnya cukup keras, “Hidupku di Seoul, jauh berbeda dengan di sini.” Jun Su hanya menatap pemandangan di hadapannya dengan senyum kecil. Sore hari semakin membuat hutan di hadapan mereka terlihat gelap.

“Aku menikahi seorang laki-laki.”

Mata Cassie membulat, menatap Jun Su lebih dalam.

Jun Su tertawa kecil dan memandang Cassie dengan mata jernihnya, “Itu bukan pernihakan resmi, tapi, intinya kami menikah.”

“Dan orang-orang mencela hubungan kalian.” Cassie mengambil kesimpulan, tapi Jun Su menggeleng.

“Tidak ada yang tahu hubungan kami. Hanya keluarga inti kami.” Jun Su kembali memandang hutan belantara di hadapannya.

“Aku pikir aku akan merasa lega saat keluarganya tahu, tapi ternyata mereka tidak menginginkanku.” Jun Su kembali menghela nafas, sesuatu yang sebenarnya jarang ia lakukan. “Yang paling membuatku merasa tertekan adalah, tidak ada yang tahu tentang perlakuan mereka padaku, dan aku merasa semakin jauh dengan Chang Min.”

“Chang Min juga tidak tahu tentang ini?”

Jun Su menggeleng, “Bagaimana Chang Min akan mempercayai pekataanku kalau di depannya semua orang bersikap baik-baik saja padaku. Aku juga tahu mereka memberi Chang Min banyak pekerjaan dan business trip agar kami semakin jauh, dan itu berhasil.”

Cassie hanya bisa menatap temannya itu dengan simpatik. Ia tidak bisa mengaggap Jun Su sebagai seorang pasien, di matanya, Jun Su adalah temannya sedari kecil. “Bagaimana dengan keluargamu?”

“Mereka tidak pernah tahu apa yang terjadi pada hidupku. Aku tidak merasa dekat dengan siapa pun.”

Cassie mengangguk kecil, “Lalu, apa kau tidak berencana untuk memberitahu Chang Min?”

“Tidak.” Jun Su menatap langit yang mulai gelap. “Dia terlalu sibuk untuk tahu.”

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sweet Sound of Love
0      0     0     
Romance
"Itu suaramu?" Budi terbelalak tak percaya. Wia membekap mulutnya tak kalah terkejut. "Kamu mendengarnya? Itu isi hatiku!" "Ya sudah, gak usah lebay." "Hei, siapa yang gak khawatir kalau ada orang yang bisa membaca isi hati?" Wia memanyunkan bibirnya. "Bilang saja kalau kamu juga senang." "Eh kok?" "Barusan aku mendengarnya, ap...
Iskanje
92      65     0     
Action
Dera adalah seorang mahasiswa pindahan dari Jakarta. Entah takdir atau kebetulan, ia beberapa kali bertemu dengan Arif, seorang Komandan Resimen Mahasiswa Kutara Manawa. Dera yang begitu mengagumi sosok lelaki yang berwibawa pada akhirnya jatuh cinta pada Arif. Ia pun menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Pada mulanya, ia masuk menwa untuk mencari sesuatu. Pencariannya menemui jalan buntu, tetapi ia...
Sweetest Thing
89      54     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
Dia yang Terlewatkan
9      9     0     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Throwback Thursday - The Novel
409      185     0     
Romance
Kenangan masa muda adalah sesuatu yang seharusnya menggembirakan, membuat darah menjadi merah karena cinta. Namun, tidak halnya untuk Katarina, seorang gadis yang darahnya menghitam sebelum sempat memerah. Masa lalu yang telah lama dikuburnya bangkit kembali, seakan merobek kain kafan dan menggelar mayatnya diatas tanah. Menghantuinya dan memporakporandakan hidupnya yang telah tertata rapih.
Jika Aku Bertahan
316      207     0     
Romance
Tidak wajar, itu adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan pertemuan pertama Aya dengan Farel. Ketika depresi mengambil alih kesadarannya, Farel menyelamatkan Aya sebelum gadis itu lompat ke kali. Tapi besoknya secara ajaib lelaki itu pindah ke sekolahnya. Sialnya salah mengenalinya sebagai Lily, sahabat Aya sendiri. Lily mengambil kesempatan itu, dia berpura-pura menjadi Aya yang perna...
KNITTED
56      40     0     
Romance
Dara memimpikan Kintan, teman sekelasnya yang sedang koma di rumah sakit, saat Dara berpikir bahwa itu hanya bunga tidur, pada pagi hari Dara melihat Kintan dikelasnya, meminta pertolongannya.
Sosok Ayah
13      13     0     
Short Story
Luisa sayang Ayah. Tapi kenapa Ayah seakan-akan tidak mengindahkan keberadaanku? Ayah, cobalah bicara dan menatap Luisa. (Cerpen)
Laci Meja
15      15     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
ONE SIDED LOVE
24      20     0     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...