Read More >>"> Woozi's Hoshi (Lima) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Woozi's Hoshi
MENU
About Us  

Universitas Seni Musik, tahun pertama

 

Lagi, Ji Hoon menghabiskan 24 jam penuh di kamar tidur yang sudah berubah menjadi studio musik pribadinya. Ponsel yang ia abaikan menunjukkan banyak jumlah missed call dan pesan yang belum terbaca, tetapi Ji Hoon tidak peduli. Karena ia tau, Soonyoung tidak menghubunginya…

Telepon dan pesan singkat dari Soonyoung hanya berlangsung beberapa bulan pertama semenjak Soonyoung menginjakkan kaki di Amerika, dengan frekuensi yang semakin berkurang. Ji Hoon bahkan menyadari Soonyoung tidak pernah menelponnya terlebih dulu. Semua telepon dan pesan singkat selalu dimulai dari Ji Hoon. Dan meski Ji Hoon mencoba mengerti, menelan semua pertanyaan dan rasa sakit hatinya pada kelakuan Soonyoung, Ji Hoon tetap mencoba mengirim pesan singkat meski hanya sekedar ‘Sedang sibuk?’, dan Soonyoung benar-benar berhenti membalas pesan singkatnya sejak dua bulan lalu.

Lamunan Ji Hoon buyar saat pintu kamarnya terbuka lebar, menampilkan Seungcheol yang masuk ke kamarnya meski tanpa ijin. 

“Ayo makan!” Seungcheol meletakkan beberapa porsi makanan yang dibelinya; dua porsi saja tidak akan cukup untuk dua pemuda itu.

Ji Hoon tersenyum lebar dan mengangguk. Ia merasa beruntung memiliki senior seperti Seungcheol, dan di saat bersamaan merasa bersalah untuk membuat seniornya itu repot menjaganya. 

“Kau tidak membalas pesan singkatku. Setidaknya kau harus mengangkat telepon sekali-kali.” Seungcheol terus mengomel, dan Ji Hoon hanya mengangguk dan tertawa kecil.

 

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My world is full wounds
3      3     0     
Short Story
Cerita yang mengisahkan seorang gadis cantik yang harus ikhlas menerima kenyataan bahwa kakinya didiagnosa lumpuh total yang membuatnya harus duduk di kursi roda selamanya. Ia juga ditinggalkan oleh Ayahnya untuk selamanya. Hidup serba berkecukupan namun tidak membuatnya bahagia sama sekali karena justru satu satunya orang yang ia miliki sibuk dengan dunia bisnisnya. Seorang gadis cantik yang hid...
Sang Musisi (2)
3      3     0     
Short Story
Apakah kau mengingat kata-kata terakhir ku pada cerita "Sang Musisi" ? MENYERAH ! Pada akhirnya aku memilihnya sebagai jalan hidupku.
When I Met You
3      3     0     
Romance
Katanya, seorang penulis kualat dengan tokohnya ketika ia mengalami apa yang dituliskannya di dunia nyata. Dan kini kami bertemu. Aku dan "tokohku".
Kapan Pulang, Dean?
3      3     0     
Short Story
Tanpa sadar, kamu menyakiti orang yang menunggumu. Pulanglah...
Rinai dan Sudut Lampu Kota
2      2     0     
Short Story
Teruntuk mereka, kaki-kaki kecil yang berjalan di persimpangan lampu merah, juga petikan gitar usang pencari nafkah. Terimakasih pada kalian yang tidak terlahir manja, pada kalian yang rela tersita masa kecilnya. Pada kalian yang sanggup bertahan hidup meski dilema, apakah hari ini bisa makan? apakah esok bisa makan? Belajar pada mereka, bocah-bocah lampu merah, yang bahkan diuji apapun dan tid...
Kau dan Aku Tahu Itu
3      3     0     
Short Story
Sungguh kau tidak akan pernah mengerti sampai kamu membaca cerita ini lengkap. Saya tidak bermaksud menyinggung agama mana pun, saya hanya membagi kisah ini atas nama persahabatan. Dan dari narasumber yang bersedia membagikan kisahnya.
Saksi Bisu
4      4     0     
Short Story
Sebuah buku yang menjadi saksi bisu seorang penulis bernama Aprilia Agatha, yang di butakan oleh cinta. Yang pada akhirnya cintalah yang menghancurkan segalanya.
You be Me
3      3     0     
Short Story
Bagaimana rasa nya bertukar raga dengan suami? Itulah yang kini di alami oleh Aktari dan Rio. Berawal dari pertengkaran hebat, kini kedua nya harus menghadapi kondisi yang sulit.
Berhargakah Sebuah Jiwa???
367      264     6     
Short Story
Apakah setiap jiwa itu berharga? Jika iya, maka berapa nilai dari sebuah jiwa?, terlebih bila itu jiwa-mu sendiri.
Angel in Hell
1      1     0     
Short Story
Dia memutar-mutar pena di genggaman tangan kanannya. Hampir enam puluh detik berlalu dan kolom satu itu masih saja kosong. Kegiatan apa yang paling Anda senang lakukan? Keningnya berkerut, menandakan otaknya sedang berpikir keras. Sesaat kemudian, ia tersenyum lebar seperti sudah mendapatkan jawaban. Dengan cepat, ia menggoreskan tinta ke atas kertas; tepat di kolom kosong itu. Mengha...