Read More >>"> Moira (#39) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

Kami berdua sama-sama diam di kereta kuda. Sebenarnya aku masih malu sih berteriak seperti itu karena Lucas tiba-tiba ada di kediaman Levada. Dilihat juga oleh kedua orang tuaku, mudah-mudahan mereka tidak berpikir yang aneh-aneh tentang anaknya. Siapa yang tidak terkejut melihat Lucas ini muncul setelah pertengkaran kami kemarin.

Tapi, aku juga pergi karena tidak mau terlalu lama bertengkar dengannya. Aku cuma ingin tahu siapa aku di masa lalu, dan alasan apa yang membuatku jatuh cinta padanya. Dengan begitu, mungkin hubungan kami bisa lebih harmonis seperti sepasang suami istri pada umumnya.

“Hei,” kataku.

“Hm,” responnya tanpa menoleh padaku.

“Aku minta maaf,” kataku lagi. Yah, yang paling mudah soal situasi kami ini dengan meminta maaf, bukan? Apalagi posisiku punya andil besar dalam pertengkaran kami selama ini.

Mendengar itu membuat Lucas sepenuhnya melihat ke arahku. Aku mencoba memberanikan diri untuk terbuka juga padanya.

“Ada banyak hal—“

Tunggu! Setiap aku mulai obrolan dengan Lucas, selalu saja aku menutupi kebenaran dengan kalimat itu. Tidak, tidak, aku harus mengganti kalimatku.

“Aku seperti terbangun dari sebuah mimpi. Aku merasa semua hal yang terjadi dalam hidupku begitu tiba-tiba. Tiba-tiba saja aku menikah, tiba-tiba saja aku menjadi ratu, dan tiba-tiba saja aku berperan menjadi ratu sungguhan. Rasanya… rasanya semua itu terlalu mendadak sampai aku belum sempat bernapas untuk istirahat tapi ada hal baru lagi yang harus kuhadapi.”

“Kukira jika berhubungan denganmu, mungkin hidupku tidak begitu banyak berubah. Tapi melihat sikapmu yang berbeda, aku mulai sadar sepertinya selama ini aku terlalu patuh pada khayalanku sendiri, sementara kenyataan tidak sebagus itu juga. Aku mungkin benar-benar lupa perasaanku padamu.”

Mendengar kalimat terakhirku itu membuat Lucas terlihat terkejut, aku buru-buru mengoreksi.

“Tapi, aku juga mungkin bisa menemukan sesuatu yang bisa mengembalikan perasaan itu, atau mungkin ada perasaan baru yang tumbuh. Jadi, bisakah kau menungguku sebentar?”

Lucas tiba-tiba menggenggam tanganku, “Diana, aku tidak tahu harus berkata apa selain permintaan maaf. Selama ini aku tidak memperhatikanmu dengan baik. Maafkan aku, sungguh. Dan terima kasih karena mau mengatakan ini padaku.”

Semua bagiku adalah yang pertama, mungkin Lucas adalah cinta pertamaku, atau lebih tepatnya seseorang yang pertama kali membuatku harus belajar mencintainya. Aku memang tidak begitu yakin sih jika cinta itu bisa dipelajari, justru rasanya seperti mustahil, tapi mau bagaimana lagi? Kami berdua sudah terikat, Lucas jelas ingin menunjukkan perasaannya sekarang, dan perasaan cinta ini bentuknya timbal balik, kan? Aku hanya perlu mencoba menyukainya lagi, seperti laki-laki itu menyukaiku, atau sepertiku yang dulu pernah menyukainya. Atau mungkin memang ada hal baru dalam mencintainya.

 

**

 

Pagi itu istana dibuat heboh oleh ulahku. Begitu Lucas bangun, wajahnya terkejut ketika melihatku. Nara dan Alpha pun tidak jauh berbeda dengan Lucas saat melihatku akan pergi ke ruang makan, mulai sekarang aku dan Lucas mencoba untuk menghidupkan kembali istana ini. Saat sarapan pun, Lucas masih belum mengalihkan perhatiannya dariku. Padahal separuh makananku sudah tandas.

“Kenapa sih melihatku terus?” tanyaku.

“Sekarang apalagi yang kau lakukan, Diana?” tanya Lucas.

“Melakukan apa? Kenapa semua orang kelihatan kaget melihatku?”

“Tidak ada yang biasa-biasa saja melihatmu memotong rambut sampai sependek itu.”

Aku memegang ujung rambutku yang sekarang hanya sebahu. Pagi sekali aku memotong rambutku sendiri, memang tidak rapi seperti di salon, tapi masih cukup enak untuk dilihat kok. Lagipula aku cuma memotongnya sampai sebahu.

“Oh, hanya itu.”

“Hanya?”

“Kau berusaha terlihat menyebalkan lagi sekarang? Aku hanya memotong rambutku, bukan memotong kepalaku. Cepat habiskan makananmu.”

Lucas menghela napasnya, wajahnya terlihat tidak rela dan hanya menyahut dengan gelengan kepala. “Kalau kau ingin merapikan rambutmu, seharusnya kau beritahu aku. Aku bisa membawa—“

“Udah deh! Aku bukannya tidak senang dengan perhatianmu. Aku berterima kasih karena hal itu, tapi hal-hal kecil yang bisa kulakukan, akan kukerjakan sendiri. Jangan merepotkan dirimu sendiri untukku, ya?”

“Aku tidak kerepotan.”

“Sudah, sudah. Aku yakin sekali kita akan kembali bertengkar. Ayo cepat selesaikan sarapanmu.”

“Baiklah…” Baru saja Lucas menghabiskan beberapa sendok sarapannya, ia kembali bersuara, “Siang nanti, ada seseorang yang akan menemuimu.”

“Siapa?”

 

**

 

Cecilia berdiri di hadapanku. Dengan wajah yang masih terkejut, aku memintanya untuk duduk. Beranda samping kamarku sudah ditata sedemikian rupa. Beberapa pelayan sudah menyiapkan teh hangat untuk kami, meskipun wajah mereka menggambarkan ketidak sukaan dengan perempuan di depanku ini begitu kentara. Samar-samar aku juga melihat beberapa ksatria sedang berdiri tak jauh dari tempat kami.

Keadaan Cecilia jauh lebih mengenaskan dari Nyonya Olivia, pakaiannya kotor dan berdebu. Ada sedikit bercak darah di beberapa bagiannya. Bibirnya kering, wajahnya sangat tidak terawat, bahkan pergelangan tangannya terdapat garis kebiruan seperti habis dicambuk. Apa yang Lucas lakukan padanya?

Lama aku hanya memandanginya, sebagian aku merasa kasihan dan tidak tahu harus berbicara seperti apa dengan Lucas karena telah menyiksa Cecilia seperti ini. Sebagian lainnya merasa canggung karena terakhir kali kami berbicara, Cecilia mendorongku ke danau dan aku menamparnya. Aku malu sendiri mengingatnya.

“Apa yang sebenarnya terjadi dengan lukamu itu? Dimana Lucas mengurungmu?”

Dengan nada suara yang menyebalkan, Cecilia menjawab, “Kau tidak perlu tahu seberapa sadis suamimu itu bahkan terhadap perempuan sekalipun.”

Yah… aku sudah tahu orang yang kau sukai itu sangat, sangat sadis, tapi aku tidak tahu persis seperti apa takarannya, sampai aku melihatmu.

“Kau memanggilku untuk apa? Memintaku bertanggung jawab atas kesalahan pamanku juga?!”

“Tidak! Nyonya Olivia datang ke istana untuk mencarimu, dan aku tidak tahu keberadaanmu. Jadi aku meminta Lucas—“

“Kau tahu, apa yang dikatakan Lucas lebih menyakitkan dari cambuk-cambuk yang dia layangkan ke arahku.”

Aku memandanginya dengan ekspresi yang rumit.

“Beruntung kau di selamatkan Sang Ratu. Seandainya Sang Ratu tidak memintamu, aku tidak pernah sudi melihatmu lagi.” Cecilia berujar dengan air mata yang sudah tergenang. “Aku sangat mengenal Lucas. Sejak kecil perangainya cukup keras kepala, meskipun masih ada sisi dirinya yang terlihat tenang, tapi setelah Tuan dan Nyonya Houston meninggal, ia berubah seperti iblis. Meskipun tidak secara langsung menendang Keluarga Barton keluar istana, ia juga tidak menganggap kehadiran kami. Lucas yang aku tahu tidak pernah menarik kembali semua keputusannya. Ia kokoh dengan pendiriannya bahkan jika itu harus membantai satu garis keturunan sekalipun.”

Cecilia kembali berbicara sambil berlinang air mata, “Walaupun yang kucintai adalah iblis, tapi aku tidak bisa membencinya dan terus berusaha agar ia melihatku. Harapanku benar-benar runtuh setelah kau hadir dan Lucas mulai memperhatikanmu. Aku telah kehilangannya… Tidak! Sejak awal aku memang tidak pernah kehilangannya, aku tidak pernah memilikinya, kecuali jika aku terlahir sebagai dirimu, bukan dari keturunan Barton.”

Aku tidak lantas menanggapi, hubunganku dengan Lucas saja sudah membuatku kewalahan, lagi-lagi aku harus mendengar privasi seseorang. Apalagi mendengar ucapan gadis itu, aku jadi merasa semakin bersalah.

“Situasi membuat kita semua kehilangan kewarasan kita,” responku. Sepanjang situasi yang sudah kualami, memang seharusnya tidak terlalu menanggapi keadaan yang sudah terjadi di masa lalu.

“Aku datang kota untuk mencari pamanku.”

“Hm?”

“Kau dan Lucas mungkin tidak akan percaya, tapi aku dan Bibiku tidak tahu apa-apa soal rencana Paman! Aku mencarinya dan berharap ia bisa membawa kami tinggal di tempat yang lebih layak. Tapi, sesaat sebelum ia melancarkan aksinya, Paman memaksa kami untuk menaiki kereta dan pergi begitu saja sampai di Daerah Perbatasan, dan kami ditelantarkan setelah itu.”

“Lalu, kenapa kau mencari Tuan Daniel sampai ke kota? Lucas dan para ksatria sudah mencarinya dan tidak menemukan petunjuk apapun.”

“Aku pernah mendengar rumah bordil di bawah toko obat.”

“Rumah bordil?”

“Aku tidak tahu rumah macam apa itu, tapi aku sering menguping Pamanku membicarakan tempat itu dengan Tuan Franz. Aku pergi diam-diam untuk menemui Pamanku, Bibiku saat itu sedang kesakitan, Diana! Bagaimana bisa aku berdiam diri? Satu-satunya keluarga yang kupunya hanya bibiku sekarang! Tapi… tapi ksatria istana menyeretku dan mengurungku!” Lagi-lagi Cecilia terisak.

Aku hanya bisa memberikan sapu tanganku padanya, gadis itu lagi-lagi menangis. Sepertinya Cecilia sudah menahan semua emosinya selama ini. Aku juga bisa menggila jika berada di posisinya sekarang. Apalagi memohon pada Lucas yang seperti anjing galak itu, sama saja seperti bertemu malaikat maut yang tidak bisa diajak kompromi sama sekali.

“Sebaiknya aku pergi, ksatriamu sudah tidak tahan melihatku terlalu lama bersama Ratu mereka.”

“Barang-barangmu di istana—“

“Buang saja, atau kau bakar, atau apapun. Aku sudah tidak mau berurusan dengan istana. Aku sudah terlalu lelah.”

“Biarkan beberapa ksatria mengawalmu pulang. Aku akan mencoba berbicara dengan Lucas soal rumah bordil itu.”

Cecilia hanya memandangiku, tapi ia juga tidak terlihat ingin menolaknya. Sama seperti Nyonya Olivia, aku juga memberikan beberapa uang dan makanan untuknya. Juga obat-obatan untuk lukanya itu. Mungkin aku akan meminta Lucas untuk mengembalikan barang-barang yang tidak sempat dibawa Cecilia atau Nyonya Olivia.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Galang dan Refana
6      6     1     
Short Story
“Untuk apa kita diciptakan di dunia? “ seorang gadis yang sudah cukup lama ku kenal mengajukan sebuah pertanyaan. Ia melemparkan pandangan kosongnya ke sebuah dimensi ruang. Tangannya yang dipenuhi perban memeluk lutut seolah tangah melindungi tubuh dan jiwa rapuhnya
Koude
39      21     0     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...
Kisah Kita
40      29     0     
Romance
Kisah antara tiga sahabat yang berbagi kenangan, baik saat suka maupun duka. Dan kisah romantis sepasang kekasih satu SMA bahkan satu kelas.
Game Z
109      65     0     
Science Fiction
Ia datang ke ibukota untuk menuntut ilmu. Tapi, anehnya, ia dikejar dengan sekolompok zombie. Bersama dengan temannya. Arya dan Denayla. Dan teman barunya, yang bertemu di stasiun.
The Past or The Future
7      7     0     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
LUCID DREAM
7      7     0     
Short Story
aku mengalami lucid dream, pada saat aku tidur dengan keadaan tidak sadar tapi aku sadar ketika aku sudah berada di dunia alam sadar atau di dunia mimpi. aku bertemu orang yang tidak dikenal, aku menyebutnya dia itu orang misterius karena dia sering hadir di tempat aku berada (di dalam mimpi bukan di luar nyata nya)
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
6      6     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Inspektur Cokelat: Perkara Remaja
8      8     0     
Short Story
Elliora Renata, seorang putri dari salah satu keluarga ternama di Indonesia, hal itu tak menjamin kebahagiaannya. Terlahir dengan kondisi albinis dan iris mata merah tajam, banyak orang menjauhinya karena kehadirannya disinyalir membawa petaka. Kehidupan monoton tanpa ada rasa kasih sayang menjadikannya kehilangan gairah bersosialisasinya sampai akhirnya...serangkaian kejadian tak menyenangkan...
Kenangan
3      3     0     
Short Story
Nice dreaming
Too Sassy For You
25      16     0     
Fantasy
Sebuah kejadian di pub membuat Nabila ditarik ke masa depan dan terlibat skandal sengan artis yang sedang berada pada puncak kariernya. Sebenarnya apa alasan yang membuat Adilla ditarik ke masa depan? Apakah semua ini berhubungan dengan kematian ayahnya?