Pria di Persimpangan
Wahai Pria Di persimpangan ....
Jalan di persimpangan itu ku sebut segitiga cinta.
Kita sering bertemu tanpa janji di sana.
Walau terkadang, aku hanya bisa
memandangmu dari balik kaca hitam.
Tak sering kita dapat bertatap badan.
Maka ku tatap engkau lekat-lekat bagai kehausan,
sampai engkau menghilang di perbelokkan jalan.
Apakah ini adalah cinta yang tak terbalas?
Bergantungkah engkau pada perputaran takdir?
Tak zamannya lagi kita dijodohkan oleh empu-empu kita.
Logikaku terganggu karena engkau
masuk di alam petualangan tidurku.
Ingin aku tau nama indahmu untuk ku sebut dalam syukur.
Aku dihukum untuk hanya bisa merindu.
Tak berdaya aku di dalam rindu yang berderai.
Aku memendam cinta yang akan mekar di musim gugur.
Ribuan detik sudah terbuang demi menanti sebuah sapaan
dari kau, yang selalu bersinar di persimpangan jalan.
00:52, Medan 29 Maret 2020