Aku Iri Pada Orang Yang Baik-Baik Saja
Aku iri pada orang yang baik-baik saja setelah diitinggal pergi, seakan tidak tergores sama sekali. Sungguh aku ingin meminjam sejenak hati dan pikirannya itu. Aku ingin menjalani hariku sebagai orang waras, yang menganggap kepergian orang terkasih adalah hal biasa, hal yang memang harus dilalui setiap insan di dunia. Aku ingin rehat sejenak dari rasa sakit ini, tetapi hati bodohku malah seakan gemar memendam sebuah luka.
Kehilangan ini seakan terus memutarku dalam pikiran bunuh diri. Padahal aku juga tak akan bisa bertemu dengannya di alam baka, segalanya telah berakhir di sini. Untuk itu, aku iri sekali kepada orang yang menjalani harinya dengan ikhlas dan sukacita setelah ditinggalkan yang dikasihi. Betapa kuat hati mereka itu, tidak seperti hati rapuhku yang setipis kaca dan rentan pecah. Pula jika kaca ini pecah, lagi-lagi hanya diriku sendiri yang terluka.
Aku iri pada orang yang tersenyum tulus saat menerima ucapan belasungkawa, tidak sepertiku yang menahan tangis dan menyunggingkan sepalsu-palsunya sebuah tawa. Menyakinkan banyak orang bahwa aku rela, bahwa aku baik-baik saja. Padahal setiap malam aku menangis sampai menekan kedua gigiku agar tak bersuara.
(2020)