Read More >>"> Backstreet (Three) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Backstreet
MENU
About Us  

Aku menjatuhkan kepalaku di meja. Menatap hampa layar komputer. Pekerjaanku masih menumpuk. Kayaknya, nggak berkurang meski sudah ada beberapa yang kuselesaikan.

Sudah seminggu sejak terakhir bertemu Mark di sini. Rasanya kangen. Mark juga tidak sering mengirimiku pesan.

Kadang, aku jenuh. Bukan jenuh karena perasaan kami, justru aku semakin dalam mencintainya. Hanya saja, profesinya itu membuat gerak kami tidak bebas.

Dia bukan hanya milikku, dia milik jutaan wanita di luaran sana.

Jika bukan seorang idol, mungkin kami bisa menikmati waktu berdua selayaknya pasangan yang lain. Dia yang super sibuk, kadang membuatku kesepian. Namun, aku tidak bisa berpaling darinya. Memikirkannya saja tak pernah.

Aku mengetik sesuatu di ponselku. Terserah mau langsung dibalas atau nggak.

Ivanka : Hey, I miss u so bad. Aku pengin ketemu T_T

Aku meletakkan ponselku. Kembali fokus ke layar yang menunjukkan grafik rekaman hari ini. Mendengarkan sekali lagi lagu yang sudah hampir selesai kugarap.

"Oh, part ini kayaknya bakal cocok kalau di kasih efek ini sedikit." Aku bergumam sendiri. Kembali mengotak-atik rekaman tersebut.

Satu pesan masuk ke ponselku. Melirik sekilas dan langsung tersenyum begitu pesan itu datang dari Mark

Subak-nim 🍉 : I do, Anya. I wanna hug u, feel u rn.

Ivanka : Eyy~ are u getting bold just a week?

Subak-nim 🍉 : Coba tengok ke belakang.

Aku mengerutkan kening. Maksudnya ke belakang? Nggak mungkin, kan?

Aku memutar kursiku 180° dan mataku membulat melihat siapa yang kini ada di daun pintu.

"Kaget?" Mark tersenyum, dengan perlahan menghampiriku yang masih membeku, menarikku untuk berdiri dan memelukku.

Hangat, rasanya hangat dan nyaman. Aku membalas pelukannya. Rasa jenuh yang tadi kurasakan menguar tanpa bekas. Ternyata memang aku hanya butuh Mark ada di sekitarku. Begini saja sudah sangat membahagiakan.

Seperti biasa, Mark akan mencium pucuk kepalaku setiap kami bertemu. Dan itu manis menurutku.

"Kok bisa? Kan kamu lagi ...." Aku menatapnya yang kini tersenyum. "Mark!" Aku langsung memukul lengannya.

"Aww! Kok dipukul? Salahku apa, Anya?"

"Kamu dari bandara langsung ke sini, kan?"

"Iyalah, emangnya ke mana lagi?"

"Pulang Mark Lee, pulang, bukannya malah ke sini," ucapku gemas. Benar-benar ini orang. Nggak ada kata capek, ya?

"Pulang kemana lagi?" jawab Mark dengan tampang bingung.

Oh My God! So cute. Pengin cubit pipinya.

Aku bersedekap tangan, "Rumahmu di mana, Mark? Lupa sama dorm sendiri?"

Kali ini Mark tersenyum, "Kan kamu tempatku pulang, Anya."

Sialan! Mau marah nggak jadi, kan.

Aku membuang muka, sadar karena tidak bisa lagi membantah kata-katanya. Mark terkekeh, menarikku ke dalam dekapannya lagi.

"Laper, nih, pulang, yuk," bisik Mark dengan suaranya yang dalam.

Ya Tuhan, rasanya badan udah kayak mozarella. Meleleh.

🍉🍉🍉

Mark payah soal urusan dapur itu bukan rahasia lagi. Pokoknya, jangan biarin Mark masak kalau masih sayang sama perabotan dapur. Pernah sekali Mark coba masak dan dapurku nyaris kebakaran gara-gara dia nggak kontrol air rebusan. Panciku bolong, padahal baru kubeli dua hari sebelumnya.

Mark cuma tahu cara menggunakan toaster. Sekalinya pegang pisau cuma untuk mengoleskan selai ke rotinya. Mark mungkin berbakat urusan rap, dance, dan semacamnya, tapi nol besar untuk urusan dapur.

"Pasta siap." Aku menghidangkan paata fetucini sebagai makan malam. Sebelum ke apartemen, aku sempat mampir membeli bahan untuk membuat pasta.

"Hmm... smells good. Aku selalu bayangin ini kalau lagi sendiri."

Aku menatapnya penuh minat. "Bayangin apa?"

"Aku kerja, perform dari panggung ke panggung, terus sampai rumah bisa nikmatin makanan enak yang kamu masak. Makin sempurna lagi kalau ada Little Lee nanti."

Aku tersenyum mendengarnya. Angan-angan yang manis, kan? Suami kerja, istri masak, lalu ada anak-anak yang main kejar-kejaran di sekitar rumah.

"Anya," panggilnya. Raut wajah Mark berubah serius. Aku menelan saliva susah payah.

"Aku nggak bisa janjiin apa-apa, tapi untuk saat ini, kamu tahu banget kalau aku kelewat sayang sama kamu. Cukup itu aja yang kamu tahu."

Aku menggenggam kedua tangannya. Tersenyum seakan berkata bahwa aku mengerti maksudnya.

"Aku juga sama, nggak bisa janjiin apa-apa. Jujur, ada kalanya aku jenuh, tapi begitu ada kamu, semua itu lenyap. Aku ... aku cuma butuh kamu ada di sekitarku."

"Let it flow, Anya. Aku akan jaga hati aku. Manusia bisa berencana, tapi tetap Tuhan yang menentukan garisnya. Kita berusaha dulu." Mark menatapku dengan hangat. Aku tidak bisa untuk tidak jatuh cinta pada pria yang tahun depan sudah berumur dua puluh tahun.

Aku tahu Mark sudah sangat banyak berkorban untuk hubungan kami. Di saat waktu luang yang seharusnya dia pakai untuk istirahat, Mark malah menemuiku. Dia selalu berwajah ceria, tapi aku tahu bahwa dia lelah. Dia menyembunyikannya dengan sangat baik.

Aku ingat sering menangis tengah malam karena merindukannya atau saat Mark benar-benar menghilang tanpa kabar saking sibuknya. Beberapa kali aku meminta putus, tapi Mark selalu bisa menahanku.

Benar kata Ten oppa, kadar bucin Mark itu sudah di level Zeus.

Seiring waktu, aku mulai terbiasa dengan hubungan yang seperti ini. Meski tidak benar-benar bisa terbiasa, tapi setidaknya sudah tidak separah dulu.

Dua jam kemudian, Mark pamit pulang. Apartemenku yang semula hangat karena canda tawanya kini mendadak hening lagi. Aku menghela napas sesampainya di kamar.

Risiko punya pacar seorang publik figur ya gini. Harus rela ditinggal tanpa kabar atau hanya bisa makan berdua di rumah. Tidak bisa kencan dengan bebas.

To be continued...

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Give Up? No!
248      182     0     
Short Story
you were given this life because you were strong enough to live it.
Ansos and Kokuhaku
16      4     0     
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain. Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan. Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini... Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...
BELVANYA
1      1     0     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Mendadak Halal
110      28     0     
Romance
Gue sebenarnya tahu. kalau menaruh perasaan pada orang yang bukan makhramnya itu sangat menyakitkan. tapi nasi sudah menjadi bubur. Gue anggap hal ini sebagai pelajaran hidup. agar gue tidak dengan mudahnya menaruh perasaan pada laki-laki kecuali suami gue nanti. --- killa. "Ini salah!,. Kenapa aku selalu memandangi perempuan itu. Yang jelas-jelas bukan makhrom ku. Astagfirullah... A...
Bait of love
13      3     0     
Romance
Lelaki itu berandalan. Perempuan itu umpan. Kata siapa?. \"Jangan ngacoh Kamu, semabuknya saya kemaren, mana mungkin saya perkosa Kamu.\" \"Ya terserah Bapak! Percaya atau nggak. Saya cuma bilang. Toh Saya sudah tahu sifat asli Bapak. Bos kok nggak ada tanggung jawabnya sama sekali.\"
V'Stars'
13      6     0     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
Renjana: Part of the Love Series
3      3     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.
Saat Aku Bersama Sarra
2      2     0     
Short Story
Saat aku bersama Sarra rasanya menyebalkan. Namun, saat bersamanya pula aku menyadari sesuatu yang tak pernah aku sadari sebelumnya.
#SedikitCemasBanyakRindunya
38      13     2     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
Furimukeba: Saat Kulihat Kembali
2      2     0     
Short Story
Ketika kenangan pahit membelenggu jiwa dan kebahagianmu. Apa yang akan kamu lakukan? Pergi jauh dan lupakan atau hadapi dan sembuhkan? Lalu, apakah kisah itu akan berakhir dengan cara yang berbeda jika kita mengulangnya?