Read More >>"> Your Moments (Hari Kebalikan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Your Moments
MENU
About Us  

“Selamat datang di kedai kami.”

Kau mengangguk seraya tersenyum kecil, mengikuti langkah teman laki-lakimu. Kau duduk di meja dua puluh lima dan mulai memesan es krim kesukaanmu.

“Ada apa denganmu?” tanyamu ketika pelayan sudah pergi dengan kertas pesanan.

“Apa?”

“Kau bukan tipikal orang yang akan membeli es krim untukku dengan senang hati.”

“Ah, itu.” Laki-laki itu mengangguk kecil, jemarinya mengetuk-ngetuk meja dengan bosan. “Bukankah kau suka es krim?”

“Kau tidak suka es krim.”

Ia mendengus mendengar jawabanmu dan berujar, “Sekarang tanggal dua puluh lima.”

Kau mengernyit bingung. “Ada apa dengan tanggal dua puluh lima?”

“Aku akan berbuat baik setiap tanggal dua puluh lima.”

Kau mengerjapkan mata, masih tak mengerti. Kau baru saja akan bertanya lagi ketika es krim pesananmu datang. Setelah mengucapkan terima kasih, kau kembali menoleh pada laki-laki itu dan berkata, “Jujur saja padaku.” Kau menyuapkan sesendok es krim ke dalam mulut. “Ada sesuatu yang ingin kaukatakan padaku, bukan?”

Ia menatapmu lekat-lekat. “Apa sulitnya menerima kebaikan orang lain?”

Kau memutar bola matamu kesal dan kembali menyuapkan sesendok besar es krim ke dalam mulut sebelum menjawab, “Kau bukan tipikal orang yang akan berbuat baik.” Kau terdiam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan, “Kecuali jika orang itu spesial bagimu.”

Laki-laki itu hanya diam, sibuk menyantap es krimnya. Maka, kau pun melanjutkan, “Omong-omong soal spesial,” Kau terdiam, mencoba menyusun kata-kata dalam hati, “Apa kau tidak punya seseorang yang spesial?”

“Maksudmu?”

“Seseorang yang spesial seperti … gadis yang kausukai, mungkin?”

“Aku tidak punya yang semacam itu,” ujar laki-laki itu sambil mengangkat bahu acuh tak acuh. “Aku punya yang lebih dari itu.”

“Apa?” Salah satu alismu terangkat tinggi-tinggi. Sepertinya rasa ingin tahumu mulai terusik.

“Aku membencimu.”

“Apa?” Matamu melebar, sepertinya tak percaya dengan apa yang baru saja kaudengar. “Apa yang baru saja kaukatakan?”

“Aku membencimu,” ulangnya sekali lagi.

“Aku juga benci kamu.”

“Hari ini hari kebalikan.”

Kau terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja ia katakan. Ah, ya, itu salah satu lelucon dalam kartun SpongeBob SquarePants. Tampaknya dia baru saja menirunya. Jadi, kau hanya tertawa, setengah mendengus, dan mengangkat bahu acuh tak acuh sebagai jawaban.

“Aku membencimu.”

“Ya,” sahutmu, mulai kembali fokus dengan es krim di hadapanmu.

“Hari ini hari kebalikan.”

“Ya.”

Dia terdiam. Keheningan menyelinap di antara kau dan dia, tetapi kau masih bisa merasakan tatapannya. Tatapannya yang intens. Tajam. Seolah mengawasi.

Namun, entah mengapa, tatapan itu membuatmu merasa nyaman. Aman.

“Aku membencimu,” ulangnya sekali lagi.

Kali ini, kau menghela napas sejenak sebelum akhirnya berkata, “Ya, ya. Terserah kau saja.”

Ia terdiam lagi. Kau tidak bertanya, tetap fokus dengan es krimmu yang tinggal seperempat penuh. Mungkin bicara berkali-kali tanpa dijawab lambat laun membuatnya bosan sendiri, jadi dia tidak—

“Aku membencimu.”

—bicara lagi.

Ternyata dia belum bosan. Atau jangan-jangan tidak bosan?

Kali ini, kau menoleh dari es krimmu—benar-benar menoleh, karena kini kau meletakkan sendok es krim di mangkuknya—dan menatapnya tanpa berkedip. “Maksudmu, kau sayang padaku, begitu?”

“Ya,” jawabnya cepat dengan seulas senyum tersungging di wajah, seolah tanpa berpikir, masih dengan tatapan yang sama.

Kau menatap matanya, mencoba mencari-cari apakah ada sesuatu yang aneh di sana—entah itu kilatan nakal yang seolah ingin mengatakan, “Aku bercanda,” atau apa saja—tetapi kau tak menemukannya.

Tidak ada. Kau mencoba mencari lagi. Tidak ada. Tidak ada yang seperti itu.

Dia serius?

Ah, yang benar saja?

Sepertinya tidak. Dia senang bercanda. Mana mungkin serius. Pasti bercanda.

Namun, jika melihat cara pengungkapannya yang diulang-ulang itu … rasanya sedikit aneh jika itu bercanda, bukan?

Berarti dia serius, bukan?

“Bohong, ya?”

Dan ia terdiam.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love Never Ends
92      22     0     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Sweetest Thing
33      9     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
Malu malu cinta diam diam
3      3     0     
Short Story
Melihatmu dari jauhpun sudah membuatku puas. karena aku menyukaimu dalam diam dan mencintaimu dalam doaku
Zea Anastasya (Karena Cinta Tak Harus Memiliki)
2      2     0     
Romance
Tak mungkin menyalahkan waktu Tak mungkin menyalahkan keadaan Pertemuan dan perpisahan bukan kita yang mau tapi Tuhan yang telah mengatur segalanya Adakah kebahagiaan berpihak pada kita? Entahlah....
fall
49      14     0     
Romance
Renata bertemu dua saudara kembar yang mampu memporak-porandakan hidupnya. yang satu hangat dengan segala sikap manis yang amat dirindukan Renata dalam hidupnya. satu lagi, dingin dengan segudang perhatian yang tidak pernah Renata ketahui. dan dia Juga yang selalu bisa menangkap renata ketika jatuh. apakah ia akan selamanya mendekap Renata kapanpun ia akan jatuh?
Secret’s
35      17     0     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Suara Kala
29      14     0     
Fantasy
"Kamu akan meninggal 30 hari lagi!" Anggap saja Ardy tipe cowok masokis karena menikmati hidupnya yang buruk. Pembulian secara verbal di sekolah, hidup tanpa afeksi dari orang tua, hingga pertengkaran yang selalu menyeret ketidak bergunaannya sebagai seorang anak. Untunglah ada Kana yang yang masih peduli padanya, meski cewek itu lebih sering marah-marah ketimbang menghibur. Da...
HAMPA
2      2     0     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
Cute Monster
2      2     0     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Code: Scarlet
169      39     0     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.