Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damai—seperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapkan istighfar berulang.

Hingga sebuah masalah datang, satu per satu surat ancaman datang kepada dirinya. Akankah ia bisa mengungkapkan sebuah misteri yang tertutup rapat? Atau justru membiarkan misteri itu tetap terkunci? Entahlah.

Pertemuan pertama, itu kebetulan.

Pertemuan kedua, itu pertanda.

Pertemuan ketiga, itu kesialan!

[Reyvaldan X Elvira]