Read More >>"> Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita ) (S A T U) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
MENU
About Us  

Satu

Lamunannya terhenti ketika sang ayah mengatakan jika mereka sudah sampai di depan sekolah. Gadis itu lantas melepas sabuk pengaman, dia lalu mengecup pipi kiri sang ayah sebelum turun dari mobil. Namun dia tidak langsung masuk ke dalam, lantaran menunggu mobil miliknya ayah melaju seraya melambaikan tangan.

            Itulah rutinitas Shevia setiap sampai di depan sekolah. Kebiasaan yang sudah dibawanya sejak memasuki SD dan kini dia ingin lulus SMA. Shevia Andriana namanya, gadis dengan tinggi 160 cm itu memang sangat menyanyangi ayahnya, sebab sejak kecil dia sangat dimanja oleh sang ayah yang bernama Firman. Hingga detik ini pun, dirinya masih sering dimanja oleh Firman, tetapi dia sadar diri, dimanja bukan berarti dia tidak bisa mandiri. Karena dia tahu waktunya saat manja dan mengerti saat dirinya harus mandiri.

            Setelah mobil Firman tidak terlihat lagi, baru Shevia melangkahkan kakinya menuju kelas 12 IPA4. Kelas yang terletak di lantai 2 sekolah, dan berada paling ujung koridor akan menjadi kelas terakhirnya di SMA. Sistem di SMA Pesona Bangsa, setiap kenaikan kelas selalu diacak muridnya, supaya satu angkatan itu saling kenal dan akrab. Walaupun begitu, Shevia tetap susah mendapatkan teman, kepribadian yang sedikit pendiam membuatnya susah mengakrbakan diri. Apalagi dirinya tidak suka membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia.

            Koridor kelas 12 terlihat ramai, banyak anak-anak yang berada di depan kelas. Ada yang sekedar mengobrol, atau ada juga yang melihat ke arah lapangan dimana anak kelas 10 yang baru menjadi murid resmi di SMA Pesona Bangsa akan melaksanakan MOS. Namun dari itu semua, ada satu kumpulan siswa yang paling menonjol. Berisikan lima orang cowok yang sangat dikenal oleh satu sekolah.

            Kelima cowok itu berisikan Fariz, Gavin, Arham, Raka, dan Sandy. Dari kelima cowok itu yang paling menonjol tentu adalah Fariz. Cowok dengan tinggi 178 cm itu adalah pentolan dari angkatannya, selain itu Fariz terkenal paling berani bahkan dia pernah melabrak kakak kelas disaat statusnya junior, tetapi walalu begitu dia tidak pernah melawan  guru. Fariz selalu menerima hukuman dari guru akibat kesalahannya. Dan yang paling penting cowok itu sangat pintar dalam bidang fisika.

            Meskipun begitu, kelima cowok itu selalu bisa meramaikan suasana. Dengan gitar yang selalu dibawa Fariz, mereka selalu bernyanyi jika berkumpul. Semuanya boleh gabung, tak terkecuali. Karena dengan nyanyian lah angkatan mereka semakin solid. Angkatan 2018 yang dimanai Devesto adalah angkatan tersolid yang pernah ada di SMA Pesona Bangsa.

            Shevia berjalan melewati mereka, matanya tidak lupa melirik sebentar. Biar bagaimanapun kelima cowok itu selalu punya daya tarik itu dilihat. Lirikan itu ternyata terbalas, sebab Fariz juga meliriknya. Bukan hanya melirik tetapi memang Fariz sudah mengamati Shevia sejak cewek berambut hitam panjang itu muncul dari tangga.

            Memutuskan kontak mata yang sebentar itu, Shevia kembali berjalan kembali menuju kelasnya.  Tepat sampai di depan kelas ada Salsabila, teman satu-satunya Shevia selama dirinya bersekolah di SMA ini.  Shevia bukan anak cupu yang benar-benar tidak bergaul, tetapi hanya Salsa yang bisa menbuatnya nyaman sementara dengan yang lain dia hanya bisa bersikap formal.

            “Lo duduk sama gue,” kata Salsa seraya mengikuti Shevia dari belakang.

            “Tiga tahun gue duduk sama lo.” Shevia mendudukan dirinya di tempat pilihan Salsa.

            “Jodoh kita, hahaha.”

            Tidak lama dari itu suara bel berbunyi. Semua murid keluar dari kelas menuju lapangan untuk mengikuti upacara wajib setiap hari senin.

***

Upacara selama tiga puluh menit cukup menimbulkan lelah di kaki para murid, tidak lupa juga peluh bercucuran di dahi mereka. Maka tempat terbaik untuk dikunjungi setelah upacara selesai adalah kantin. Pada saat-saat seperti ini, Bang joy—tukang jualan es—akan laku, karena inilah yang dicari anak-anak untuk menghilangkan dahaga sehabis di jemur.

            Begitu juga Fariz dengan keempat temannya, mereka juga langsung menongkrong di kantin. Memesan minuman dan tidak lupa gorengan Mpok Siti. Kelimanya berada di kantin bahkan sampai bel jam pelajaran berbunyi yang mau tidak mau memaksa mereka untuk masuk ke kelas.

            Fariz dan Arham berjalan ke bagian kanan sebab itu tempatnya kelas IPA yang terdiri dari empat kelas, dan untuk IPS ada di sebelah kiri dengan empat kelas juga. Kebetulan juga Fariz dan Arham satu kelas, jadi mereka sepakat untuk duduk sebangku. Keduanya telah sampai di luar kelas yaitu kelas 12IPA4, tanpa lama-lama mereka bergegas masuk. Dan sektika suasana ramai berubah menjadi hening.

            “Aelah lo Riz, gue kira guru,” celetuk salah satu teman sekelas Fariz yang tengah asyik bermain game mobile legend.

            “Hahahaaa,” tawa Fariz menanggapi. Dia lalu menuju tempat duduk yang masih kosng, yaitu nomor tiga di baris keempat. Seperti biasa dia memilih duduk di samping tembok, untuk bisa menyender dikala tubuh merasa capek.

            Jangan bayangkan kelas IPA akann sepi ketika jam pelajaran kosong, karena nyatanya anak IPA sama saja seperti anak IPS yang memanfaatkan waktu sebaik mungkin ketika jam kosong. Ada anak cowok yang tengah bermain game di barisan belakang, anak-anak cewek yang mengosipi adik kelas karena takut kalah saing, atau bahkan tidur.

            Dan Fariz punya cara lain untuk menambah riuh suasana kelas, yaitu dengan bernyanyi di depan kelas. Dengan gitar yang dibawanya, cowok itu sudah maju ke depan kelas. Tanpa aba-aba cowok itu langsung memainkan jarinya, di enam senar gitar miliknya. Menghasilkan nada-nada sebuah lagu yang mewakilkan masa SMA.

            Sebuah kisah klasik – Sheila On 7

Genggam tanganku

Mungkin untuk yang terakhir kali

Kita berbincang tentang memori di masa itu

Peluk tubuhku, usapkan juga air mataku

Kita terharu seakan tiada bertemu lagi

Karena hari ini akan kita rindukan

Di hari nanti

Sebuah klasik untuk masa depan

Karena waktu ini akan kita banggakan

Di hari tua…

           

Sampai jumpa kawanku

Semoga kita selalu

Menjadi sebuah kisah klasik

Untuk masa depan

           

Seperti dipadu, anak-anak sekelas ikut bernyanyi tanpa meninggalkan aktivitas mereka masing-masing. Fariz tersenyum menikmati suasana seperti ini, sebab hanya tinggal ratusan hari lagi semua ini akan berakhir. Dan masa-masa ini akan menjadi sebuah kenangan yang akan diceritakan pada hari tua nanti. Maka dari itu, Fariz tidak ingin membuang kesempatan di akhir SMA ini

 

Kesempatan untuk mendekati Shevia. Kesempatan untuk menjadi orang yang spesia bagi Shevia. Menjadi orang yang mampu menbuat cewek itu tertawa akan tingkahnya. Ya Fariz sudah jatuh cinta pada Shevia sejak kelas 10. Tapi dia sama sekali tidak berani mendekatinya. Oleh sebab itu, di akhir SMA ini dirinya tidak ingin membuang-buang waktu. Dia seorang pria yang tidak ingin menyesal di kemudian hari.

Kelima anak yang berada di tengah kantin menjadi pusat perhatian anak-anak, sebab kelima anak itu juga yang menambah suasana ramai kantin. Fariz dan kawan-kawannya, memakan makanannya dengan bercanda bersama teman-temannya. Tidak peduli dengan suara keras mereka, sebab ini adalah jamnya kebebasan di sekolah.

            Tetapi obrolan  mereka terhenti, lantaran pengumumman dari pengeras suara yang memanggil salah satu dari kelima anak tersebut.

            “Temuin emak lo sana,” seru Gavin setelah pengumumman selesai.

            Yang dipanggil berdiri, mau tidak mau dia harus menemui salah satu guru yang paling menyusahkan di sekolah ini. Fariz tidak membencinya, tetapi dia juga tidak bisa membantahnya. Karena walau guru itu menyebalkan, bagi Fariz guru itu tetap favoritnya. Maka tidak heran jika teman-temannya mengatakan jika guru tersebut adalah emaknya di sekolah.

            Sebelum masuk, Fariz mengetuk pintu terlebih dahulu sebagai tanda kesopanan. Biar bagaimanapun orang tua harus dihormati, dan jika bercanda maka tidak boleh kelewatan. Itu salah satu prinsip hidup Fariz, agar hidupnya tidak melenceng jauh walaupun sebenarnya sudah melenceng.

            Setelah terdengar ucapan masuk, dengan santai kakinya melangkah menuju meja guru yang sudah dihapalnya. Ada satu anak perempuan yang tengah menghadap guru tersebut, dari belakang dia sudah bisa menebak jika itu Shevia. Saking seringnya dia mengamati Shevia dari jauh, dia sampai hapal.

            “Ada apa bu?” tanyanya berdiri di samping Shevia. Matanya tidak lupa melirik cewek di sampingnya yang ternyata juga ikut meliriknya sebentar.

            “Jadi gini Fariz, ibu ada kepentingan di luar kota selama seminggu. Dengan begitu maka ibu tidak bisa masuk kelas, dan sebagai wali kelas kalian ibu tentu tidak ingin kelas ibu berbuat masalah. Karena itu ibu minta kamu bertanggung jawab keadaan kelas, dengan dibantu Shevia,” jelas Bu Heti panjang lebar tentang tujuannya memanggil Fariz dan Shevia.

            “Kenapa harus kami bu?” tanya Shevia penasaran.

            “Karena ibu percaya kalian bisa bekerja sama dengan baik,” jawab bu Heti diakhiri dengan senyuman.

            “Baik bu, saya akan menjalankan tugas saya selama seminggu dengan baik,” jawab Fariz tentu tidak menolak. Lagipula ini juga bukan hal yang susah baginya, dan tentu ini bisa dia manfaatkan untuk mendekati Shevia.

            “Bukan hanya seminggu. Ibu juga memilih kalian sebagai ketua kelas da sekretaris,” ralat bu Heti.

            Keduanya hanya bisa mengangguk. Sebab jelas permintaan ini tidak bisa ditolak.

            “Ada lagi bu?” tanya Shevia memastikan jika urusan telah selesai, dan setelah itu dia bisa melanjutkan makan bekalnya yang tertunda.

            “Oh iya, selama seminggu ini kalian ngajarin teman kalian fisika ya gantiin ibu. Materinya masih mudah kok, ini sudah ibu rangkum buat kalian. Pahami dan ajarkan kepada teman kalian dengan sebaik mungkin.” Bu Heti memberikan sebuah buku catatan miliknya.

            “Makasih loh bu,” ujar Fariz setengah jengkel.

            Bu Heti tertawa menanggapinya. “Ibu tau kamu bisa Fariz. Sebab sampai saat ini Cuma nilai fisika kamu yang paling tinggi, Shevia yang peringkat satu parallel saja kalah,” ujarnya.

            “Yaudah kalau gitu, nggak ada lagi kan?”

            “Tidak ada. Kalian boleh keluar.”

            Keduanya keluar dengan bersisian. Hingga sampai di luar, Fariz memberhentikan Shevia yang hendak melanjutkan jalan ke kelas.

            “Selamat bekerja sama,” ucap Fariz seraya mengulurkan tangan.

            “Selamat bekerja sama juga,” ujar Shevia diakhiri dengan senyum yang membuat Fariz sedikit terpana. Mau tidak mau, Fariz ikut tersenyum melihatnya. Hari-hari terakhir di SMA akan dipenuhi oleh berbagai cerita termasuk cinta.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • parwah

    wiwiw

    Comment on chapter S A T U
Similar Tags
Ketos in Love
35      26     0     
Romance
Mila tidak pernah menyangka jika kisah cintanya akan serumit ini. Ia terjebak dalam cinta segitiga dengan 2 Ketua OSIS super keren yang menjadi idola setiap cewek di sekolah. Semua berawal saat Mila dan 39 pengurus OSIS sekolahnya menghadiri acara seminar di sebuah universitas. Mila bertemu Alfa yang menyelamatkan dirinya dari keterlambatan. Dan karena Alfa pula, untuk pertama kalinya ia berani m...
Lilian,Gelasmu Terisi Setengah
7      7     0     
Short Story
\"Aku bahkan tidak dikenali oleh beberapa guru. Sekolah ini tidak lain adalah tempat mereka bersinar dan aku adalah bagian dari figuran. Sesuatu yang tidak terlihat\"
Kumpulan Quotes Random Ruth
58      35     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
Perceraian kontrak
416      210     0     
Romance
Ryan Delon seorang Ceo terkaya se-Eropa harus menyamar menjadi satpam demi mendapatkan cinta sejatinya. Akan tetapi, penderitaan itu hanyalah sementara sampai akhirnya ia dipersatukan dengan desainer cantik bernama Calesthane. Mereka menjalani hubungan hingga kejenjang pernikahan, namun hari-hari yang mereka jalani tidak seperti bayangannya. Banyak bebatuan di kehidupan mereka, sampai pada akh...
Weak
6      6     0     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?
Behind the Camera
40      27     0     
Romance
Aritha Ravenza, siswi baru yang tertarik dunia fotografi. Di sekolah barunya, ia ingin sekali bergabung dengan FORSA, namun ternyata ekskul tersebut menyimpan sejumlah fakta yang tak terduga. Ia ingin menghindar, namun ternyata orang yang ia kagumi secara diam-diam menjadi bagian dari mereka.
Melawan Tuhan
66      46     0     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
Flowers
12      12     0     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Ballistical World
261      130     0     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
you're my special moments
79      60     0     
Romance
sebenarnya untuk apa aku bertahan? hal yang aku sukai sudah tidak bisa aku lakukan lagi. semuanya sudah menghilang secara perlahan. jadi, untuk apa aku bertahan? -Meriana Lauw- tidak bisakah aku menjadi alasanmu bertahan? aku bukan mereka yang pergi meninggalkanmu. jadi bertahanlah, aku mohon, -Rheiga Arsenio-