Read More >>"> Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita ) (D U A) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
MENU
About Us  

Dua

Sepulang sekolah di hari pertama ini, Shevia dan Salsa sudah berjanji akan mampir ke cafe dekat sekolah yang sering mereka kunjungi. Cafe dengan tema yang kekinian atau bisa dibilang instagramable banget untuk spot foto ini, memang jadi pilihan yang pas untuk anak-anak remaja nongkrong. Shevia yang memang juga suka konsep dari cafe ini pun menjadikannya salah satu cafe favorit. Selain itu harga menu di cafe bernamakan Cazy Cafe’s ini pun terjangkau bagi remaja.

            Keduanya duduk di tempat paling pinggir, dimana sampingnya adalah kaca besar yang membuat para pengujung bisa melihat susasan di luar. Selesai duduk, pelayan menghampiri mereka dan memberikan buku menu. Tanpa ditanya, Salsa menyebutkan pesanan mereka yang memang selalu sama setiap ke sana.

            “Gila, baru hari pertama gue udah dapat tugas banyak banget,” keluh Shevia setelah pelayan itu pergi. Inilah aslinya Shevia. Dia sama seperti kebanyakan remaja lain yang suka mengeluh jika diberikan tugas, tetapi keluhan itu hanya ia tunjukkan kepada orang terdekatnya.

            “Wajar, anak terpintar seangkatan,” sindir Salsa bercanda.

            Shevia yang juga sudah mengenali Salsa tertawa menanggapinya. Semua orang memang memandang Shevia seperti itu, cewek pintar yang menjadi kesayangan para guru. Maka tidak heran, banyak yang segan terhadapnya padahal Shevia mau bermain dengan saja. Kepintaran Shevia nyatanya membuat orang lain takut untuk berada di dekatnya.

            “Lo mau pesan apa?” tanya Salsa, setelah ada seorang pelayan datang ke meja mereka.

            “Hot chocholate and two slice brownies,” jawab Shevia, tanpa perlu melihat buku menu yang diberikan pelayan berwajah manis itu. Shevia memang selalu memesan menu itu setiap kali datang ke cafe ini.

            “Saya, greentea ice saja.” Salsa menyebutkan mnuman favoritnya itu.

            Pelayan itu lalu pergi setelah mengulang kembali menu yang dipesan oleh Shevia dan Salsa.

            Seraya menunggu pesanan datang, Shevia membuka buku catatan yang diberikan oleh Bu..... , dia ingin mempelajarinya agar bisa menjelaskan dengan baik kepada teman-temannya nanti. Salsa yang melihat pergerakan sahabatnya itu memnutar bola mata, selalu saja begini setiap mereka pergi.

            “Shev, bisa nggak sih lo sehari tanpa belajar atau nggak megang buku?” protes Salsa yang sudah bosan.

            “You know my answer Sal,” ujar Shevia menghiraukan Salsa. Pertanyaan ini memang sudah berulang kali ia dengar dari mulut Salsa, tetapi cewek yang ada di hadapannya selalu kembali menanyakannya.

            “Yes I know. You answer is, belajar itu penting Sal, kalau kita nggak belajar mau jadi apa kita nanti. Lagipula nggak ada yang tahu masa depan kita nanti, jadi lebih baik mempersiapkan, bukan?” Salsa menyuarakan jawaban Shevia setiap diberi pertanyaan seperti itu, dia bahkan sudah hapal sampai nada-nadanya.

            Shevia hanya tersenyum.

            “Shev, lihat deh sekeliling lo,” perintah Salsa, yang secara otomatis diikuti oleh Shevia. “Mereka pelajar, tapi mereka nggak seperti lo yang harus banget belajar setiap saat.”

            Benar yang diucapkan oleh Salsa, pelajar-pelajar itu seperti tidak punya beban di pundaknya. Beda dengan dirinya, yang selalu merasa takut. Jujur saja, dia juga ingin seperti mereka, bisa bermain sepulang sekolah dengan bebas tanpa memikirkan pr, tertawa cekikan, atau bahkan berpacaran. Yang terakhir itu Shevia tidak pernah melakukannya.

            Lamunan Shevia terhenti, sebab pelayan mengantarkan pesanan mereka.

            “Masa SMA nggak akan pernah terulang, masa-masa kayak gini akan lo rinduin suatau saat nanti. Jadi nikmatin masa SMA lo sebelum semuanya berakhir,” peringat Salsa sebelum menikmati green tea ice-nya.

            Semua kata-kata Salsa merasuki pikiran Shevia. Dia sadar jika masa SMA yang sudah dua tahun ia jalani cukup membosankan, untung saja dia memiliki teman seperti Salsa jika tidak mungkin masa SMA-nya akan benar-benar membosankan.

***

Sehabis makan malam, dan membatu mamahnya mencuci piring Shevia bergegas masuk kamar. Seperti biasa, gadis berambut hitam panjang itu hendak membaca buku pelajaran untuk menambah wawasannya yang nanti akan memudahkan dia dalam menghadapi ulangan. Dirinya memang selalu seperti itu, belajar setiap hari bermaksud untuk menyicil materi demi materi agar saat ujian nanti, tinggal mengulang saja. Dan hasil dari kegiatan rutinnya itu memuaskan.

            Dia hendak mengambil buku kimia, yang merupakan mata pelajaran favoritnya. Namun dia teringat tugas dari Bu..... untuk mengajari teman sekelasnya. Shevia yang memang selalu ingin menjadi terbaik, mengurungkan niatnya dia lantas mengambil buku catatan milik Bu.... untuk dia pelajari. Apalagi lusa dia harus menerangkannya di depan kelas, dan dia sama sekali belum ada bayangan sebab tadi Salsa berhasil memberhentikan niatnya untuk belajar.

            Halaman pertama dibukanya, dengan penuh kosentrasi dia membaca materi itu secara perlahan agar mudah masuk ke dalam otaknya terkadang juga ia harus membaca berulang kali agar kata-kata itu bisa ia pahami dengan baik. Shevia bukan termasuk orang yang tanpa belajar sudah pintar, dia harus belajar pelan-pelan maka materi baru masuk ke dalam otaknya. Maka dari itu, dia setiap  hari belajar agar bisa mengejar teman-temannya yang cepat menangkap pelajaran.

            Satu jam memahami, dan baru tiga halaman dia bisa paham. Matanya sudah minta untuk di tutup, badannya pun sudah minta menemui kasur. Kalau sudah begini maka dia  sudah tidak menolak. Ini salah satu cara belajar Shevia juga, jika sudah lelah maka Shevia tidak mau memaksakan untuk terus belajar karena yang ada dia malah makin tidak paham. Dirinya menguap, dengan begitu dia menutup buku dan beranjak dari kursi belajarnya menuju tempat tidur.

            Setelah memposisikan tubuhnya dengan nyaman, tangannya terulur untuk mematikan lampu tidur yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya. Namun suara dering telepon mengalihkan tangannya. Nama Fariz Pradana tertera di layar hp miliknya. Sesaat dia diam, bertanya dalam hati. Untuk apa Fariz menelponnya?

            “Halo,” katanya setelah menggeser tombol hijau.

            “Hei Shev, maaf ganggu,” kata Fariz di sebrang sana.

            “Ada apa?” tanya langsung Shevia tidak ingin berlama-lama.

            “Gue mau ngajakin belajar bareng fisika, yang untuk ngajarin anak-anak,” jelas Fariz megutarakan niatnya.

            “Ohh...”

            “Mau kan? Maksudnya sekalian diskusi gitu, biar kalau ada yang nggak paham, bisa saling nanya.”

            “Oke,” jawab Shevia singkat. Dia setuju dengan usul Fariz, lagipula dia juga rada susah memahami materi fisika, dan Fariz adalah patner yang tepat sebab cowok itu pernah menjuarai olimpiade fisika waktu kelas 11.

            “Besok pulang sekolah yaa.”

            “Iya.”

            “Ok”

            Setelah itu sambungan telepon diputus oleh Fariz.

            Shevia kembali menaruh hp di atas nakas, dan tidak lupa mematikan lampu tidur. Baru dia menutupi tubuhnya dengan selimut, dan memejamkan mata dan tidak lama alam mimpi menyusul.

***

Sudah dua menit, dia menatap layar hpnya. Masih ada rasa tidak percaya jika dirinya berani menelpon Shevia. Jujur, dia sangat takut tadi. Takut jika Shevia menolak ajakannya, tetapi dia ingat sebagai cowok dia harus yang mulai duluan. Dia tidak ingin jadi cowok pengecut yang tidak berani mendekati cewek yang disukainya.

            Apalagi dirinya merupakan pentolan sekolah yang terkenal berani. Ini aneh memang, tetapi emang seperti itu, entah kenapa dia merasa minder dengan Shevia. Seolah dirinya tidak cocok untuk menjadi kekasih dari cewek sepintar seangkatan itu, padahal Fariz memiliki wajah yang di atas rata-rata, untuk akademik cowok itu juga tidak buruk-buruk amat, dia bahkan masuk 5 besar paralel.

            Entahlah, Fariz seperti merasa ada di diri Shevia yang membuat cewek itu terkesan angkuh dan dingin. Maka dari itu Fariz ingin mengenal sosoknya. Lantaran dari dua obrolannya dengan Shevia, cewek itu jauh dari dua kata itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • parwah

    wiwiw

    Comment on chapter S A T U
Similar Tags
SiadianDela
63      20     0     
Romance
Kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika kita menikmatinya bersama orang yang kita sayangi. Karena hampir tak ada orang yang bisa bahagia, jika dia tinggal sendiri, tak ada yang membutuhkannya, tak ada orang yang ingin dia tolong, dan mungkin tak ada yang menyadari keberadaanya. Sama halnya dengan Dela, keinginan bunuh diri yang secara tidak sadar menjalar dikepalanya ketika iya merasa sudah tidak d...
Iskanje
29      9     0     
Action
Dera adalah seorang mahasiswa pindahan dari Jakarta. Entah takdir atau kebetulan, ia beberapa kali bertemu dengan Arif, seorang Komandan Resimen Mahasiswa Kutara Manawa. Dera yang begitu mengagumi sosok lelaki yang berwibawa pada akhirnya jatuh cinta pada Arif. Ia pun menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Pada mulanya, ia masuk menwa untuk mencari sesuatu. Pencariannya menemui jalan buntu, tetapi ia...
Ketika Bulan Juni Jatuh Hati
171      26     0     
Romance
Judul Buku: Ketika Bulan Juni Jatuh Hati Jenis Buku : Kumpulan Puisi Status : Terbit Penerbit: Zukzez Express Jatim, 2020
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
161      34     0     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
Youth
102      33     0     
Inspirational
Salah satu meja di kafe itu masih berisikan tiga orang laki-laki yang baru setahun lulus sarjana, mereka mengenang masa-masa di SMA. Dika, Daffa, dan Tama sudah banyak melewati momen-momen kehidupan yang beragam. Semuanya tak bisa mereka pilih. Mereka diizinkan berkumpul lagi setelah sempat berjanji untuk bertemu di tanggal yang mereka tentukan. Apa pun yang terjadi, mereka harus berkumpul pa...
Jawaban
5      5     0     
Short Story
Andi yang digantung setelah pengakuan cintanya dihantui penasaran terhadap jawaban dari pengakuan itu, sampai akhirnya Chacha datang.
Sang Penulis
151      26     0     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
57      4     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
Who You?
8      4     0     
Fan Fiction
Pasangan paling fenomenal di SMA Garuda mendadak dikabarkan putus. Padahal hubungan mereka sudah berjalan hampir 3 tahun dan minggu depan adalah anniversary mereka yang ke-3. Mereka adalah Migo si cassanova dan Alisa si preman sekolah. Ditambah lagi adanya anak kelas sebelah yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati Migo. Juya. Sampai akhirnya Migo sadar kalau memutuskan Al...
Melankolis
10      7     0     
Romance
"Aku lelah, aku menyerah. Biarkan semua berjalan seperti seharusnya, tanpa hembusan angin pengharapan." Faradillah. "Jalan ini masih terasa berat, terasa panjang. Tenangkan nafsu. Masalah akan berlalu, jalan perjuangan ini tak henti hentinya melelahkan, Percayalah, kan selalu ada kesejukan di saat gemuruh air hujan Jangan menyerah. Tekadmu kan mengubah kekhawatiranmu." ...