"Soal masalah kita? Oke, aku bahas." Aldi terlihat mengambil napas sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan berbicara, "Sebelumnya, aku udah kasih tau kan, kalau aku dibuat kecewa, semua perasaan aku akan hilang? Aku disini jaga perasaan kamu, gak deket sama cewek, gak ada hubungan sama cewek, tapi, kamu? Walaupun cuma diem aja, tapi teleponan, kan? Dan, aku tau? Enggak, kan? Kamu baru ngasih tau setelah udah selesai teleponan." Alya menggelengkan kepalanya.

"Enggak, kamu gak pernah bilang. Ya, maaf, Di. Aku gak ada maksud gitu." Ia berhenti sebentar, menundukkan kepalanya karena tidak berani menatap Aldi. Ada sesuatu yang menggenang dikelopak matanya, "Dia bilang, itu terakhir, habis itu dia gak akan hubungin aku lagi. Aku gitu biar dia gak ngehubungin aku lagi, karena aku juga risih. Ya gimana, aku mau ngasih tau, kamu sibuk."

"Terus gimana kalau udah gini?"

"Masih bisa dipertahanin, kan?"

"Percuma dipertahanin, Al, kalau salah satu dari kita udah gak ada perasaan." Alya mendongakkan kepalanya, menatap Aldi dengan tatapan tidak percaya.

"Udah gak ada perasaan? Secepet itu?"

"Kamu bilang itu cepet? Lama kali. Ini juga udah aku pikirin mateng-mateng."

"Kalau aja dari awal kamu mau dengerin aku, gak akan jadi kayak gini. Kamu hilang gitu aja, gak ada kabar, dihubungin juga gak bisa."

•••

Kisah singkat yang memikat Alya Kirana.