Read More >>"> DanuSA (DUA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - DanuSA
MENU
About Us  

"Jangan pikir dengan lo nyetak skor di saat-saat terakhir kayak kemarin, lo udah ngalahin gue."

Aku yang saat itu tengah mengikat tali sepatu kets-ku mendongak. Tubuhku menegak hingga dapat melihat Gita yang saat ini bersedekap. Punggungnya bersandar pada dinding yang memisahkan ruang ganti dan kamar mandi. 

Di wajahnya, gurat-gurat kebencian tak mampu ia sembunyikan meski gadis itu mencoba tersenyum sekalipun. 

"Gue masih ketua AGT meskipun gue ditarik keluar di saat-saat terakhir."

Sudut bibirku melengkung ke atas. "Gue tau kok. Lo jangan khawatir karna gue nggak berniat ngerebut jabatan ketua lo itu. Gue lebih tertarik dengan hal yang lebih besar dibanding Ketua AGT."

Kulihat wajah Gita memerah. Tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya. Sedang manik coklat gelapnya memandangku dalam, seakan ia bisa membuat lubang di antara tubuhku. 

Gita pasti marah karna aku menganggap remeh jabatannya. Meskipun aku tahu harusnya aku tidak melakukannya, tapi egoku menang. Aku ingin menunjukkan pada Gita bahwa jabatan Ketua AGT bukanlah sesuatu cukup besar untuk kupertaruhkan. Aku menginginkan posisi di dalam IBL. Dan yang perlu kulakukan hanyalah menunjukkan pada pelatih bahwa aku mampu mengimbangi kemampuan Gita yang terbilang mengangumkan. 

"Menyelamatkan AGT sekali ini nggak akan ngerubah banyak hal, Mikayla. Couch bakal milih gue karna tau gue cukup pantas ada di antara mereka."

"Dan jangan lupa kalau menjadi Ketua AGT bukan berarti lo bisa ngeremehin anggota yang lain. Kita punya kesempatan yang sama, Gita."

Aku berdecak kemudian bangkit. Begitu juga yang dilakukan Gita hingga kini kami saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat. 

Kurasakan atmosfer di sekitar kami meningkat tajam. Beberapa anak yang semula masih ada di sekitar kami berangsur pergi, memberi kami ruang lebih untuk berdiskusi. Jika ini bisa dikatakan diskusi tentu saja. 

"Denger ya, Mik, lo tau basket Alamanda itu nggak cukup diperhitungkan buat masuk IBL. Tapi lo tau, couch bilang satu yang terbaik dari kita bakal masuk, dan lo harus tau kalau orang itu adalah gue. Jadi gue peringati elo buat jaga sikap di depan anak-anak dan Couch."

Aku terdiam dengan kedua tanganku terlipat di depan dada. Gadis itu menatapku sekali lagi sebelum berbalik dan hilang di balik pintu. 

"Oh ya satu lagi, jangan lupain kalau lo masuk AGT karna Brian ngeyakinin Kepala Sekolah buat masukin elo di tim basket. Brian udah gila karna suka sama cewek sejenis elo tau."

Aku menaikkan sebelah alisku. "Val temen gue."

Kulihat gadis itu menyeringai. "Berani taruhan kalau Brian naksir elo?"

Sinar mataku meredup, tertutup oleh kemelut perasaan yang tiba-tiba menguasai diriku. Namun tidak! Aku percaya bahwa aku bisa. Gita hanya ketakutan karna aku bisa saja merebut apa yang ia pikir akan menjadi miliknya. Dan dia salah. Aku tidak merebut apapun darinya. Yang saat ini kulakukan adalah mengusahakan apa yang kutahu bisa kumiliki di masa depan. 

Aku tahu Alamanda tidak cukup hebat untuk bisa memperebutkan kursi IBL, tapi aku tahu kami bisa memperbaikinya. Cukup lama aku mematung di sana sebelum pikiranku mencerna kalimat terakhir Gita. Bagaimana jika benar Val melakukan hal itu? Dan yang gadis itu bilang bahwa Val menyukaiku? 

Aku memijat keningku yang tiba-tiba pening. Val tidak bisa menyukaiku. Perasaan itu hanya akan membuat kami hancur perlahan-lahan. Aku berjalan ke sana-ke mari sambil mengibas-ngibaskan tanganku. 

Namun, tak lama kemudian aku menertawakan diriku sendiri. Tentu saja Val menyukaiku. Pemuda tampan itu menyukai hampir semua gadis cantik di Alamanda. Jadi, aku pasti hanya satu di antaranya. Ya, kurasa begitu. 

***

Aku menghempaskan pantatku pada kursi di depan Val. Pemuda itu mendongak cepat, begitu juga beberapa teman sekelasnya yang ada di sana. Melirik sekilas ke arah segerombolan pemuda di sudut ruangan, aku merasakan daguku ditarik ke samping. Iris coklat gelapku dan Val saling memandang satu sama lain. 

"Lo ngapain ke sini? Mo PDKT sama Bimo?" tanyanya yang sukses membuat mulutku mengeluarkan suara aneh. 

Ia tampak memutar bola matanya jengah. "Mikayla!"

Aku meringis ke arahnya. "Ada yang mau gue omongin sama lo."

"Oh. Ngomong apa?" Val menurunkan tangannya sebelum menutup buku kimia yang sejak tadi bertengger manis di atas meja.

Ini saatnya. Meskipun aku tidak yakin dengan pernyataan Gita, tapi tetap saja kalimat itu sukses membuatku pusing seharian. Tapi apa iya Val.... 

"La?"

Kurasakan sentuhan jemari Val di pundakku. Pemuda itu mengamati wajahku intens hingga membuat tubuhku menggigil tidak wajar. 

Aku mengerutkan keningku dalam lantas menepis tangan Val pelan. "Gue cuma mau nanya ... apa bener lo yang masukin gue ke tim basket dulu?" 

Val tampak terkejut. Punggungnya ia tegakkan, sementara tangannya saling terkait. Ia berdeham kemudian berujar, "Ya, lo tau...."

Alisku terangkat naik, Val seolah kesulitan mengungkapkan hal ini. Dan itu membuatku kesal tentu saja. 

"So...."

Pemuda itu menghembuskan napas panjang. "Ya, officially gue cuma bantu ngomong sama Pak Danang buat mempertimbangin elo masuk tim basket. Tapi cuma sebatas itu. Soal masuk enggaknya elo, itu keputusan Pak Danang dan Pak Jer."

"Dan, kenapa lo ngelakuin itu? Maksud gue bilang  ke Pak Danang," cecarku. 

Val tersenyum miring. "Apa salah gue ngelakuin itu? Lo itu orang yang deket sama gue, jadi, gue bakal pastiin elo seneng."

"Lo tau gue nggak mau bergantung sama siapapun, 'kan? Gue nggak usah punya hutang."

Mendengar itu kening Val berkerut hingga nyaris menyatu. Pemuda itu mengusap dagunya pelan sementara matanya berotasi ke setiap sudut kelas. 

Aku menunggu dengan tidak sabar. Setelah beberapa waktu berselang, Val menatapku dengan senyum sejuta umatnya. Dan percayalah, aku benar-benar tidak menyukai itu. 

"Gimana kalau kita buat kesepakatan?"

"Kesepakatan apa?" tanyaku cepat. 

"Woah, sabar, Non," –ia berdeham sambil mendorong tubuhnya ke arahku–"bukan sekarang, tapi nanti."

Indra penciumanku membaui parfum Val yang menyengat saking dekatnya tubuh kami saat ini. Apa yang tengah Val rencanakan? 

"Lo mau ngerjain gue ya?" tuduhku padanya. 

Ia hanya tertawa. 

"So ... lo takut?" 

Lidahku kelu. Val suka sekali bermain rupanya. 

"Of course not. Jangan panggil gue Kyla kalau gue takut sama tantangan lo," ucapku penuh ketegasan. 

Ia menyeringai. "Bagus. Tapi lo tenang aja, La, gue nggak berniat ngerjain elo kok." 

Sekali lagi aku menatap Val tanpa ekspresi. Tak lama kemudian, bell masuk berdentang. Aku berdiri, merapikan seragamku seraya berkata, "Apapun itu percaya sama gue, kalau gue bisa lakuin diluar dugaan elo, Rivaldo."

Saat ini aku mengatakannya dengan kepercayaan diri penuh. Tidak ada yang kutakutkan. Otakku telah menggumamkan kalimat itu berkali-kali. Dan aku tidak punya alasan untuk mengkhawatirkannya. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • YulianaPrihandari

    @DanFujo itu awalnya blm ada adegan ngambil fotonya Danu buat jaga-jaga, tapi karena ada komen dari @drei jadi saya tambahin biar ada alasannya (sebab akibat).

    Nggak perlu jadi kakak atau adik, cukup jadi sahabat yang "peka" dengan sahabatnya hehe. Temen-temennya Danu pada nggak peka karena Danu cukup pintar menyembunyikan masalahnya hehe

    Comment on chapter Rasa 24
  • DanFujo

    @drei Menurutku itu biasa sih. Kan cuma curiga di awal doang, abis itu hapenya udah jadi hak dia juga. Kurang lebih bahasanya: udah kebukti ni anak lagi butuh. Lagipula dia bilang kayak gitu juga cuma akal-akalan biasa pedagang Wkwkwk

    Btw, @YulianaPrihandari Ini gue pengen banget jadi kakak atau adeknya Danu, biar dia gak sendirian gitu. Biar kalau ada masalah ada tempat curhat gitu. Kok rasanya sedih banget yah pas dia minta penjelasan dari ibunya. Membulir juga air mataku. Meski gak menetes :"

    Comment on chapter Rasa 24
  • YulianaPrihandari

    @drei si Abangnya terlalu kasian sama Danu wkwkwk

    Comment on chapter Rasa 2
  • YulianaPrihandari

    @AlifAliss terimakasih sudah membaca :):)

    Comment on chapter Rasa 2
  • drei

    si abang konter ceritanya nuduh danu nyopet, tapi minjemin motor kok mau? ^^'a motor kan lebih mahal dari hape haha... (kecuali itu bukan motor punya dia)

    Comment on chapter Rasa 7
  • drei

    wah menarik nih... starting off well. will definitely come back. XDD

    Comment on chapter Rasa 2
  • AlifAliss

    Dukung banget buat diterbitkan, meskipun kayaknya harus edit banyak. Wkwkwk

    Comment on chapter Rasa 21
  • AlifAliss

    Kok aku ikut-ikutan bisa logat sunda yah baca ini wkwkwk

    Comment on chapter Rasa 6
  • AlifAliss

    Gue juga jatuh cinta ama Sabi, tapi gak apa-apa kalau keduluan Danu. ????

    Comment on chapter Rasa 2
  • AlifAliss

    Jatuh di hadapan siapa, Nu? Di hadapanku? Eaakk.. ????

    Comment on chapter Rasa 2
Similar Tags
Di Balik Jeruji Penjara Suci
0      0     0     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
Unsuitable
18      13     0     
Romance
Bagi Arin tak pernah terpikirkan sekalipun bersekolah dalam jerat kasus tak benar yang menganggapnya sebagai pelacur. Sedangkan bagi Bima, rasanya tak mungkin menemukan seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat tuduhan yang telah lama menimpanya. Disaat seluruh orang memilih pergi menjauh dari Bima dan Arin, tapi dua manusia itu justru sebaliknya. Arin dan Bima dipertemukan karena...
Story of Love
8      7     0     
Romance
Setiap orang memiliki kisah cintanya masing-masing. Ada perjalanan cinta yang sepahit kopi tanpa gula, pun ada perjalanan cinta yang semanis gula aren. Intinya sama, mereka punya kisah cintanya sendiri. Kalian pun akan mendapatkan kisah cinta kalian sendiri. Seperti Diran yang sudah beberapa kali jatuh tempo untuk memiliki kisah cintanya
Black Envelope
4      4     0     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Mata Senja
5      4     0     
Romance
"Hanya Dengan Melihat Senja Bersamamu, Membuat Pemandangan Yang Terlihat Biasa Menjadi Berbeda" Fajar dialah namaku, setelah lulus smp Fajar diperintahkan orangtua kebandung untuk pendidikan nya, hingga suatu hari Fajar menemukan pemandangan yang luarbiasa hingga dia takjub dan terpaku melihatnya yaitu senja. Setiap hari Fajar naik ke bukit yang biasa ia melihat senja hingga dia merasa...
The Black Envelope
27      13     0     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Frasa Berasa
1048      295     0     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
Survival Instinct
5      5     0     
Romance
Berbekal mobil sewaan dan sebuah peta, Wendy nekat melakukan road trip menyusuri dataran Amerika. Sekonyong-konyong ia mendapatkan ide untuk menawarkan tumpangan gratis bagi siapapun yang ingin ikut bersamanya. Dan tanpa Wendy sangka ide dadakannya bersambut. Adalah Lisa, Jeremy dan Orion yang tertarik ketika menemui penawaran Wendy dibuat pada salah satu forum di Tripadvisor. Dimulailah perja...
NADI
71      57     0     
Mystery
Aqila, wanita berumur yang terjebak ke dalam lingkar pertemanan bersama Edwin, Adam, Wawan, Bimo, Haras, Zero, Rasti dan Rima. mereka ber-sembilan mengalami takdir yang memilukan hingga memilih mengakhiri kehidupan tetapi takut dengan kematian. Demi menyembunyikan diri dari kebenaran, Aqila bersembunyi dibalik rumah sakit jiwa. tibalah waktunya setiap rahasia harus diungkapkan, apa yang sebenarn...
Between Earth and Sky
15      12     0     
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...