Read More >>"> Just Me [Completed] (19 - Menang) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Just Me [Completed]
MENU
About Us  

Hari ini Viola sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, keadaan Viola sudah mulai membaik sejak itu. Raffa juga teman-teemannya ada disini untuk menjemput Viola

“alhamdulillah kamu udah boleh pulang” kata Raka

“yaudah ayo. Udah selesai kan?” Viola mengangguk

“akhirnya sampai juga di rumah” kata Indah setelah mobilnya berhenti tepat di depan rumahnya. Lalu semuanya keluar dari kendaraan masing masing dan masuk ke rumah Viola

Ting tong, ting tong

“euleh euleh neng Ola teh, tos damang?” Bu Sri sekarang berdiri di depan pintu

“Bu Sri?” Viola mencium punggung tangan Bu Sri lalu memeluknya

“iya sayang ini Bu Sri kemaren pas kamu dibawa ke rumah sakit dia juga udah ada”

“sok atuh ka lebet” Bu Sri mempersilahkan

“ntarr sore gue jemput jam empat” kata Raffa setelah semuanya pulang

“ngapain”

“udah siap siap aja”

“gue udah izin ke nyokap bokap lu” lanjutnya

“iya”

“gue pulang”

“biar gue anter sampe depan” dibalas anggukan oleh Raffa

“hati hati” kata Viola setelah Raffa melajukkan mobilnya

Raffa sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah, dia hanya berdua dengan asisten rumah tangganya. Dian sedang ada urusan kampus entah untuk apa

Raffa sedikit bosan dengan kegiatannya hanya itu saja. Dia sudah memainkan beberapa alat musik dan game namun tidak melepas kejenuhannya. Raffa memilih memainkan hpnya dan membuka aplikasi galerinya dia memilih foto yang akhir-akhir ini menkadi koleksinya

"Lo cantik. Cantik lo beda” Raffa senyum senyum sendiri memandangi foto Viola yang ada di hpnya

“eh, lagi liat apa sih? Sampe sampe gue ketuk pintu ga di denger” Dian tiba tiba masuk ke kamarnya dan mengambil alih ponsel Raffa dari genggamannya

“apasi lo, siniin” Raffa merebut hpnya, namun hasilnya nihil karena kakanya kabur ke sudut ruangan kamar Raffa

“what?! Lo nyimpen foto Ola?” Dian kaget

“cie cie, suka ya lo sama Ola?” kata Dian lagi

“apa sih lo, sini” Raffa mengambil hpnya dan kali ini berhasil di rebut oleh Raffa

“cie, suka lo sama Ola?”

“gak”

“masa?”

“iya”

“yakin?”

“iya”

“jujur?”

“iya”

“suka?”

“iya”

“maksud gue engga” bantahnya

“cie yang suka sama Ola?”

“engga ka”

“tadi sih lo bilang iya“

“lo sih ngasih pertanyaan berbeli belit”

“gausah alesan dan sorry lo ga bisa bohong dari gue de” Dian pergi meninggalkan kamar Raffa

“anjir. Abis gue di ceng-cengin terus sama ka Dian, lagian kenapa coba gue nyimpen foto Ola” Raffa mengacak frustasi rambutnya

~~~~

Raffa tengah bersiap menggunakan baju garis berwarna oren dan celana jeans nya yang berwarna putih. Sebentar lagi jam menunjukkan pukul 4, dimana dia sudah ada janji dengan Viola tadi

Raffa menyambar kunci motor sport berwarna hijaunya, lalu melakukan motornya di jalanan Jakarta menuju rumah Viola

“eh Raf. Ayo masuk” Raffa mengangguk dan masuk kedalam

“Eh, Raf”

“Raf gue ganti dulu ya” tanya Viola yang baru datang karena tadi menutup pintu dulu

“cieee yang mau jalan” goda Sandi

“apaan sih lu. jones mah diem anjir”

“emang lu sama Raffa pacaran”

“ish” Viola beranjak pergi menuju kamarnya

“la bawa mobil remot yang pas waktu itu” Raffa sedikit teriak karena Viola yang sudah menaikki tangga, Viola menengok dan mengangguk

“anjir mobil remot, kebiasaan lu ga ilang ilang la”

“bodo!” kata Viola yang berada di atas

“San?” Sandi menengok dan memajukan dagunya tanda dari jawaban apa

“emang Ola dari kecil gitu?”

“iya dia tuh suka sama yang namanya mobil mobilan,robot gitu. liat deh kamarnya di dominasi sama barang kaya gitu semua. Gue juga heran sama dia, dia suka sama barang barang kaya gitu tapi dia juga suka sama karakter mickey mouse kan cewek aneh”

“tapi dia beda”

“lo bener, itu yang gue salut dari dia. Dia itu selalu jadi diri dia sendiri”

“eh Raf gue mau nanya sama lo?” lanjutnya

“apa?”

“lo udah bisa ngelupain dari Fani?”

“walaupun gue gabisa ngelupain dia, dia juga gabakal balik San percuma. Jadi gue mau coba perlahan lupain dia, walau itu sulit”

“Sukses Raf. Raf lo juga harus balik lagi ke lo yang dulu, lo jangan gini terus urak urakan gini”

“oke thanks gue percaya gue bisa lupain dia San. Tapi masalah gue berubah gue belum yakin gue bisa”

“iya santai bro, dan soal lo berubah biarin semua berjalan dengan waktu Raf” Sandi menepuk pelan pundak Raffa

“udah curhatnya?” Viola sudah berada disamping mereka berdua, Viola tidak mendengar apa yang dibicarakan keduanya

“udah siap? Yaudah berangkat” Raffa menyadari suara itu

“ciee ciee ah, yang mau jalan. Nyari cewek ah gue, biar ga bosen”

“sana lu nyari cewe, biar gue ga jadi pelampiasan pas lu bosen”

“sorry gue gatau siapa lagi yang harus gue ajak” Sandi terkekeh

“udah ah ayo berangkat Raf”

“udah dibawa?” tanya Raffa

“udah, nih” Viola menunjukkan paper bag yang berisi mobil remot itu

“hati hati lo berdua” 

“jagain sepupu gue ya Raf” Raffa hanya mengangguk mewakili jawaban iya

Kini motor Raffa terparkir disebuah taman kota yang keadaannya cukup ramai, banyak kalangan yang berkunjung kesini. Dimulai dari anak kecil, remaja bahkan orang tua

“ngapain kita disini?” tanya Viola setelah turun dari motor Raffa

“main” Raffa membuka helm full facenya

“main?Main apa?”

“gue mau nagih janji lo. minta balapan mobil”

“oh. Oke gue setuju, yuk disana” Viola menarik tangan Raffa menuju tempat yang ia tuju

“taruhan?” tanya Viola

“oke. Kalau gue menang gue mau lo traktir gue makan di manapun yang gue mau selama sebulan kedepan”

“gue juga sama”

“deal” kata Viola

“deal”

“three, two, one, go!”

“liat nih gue bakal menang lagi” kata Raffa

“engga akan gue biarin lo menang lagi. Sekarang bakalan gue yang menang”

“liat aja nanti”

“yes gue menang, tuh kan gue bilang apa, gue menang kan” Viola tertawa puas

“yes, gue dapet traktiran makan selama sebulan ayey” Viola tertawa sambil loncat loncatan, Raffa hanya bisa tertawa dan menggeleng gelengkan kepalanya

“oke, kali ini lo boleh menang, tapi pertandingan selanjutnya gue bakal menang lagi”

“bodo!” Viola memeletkan lidahnya

“yaudah karena gue menang gue mau minta hadiah gue sekarang” lanjutnya

“yaudah ayo”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Late Night Stuffs
39      30     0     
Inspirational
Biar aku ceritakan. Tentang tengah malam yang terlalu bengis untuk membuat pudar, namun menghentikan keluhan dunia tentang siang dimana semua masalah seakan menjajah hari. Juga kisah tentang bintang terpecah yang terlalu redup bagi bulan, dan matahari yang membiarkan dirinya mati agar bulan berpendar.
Terpatri Dalam Sukma
10      10     0     
Short Story
Bukan mantan, namun dia yang tersimpan pada doa
SUN DARK
5      5     0     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
When Heartbreak
88      58     0     
Romance
Sebuah rasa dariku. Yang tak pernah hilang untukmu. Menyatu dengan jiwa dan imajinasiku. Ah, imajinasi. Aku menyukainya. Karenanya aku akan selalu bisa bersamamu kapanpun aku mau. Teruntukmu sahabat kecilku. Yang aku harap menjadi sahabat hidupku.
The Best I Could Think of
11      11     0     
Short Story
why does everything have to be perfect?
Amherst Fellows
175      117     0     
Romance
Bagaimana rasanya punya saudara kembar yang ngehits? Coba tanyakan pada Bara. Saudara kembarnya, Tirta, adalah orang yang punya segunung prestasi nasional dan internasional. Pada suatu hari, mereka berdua mengalami kecelakaan. Bara sadar sementara Tirta terluka parah hingga tak sadarkan diri. Entah apa yang dipikirkan Bara, ia mengaku sebagai Tirta dan menjalani kehidupan layaknya seorang mahasis...
Aldi: Suara Hati untuk Aldi
11      11     0     
Short Story
Suara hati Raina untuk pembaca yang lebih ditujukan untuk Aldi, cowok yang telah lama pergi dari kehidupannya
Bandung
672      350     0     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
Peringatan!!!
60      50     0     
Horror
Jangan pernah abaikan setiap peringatan yang ada di dekatmu...
BACALAH, yang TERSIRAT
364      169     0     
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...