Read More >>"> Pangeran Benawa (Penaklukan Panarukan 12) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pangeran Benawa
MENU
About Us  

Sejenak ia melihat wajah Pangeran Parkesit dan Ki Getas Pendawa bergantian. Ia berkata lagi,”Angger Arya Penangsang datang menemuiku untuk meminta pendapatku mengenai rencana Sultan Trenggana. Lantas aku pergi ke Demak untuk memastikan kebenaran dari berita yang aku dengar. Dan memang rencana itu benar berasal dari Sultan Trenggana sendiri. Akan tetapi sikapku tidak berubah dari yang aku sampaikan seperti tadi.”

Meskipun terkejut, akan tetapi Pangeran Parikesit dan Ki Getas Pendawa tidak menampakkan perubahan yang terjadi pada raut wajah mereka berdua. Kedua tokoh sepuh ini tetap bersikap tenang dan sorot mata keduanya setenang lautan yang dalam.

“Baiklah,” kata Pangeran Parikesit kemudian,” Angger Hadiwijaya akan pergi ke Demak besok dan mungkin Sultan Trenggana akan memintanya untuk berada di Demak selama ia memimpin penyerangan ke timur.” Ia menoleh Ki Kebo Kenanga dan katanya,” Aku memintamu untuk mengusulkan sebuah penolakan.”

Ki Kebo Kenanga menganggukkan kepala.

Pangeran Parikesit berkata lagi,”Aku ingin Adipati Hadiwijaya mampu menolak perintah ayah mertuanya atau setidaknya ia tidak memberi pendapat apapun tentang rencana itu.”

“Itu sebuah gagasan yang sangat rawan, Paman. Sultan Trenggana mungkin saja akan menjadi marah dan malah mengganti Hadiwijaya dengan orang lain,” kata Ki Getas Pendawa.

“Tidak ada salahnya untuk mencoba, karena kita mempunyai kemungkinan untuk mengalihkan rencana itu,” sahut Pangeran Parikesit.

“Baiklah, aku akan mencoba bicara padanya,” kata Ki Kebo Kenanga.

“Aku akan mengetahui hasilnya pada petang hari. Aku akan berada di padepokan untuk melihat keadaan Jaka Wening,” Pangeran Parikesit kemudian berjalan mendekati pintu. Ia melihat halaman rumahnya yang masih berselimut kabut tebal dengan pandangan penuh arti, kemudian ia berkata lagi,” Mungkin waktuku tidak akan banyak tersisa untuk menemani Pangeran Benawa, aku harap serba sedikit dapat membantunya untuk mencari jalan bagi dirinya sendiri.”

Maka demikianlah pertemuan ketiga orang sepuh dan berilmu tinggi itu terjadi di rumah Pangeran Parikesit. Tiba-tiba desir angin terdengar dan berpusar mengelilingi tubuh Ki Getas Pendawa, ia menoleh Pangeran Parikesit dan memberi hormat lalu tubuhnya menghilang dalam pusaran angina yang menyelubungi dirinya. Menyusul kemudian sebongkah kabut bergerak menutup Ki Kebo Kenanga dan dalam sekejap mata ia lenyap dari pandangan mata.

Pangeran Parikesit menarik nafas panjang ketika dua orang tamunya telah berpamitan dan menjauh dari rumahnya. Ia mendesis dalam hatinya,” Mereka masih menyimpan ilmu yang kini jarang dikuasai oleh orang.”

Sementara itu, kegiatan di pelabuhan Jepara telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Para pengawas yang bekerja di bawah pimpinan Ki Tumenggung Jayasrana secara rutin melaporkan setiap perkembangan.  Di tempat lain, untuk beberapa lamanya Demak mulai kedatangan orang-orang dari barat yang akan datang membantu Demak dalam menjalankan rencana Sultan Trenggana. Atas kedatangan bala bantuan dari barat, Sultan Trenggana mengumpulkan para pemimpin Demak di sebuah ruangan yang cukup besar.

Dengan tekun Sultan Trenggana menyimak pendapat-pendapat yang diutarakan oleh para senapati. Sebagian dari mereka berpendapat untuk menempatkan bala bantuan itu di setiap benteng dan dinding kotaraja. Dan sebagian senapati berpendapat untuk memecah bala bantuan dengan menyertakan sebagian dari mereka dalam rencana penyerangan.

Sultan Trenggana kemudian bertanya,“ Apakah kekuatan Panarukan dapat mengimbangi kekuatan kita lalu mereka berusaha menerjang pertahanan Demak?”

Seorang senapati yang telah kembali dari Panarukan menjawab,” Kekuatan Panarukan tidak seluruhnya dapat diukur melalui jumlah prajurit, Kanjeng Sultan. Aku tidak dapat mengatakan kemampuan yang ada pada pribadi masing-masing. Tetapi para petugas sandi yang mampu mendekati tempat-tempat latihan mereka telah mempunyai penilaian jika kekuatan Panarukan tersusun dari berbagai unsur. Seorang prajurit melaporkan padaku jika ia pernah melihat prajurit Tuban berlatih bersama di Panarukan. Sementara petugas yang lain mengenali ciri-ciri pakaian para pengikut Pangeran Tawang Balun. Untuk itu, aku tidak akan mengatakan kekuatan Panarukan berada di bawah kekuatan yang kita miliki.”

Sultan Trenggana lekat menatap wajah senapati itu, katanya,” Lalu, bagaimana pendapatmu mengenai perpaduan kekuatan kita dengan Jepara dan bantuan dari barat?”

“Kanjeng Sultan, perpaduan itu sudah barang tentu akan membawa keuntungan lebih bagi kekuatan Demak. Dan agaknya dapat menutup kekurangan yang mungkin saja tidak terlihat oleh kita namun mudah ditembus oleh pihak lain,” jawab senapati itu.

Para pemimpin yang ada di ruangan itu mengangguk-angguk. Menurut perhitungan mereka, perpaduan kekuatan tiga pihak akan menjadikan mereka semakin kuat. Meski demikian, tidak ada seorang pun yang merendahkan kekuatan Panarukan yang mungkin saja tersembunyi dari pengamatan petugas sandi yang mereka kirimkan.

Kemudian Sultan Trenggana berkata,“ Aku dapat menerima pendapat yang berbeda. Karena masing-masing mempunyai kebenaran dan dapat memberi kejayaan pada Demak. Pengalaman kita untuk bertempur di laut mempunyai kelebihan tersendiri dan mungkin tidak berada dalam jangkauan yang mereka perhitungkan. Menghindari peperangan di darat akan membuat keadaan pasukan kita menjadi lebih kuat karena perjalanan jauh ini sudah tentu akan menguras tenaga dan mungkin akan memusnahkan harapan apabila Rembang, Tuban, Gresik dan yang lain turut menghadang pergerakan kita di perjalanan. Kita akan sepenuhnya memanfaatkan segala kelebihan kita bertempur di laut.”

“Jika demikian, maka pertempuran akan mengambil masa yang lebih singkat dan kita dapat mengurangi jumlah korban yang berasal dari barat,” kata Sultan Trenggana menambahkan.

Ratu Kalinyamat yang bersebelahan dengan Sultan Trenggana berkata,” Kita lakukan dalam waktu dan perhitungan yang tepat.”

Sultan Trenggana menarik nafas panjang. Ia berkata,” Baiklah. Saat ini adalah waktu terakhir bagi kita semua untuk menilai kembali semua perhitungan dan rencana secara cermat. Karena ketika kita telah berada di perairan Panarukan maka sudah tidak ada gunanya lagi untuk berdebat. Kita juga tidak menunggu untuk diserang namun kita juga tidak dapat menyerang tanpa kecermatan.”

Seperti biasa jika mereka sedang berunding, maka para senapati segera membentuk beberapa kelompok yang mempunyai kelebihan dan kekhususan yang sama. Tak lama kemudian lingkaran-lingkaran kecil terbentuk di ruangan itu dalam pengawasan Sultan Trenggana. Beberapa senapati sudah sibuk dengan perdebatan dan mengutarakan isi kepalanya. Suasana mendadak menjadi riuh dengan kesibukan yang terjadi. Beberapa pemimpin kelompok kemudian berjalan maju mendekati Sultan Trenggana untuk membeberkan rencana masing-masing kelompok. Dengan cermat dan hati-hati, Sultan Trenggana selalu meminta alasan yang kuat atas sebuah rencana dan tak jarang ia menolak rencana yang dianggapnya dapat membawa bahaya. Keadaan dalam ruangan lantas menjadi hening dan senyap ketika Sultan Trenggana berdiri dan meminta perhatian mereka. Jantung para senapati berdentang keras. Mereka telah mengetahui siasat yang akan dilaksanakan Sultan Trenggana melalui para pemimpin kelompok.

“Baiklah. Kita akan menyerang mereka dalam waktu dekat. Sekarang, aku minta kalian kembali ke pasukan masing-masing untuk menata ulang agar sesuai dengan siasat yang telah aku putuskan. Kapal-kapal kecil akan berangkat terlebih dahulu untuk menjaga perairan yang akan kita lalui. Setiap kejanggalan akan diberitahukan melalui panah api atau lontaran meriam kosong,” Sultan Trenggana diam sejenak dan mengedarkan pandangannya. Lalu dengan tegas ia berkata lagi,” Kita berangkat dua hari sejak kedatangan Adipati Hadiwijaya di Demak.”

Para senapati kemudian kembali ke pasukan masing-masing. Mereka mengulang pesan dan perintah-perintah yang sesuai dengan siasat Sultan Trenggana. Para pemimpin menjelaskan jika bantuan dari barat tidak akan disertakan dalam perjalanan menuju ke timur. Alasan-alasan yang masuk akal pun mereka katakan di depan pasukan masing-masing.

Oleh karena itu, ketegangan mulai merambat pelan di langit Demak dan Jepara. Meriam dan alat pelontar api mulai dipindahkan dan ditempatkan di geladak kapal. Memeriksa lambung kapal menjadi kegiatan wajib bagi para penjaga kapal. Bahan pangan pun diletakkan pada tempatnya setelah melalui perhitungan cermat tentang kebutuhan setiap prajurit yang berada di atas kapal. Sehingga kemudian pelabuhan semakin meningkatkan pengawasan dan penjagaan ketat dari segala bentuk penyusupan yang mungkin akan dilakukan oleh orang-orang dari wiayah timur.

Seiring dengan kegiatan di pelabuhan, para prajurit yang bertugas untuk menjaga perairan pun mulai melakukan perondaan lebih rutin. Bahkan beberapa diantara mereka menyempatkan diri untuk memberitahu para nelayan agar tidak melintas jalur pelayaran yang diperkirakan akan dilewati oleh pasukan Demak. Maka dengan demikian, orang-orang Demak mulai menunggu kedatangan Adipati Hadiwijaya dan menghitung hari keberangkatan mereka menuju Panarukan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story broh. ditunggu kelanjutannya :)

    Comment on chapter Penaklukan Panarukan 1
Similar Tags
Semanis Rindu
398      207     0     
Romance
Aku katakan padamu. Jika ada pemandangan lain yang lebih indah dari dunia ini maka pemandangan itu adalah kamu. (Jaka,1997) Sekali lagi aku katakan padamu. Jika ada tempat lain ternyaman selain bumi ini. Maka kenyamanan itu ada saat bersamamu. (Jaka, 1997) Jaka. nama pemuda jantan yang memiliki jargon Aku penguasa kota Malang. Jaka anak remaja yang hanyut dalam dunia gengster semasa SM...
Sanguine
128      72     0     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Nirhana : A Nirrathmure Princess
304      176     0     
Fantasy
Depresi selama lebih dari dua belas tahun. Hidup dalam kegelapan, dan berlindung di balik bayangan. Ia hanya memiliki satu harapan, yang terus menguatkan dirinya untuk berdiri dan menghadapi semua masalahnya. Ketika cahaya itu datang. Saat ketika pelangi akhirnya muncul setelah hujan dan awan gelap selama hidupnya, hal yang tak terduga muncul di kehidupannya. Fakta bahwa dirinya, bukanlah m...
One Step Closer
54      34     0     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
SERENA (Terbit)
316      176     0     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
With you ~ lost in singapura
11      10     0     
Fan Fiction
Chaeyeon, seorang siswi SMA yang sangat berani untuk pergi menyusul Tae-joon di Paris. Chanyeol, seorang idol muda yang tengah terlibat dalam sebuah skandal. Bagaimana jika kedua manusia itu dipertemukan oleh sebuah takdir?
CHERRY & BAKERY (PART 1)
68      45     0     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Konstelasi
33      23     0     
Fantasy
Aku takut hanya pada dua hal. Kehidupan dan Kematian.
Run Away
218      122     0     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Once Upon A Time: Peach
35      27     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...