Read More >>"> Semanis Rindu (Part 6 Perang Saudara) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semanis Rindu
MENU
About Us  

 

          Sudah seminggu berlalu kejadian perkelahian itu. Dia terus memikirkan Arum yang terlihat ketakutan saat itu. Jaka mulai resah. Perbuatannya sudah membuat takut orang lain. Namun, membubarkan gengnya akan menjadi masalah besar baginya. Anggota yang sudah mulai loyal akan berbalik kecewa dan menyerangnya jika dia membubarkan geng yang sudah besar itu tanpa alasan yang jelas. 

         Sejujurnya Jaka sudah mulai bosan dengan dunia perkelahian itu. Tapi memang, keluar dari lingkaran setan sangatlah sulit. Jaka sudah terlanjur basah berbuat kerusuhan di sana sini. Terlebih anggotanya sudah berkembang pesat.

        Malam itu dia merenung seraya memetik gitar miliknya. Memainkan beberapa cord hingga menjadi sebuah nada indah. Dia bernyanyi dengan suara merdunya. Menggetarkan seluruh ruangan rumahnya yang kuno itu. 

       Jaka mencipta syair baru. Syair tentang hidup. 

                     Hidup

       Hidup hanyalah dendangan asa

       Menorehkan sejarah untuk jiwa yang hidup. 

       Akulah salah satunya. 

       Jiwa yang telah bermain dengan ideku sendiri. 

       

       Kini jiwaku menggema dengan nyanyian bahagia. 

       Tanpa aku tahu titik bahagia apa itu? 

       Biarkan....saja,aku nikmat dengan nafas ini. 

       Nafas hidup tanpa kata. 

       

      Jaka mulai bingung mengartikan rasanya itu. Rasa bahagia tanpa sebuah alasan dan penjelasan. Masa remajanya perlahan berubah. Dunia penuh gejolak emosi darah muda perkelahian berubah menjadi nyanyian bahagia. Dia terdiam membayangkan sosok Arum yang dikenalnya hampir satu bulan itu. 

      Tak banyak yang Jaka tahu dari Arum kecuali alamat sekolahnya. Diam-diam jaka mulai merasakan rindunya mengetuk-ngetuk rongga kepalanya. Dia kehilangan cara untuk menyampaikan rindunya. Melayangkan suratpun belum tentu Arum menerima. Jaka memilih diam seribu bahasa. Dia hanya bersenandung dalam hati. Menyanyikan lagu-lagu cinta. Kau tahu bagaimana rasanya rindu. Tak ada rasa semanis rindu. 

        Saat hanyut dalam lamunannya. Si Akbar datang dengan suara raungan motornya. Dia berjalan terhuyung dengan aroma alkohol menyengat menusuk hidung Jaka. Sesaat jaka berdiri dari kursi teras rumahnya. Dia mencegat Akbar.

        "Mas habis mabuk lagi?" tanya Jaka. 

        "Ach, kau anak kecil. Minggir." Akbar mendorong Jaka.

        Jaka terdiam sesaat. Dia hanya memandang Akbar. 

        "Buu...." teriak Akbar. 

        Ibunya keluar mendengar suara Akbar. 

         "Tolong bu, aku lapar. Pengen makan." Akbar memerintah ibunya. 

         "Kamu mabuk lagi. Ibu kan sudah bilang jangan mabuk-mabukan. Ibu gak suka. Itu bisa membahayakanmu Bar." ibu Indri berujar dengan nada tercekik. Melihat putra pertamanya pulang dalam keadaan tidak normal. 

          Melihat itu. Jaka iba. Dia yang mengambilkan makan untuk Akbar. 

         "Aku minta ibu yang ngambilin. Bukan kau bego."

          Kalimat akbar melukai hati Jaka. Mata Jaka berubah merah. Amarahnya sudah mulai tersulut. 

          "Tinggal makan aja repot," balas Jaka. 

          "Kau nantang aku, hah!" seru Akbar tiba-tiba. 

          Ibu Indri mencegah Jaka yang ingin menghajar kakaknya. 

          "Jangan jak. Kamu yang waras harus ngalah."

          "Dia keterlaluan bu." Jaka berang. 

         Akbar memang kakak yang menyebalkan buat Jaka. Entah mengapa Akbar begitu membenci Jaka sejak kecil. Akbar juga sering membuat masalah yang membuat sakit hati orang tuanya. Tak ada yang bisa menegur Akbar. Kalimat ibunya hanya jadi angin lalu di rongga telinga Akbar. Sementara ayahnya selalu sibuk dengan usahanya dan terhitung jarang pulang kerumah. 

         "Ayo mas. Masuk," Jaka bersabar, mencoba membopong Akbar masuk ke kamar. 

         "Aku bisa jalan sendiri. Aku gak butuh bantuanmu," seru akbar. 

         Jaka terdiam. Dia kembali menjauh dari Akbar.

         "Hei, kau ibu macam apa. Kalau gak bisa jadi ibu jangan bikin anak. Percuma gak bisa ngerawat." Akbar kembali berceloteh. 

          Jaka semakin kesal. Mendengar Akbar menghina ibunya. 

         "Pergi sana. Cari uang yang banyak. Jangan pulang-pulang lagi." tambahnya lagi. 

         Tak banyak kata. Jaka mendaratkan pukulan mentah ke kepala akbar. Seketika isi kepala akbar terguncang. Emosinya mulai naik pada tingkat maksimal. Akbar yang sejak tadi duduk. Dia berdiri membalas pukulan Jaka. 

         Ceplak.... 

         Pukulan telak menyasar ke wajah Jaka. Kini luka memar di wajah jaka bertambah lagi. 

         "Mas. Aku sudah sabar tapi aku paling gak suka kamu hina ibu. Tau...." Jaka mencengkeram kerah Akbar lalu memukulnya bertubi-tubi. 

         Akbar tersuruk. Darah mengucur di ujung bibirnya. Meski dalam keadaan mabuk dia masih merasakan denyutan luka di wajahnya itu. 

         Dia mengusap dengan tangannya. Melihat darah mengucur. Kemarahan akbar menjadi-jadi. 

         Bukkk... tangan akbar melesat ke perut Jaka. Kaki jaka goyan. Dia mundur selangkah akibat pukulan akbar. 

         Bergegas. Jaka menarik tangan Akbar. Dia mengait lengan tangan kakaknya. Punggung kakaknya di siku dengan kuat hingga dia merasakan sakit dan terjatuh ke lantai. 

        Ibu indri hanya bisa berteriak histeris melihat pertengkaran kedua putranya. Jaka begitu menyayangi ibunya. Dia akan membela ibunya bahkan jika musuhnya adalah ayah atau kakaknya sendiri. Jaka tidak peduli, yang penting ibunya tidak terluka. 

         "Ibu sudah banyak berkorban mas. Jangan mas hina-hina ibu lagi. Aku tidak akan diam mendengar itu."

         Akbar berdiri. 

         "Gara-gara kau. Aku kehilangan orang yang paling berarti dalam hidup ku." 

         Jaka semakin berang mendengar bentakan-bentakan dari mulut Akbar. 

        "Ayo keluar," Jaka menyeret Akbar dengan mencengkeram kuat kerah baju Akbar.

        "Lepas.... " seru Akbar.

        Jaka tak peduli. Sampai di pintu keluar. Jaka mendorong Akbar hingga tersuruk di lantai teras rumah. 

        "Tidur di luar," kata Jaka dingin.

        Ibu Indri hanya terdiam membisu menyaksikan perkelahian dua saudara itu. Akbar memang memiliki dendam kesumat dengan jaka dan ibunya. Sampai dia selalu membuat masalah di dalam rumah dan sering bertengkar dengan Jaka. 

        Sementara Jaka hanya berusaha diam dan tidak merespon kebrutalan kakaknya itu. Jaka akan membalas jika memang sudah di luat batas kesabarannya. 

        Kini Jaka dan ibunya membiarkan Akbar tidur di luar rumah. Sedangkan Akbar berteriak-teriak histeris terus menghina ibu Indri dan Jaka. 

        "Hei pelacur kau, anjing semuanya." seru akbar di luar rumah seraya tertawa-tawa sendiri tidak jelas. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sakura di Bulan Juni (Complete)
67      24     0     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Love You, Om Ganteng
69      23     0     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."
Puisi yang Dititipkan
2      2     0     
Romance
Puisi salah satu sarana menyampaikan perasaan seseorang. Puisi itu indah. Meski perasaan seseorang tersebut terluka, puisi masih saja tetap indah.
ALVINO
29      12     0     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
Warna Warni Rasa
11      6     0     
Romance
Rasa itu warna. Harus seperti putih yang suci. Atau seperti hijau yang sejuk. Bahkan seperti merah jambu yang ceria. Rasa itu warna. Dan kau penentunya. Banyak gradasi yang harus di lalui. Seperti indahnya pelangi. Bahkan jika kelabu datang, Kau harus menjadi berani seperti merah. Jangan seperti biru yang terlihat damai, Tapi jika marah akan menghancurkan bumi seperti tsunami. R...
An Invisible Star
28      13     0     
Romance
Cinta suatu hal yang lucu, Kamu merasa bahwa itu begitu nyata dan kamu berpikir kamu akan mati untuk hidup tanpa orang itu, tetapi kemudian suatu hari, Kamu terbangun tidak merasakan apa-apa tentang dia. Seperti, perasaan itu menghilang begitu saja. Dan kamu melihat orang itu tanpa apa pun. Dan sering bertanya-tanya, 'bagaimana saya akhirnya mencintai pria ini?' Yah, cinta itu lucu. Hidup itu luc...
Perfect Candy From Valdan
14      12     0     
Romance
Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damaiseperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapka...
When I Found You
35      10     0     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Sang Penulis
152      27     0     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
UNFINISHED LULLABY
3      3     0     
Inspirational