Read More >>"> Teater (Eps. 29) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teater
MENU
About Us  

Jean memaksakan diri untuk berdiri dan mencoba gerakannya tanpa melihat dan mendengarkan video. Ia mencobanya dengan pelan dan hati-hati agar kakinya tidak terkilir lagi. Tapi kali ini Jean menambahkan beberapa gerakan yang tidak ada dalam video dan menggantikan gerakan-gerakan dalam video yang belum ia hafal sepenuhnya.

Rangga datang kembali dengan muka masam dan langsung duduk. Ia melihat Jean yang masih saja keras kepala memaksakan diri untuk melatih gerakkannya. “Udah jangan dipaksain nanti nambah sakit.”

Jean berhenti dan menatap kearah Rangga. “Nih, aku bawa minyak oles.”
Jean duduk berhadapan dengan Rangga. Ia mengambil minyak oles itu dari tangan Rangga. “Bentar lagi kan mau pentas kamu malah keseleo. Bawa masalah aja.”

Jean menatap Rangga yang menyalahkannya dengan kesal dan mengoleskan minyak kekakinya tak karuan.

“Tadinya kakak mau nyoba gerakan kita hari ini. Eh malah keseleo.” Keluh Rangga.

“Udah nyalahin aku, nya?” ucap Jean kesal.

“Maksud kakak bukan nyalahin kamu.” Bantah Rangga. “Kakak cuman kesel aja. Kemarin malam kakak tuh gak istirahat banyak. Kakak cari gerakan ini itu, cari lagu ini itu. kakak tuh maunya hari ini kita …”

“Nanti dulu, kak.” Potong Jean.

“Emangnya kita nanti pentas bareng?”

“Kan semuanya udah kakak atur buat sepasang-sepasang.” Jean melongo.

“Aku sama kakak?” Rangga mengangguk.

“Kenapa?” Rangga terdiam.

“Harus?” Rangga kembali mengangguk.

“Itu alesan kakak masuk ke teater lagi?”
Rangga terdiam kembali. Jean memberikan kembali minyak oles itu pada Rangga. “Kakak tuh ya. Nyebelin.”

Rangga hanya bisa tersenyum dan menatap Jean. “Apaan lo? Senyum-senyum gak jelas!”
Rangga menurunkan senyumnya.

“Denger ya, Jean. Aku, Rangga Dinata gak akan kalah sama cewek keras kepala yang namanya Jean Andita sampe dia luluh, oke?”

>>>>><<<<

Jean mengikuti Rangga dari belakang. Kakinya masih agak sakit setelah tadi Rangga memijit kakinya untuk kedua kalinya. Mereka berjalan keluar dari gedung. Tadi Rangga memutuskan untuk mengantar Jean ke kosannya.

Di luar gedung Rangga tidak langsung menuju pelataran parkir gedung teater dan mengambil motornya. Jean berhenti dan menatap motor-motor yang terparkir disana da mencari motor milik Rangga.

“Kak.” Panggil Jean tanpa berkutik dari tempatnya. Rangga berhenti dan menatap kepada Jean. “Kakak gak bawa motor?”

“Emang enggak.” Jawab Rangga santai.

“Ih kak… kaki aku kan baru mendingan masa disuruh jalan kaki, sih?” Rengek Jean.

“Ya mau gimana lagi.”

“Ya udah aku minta dijemput Uci aja.” Jean mengeluarkan handphonenya.

“E…. tunggu dulu. Tadi kakak cuma becanda. Kita naik taksi. Rumah kakak kan jauh dari sini.” Jean menurunkan handphonenya. “Tapi anter kakak ke warung di sana, ya? Haus nih.”

Jean menghela nafasnya dan mengangguk kecil.

>>>>><<<<<

Jean duduk di dalam warung kecil itu. Rangga duduk di samping Jean dan menyodorkan minuman pada Jean. Jean mengambil minuman itu dan langsung membuka tutupnya karena ia juga haus.

“Panas banget.” Ucap Rangga sambil mengibas-ngibaskan ujung jaketnya ke lehernya.

“Udah tau panas. Pake jaket.”

“Fashion.”

“Fashion, fashion. So gaya banget.” Ledek Jean. Rangga melirik Jean.

“Kamu bawa tissu, gak?” Jean mengambil tasnya dan mencari-cari tissu di dalam tasnya.
Jean mengeluarkan tissu dari tasnya.

“Tolong…”
Jean langsung menempelkan tissu itu ke kening Rangga tanpa mendengarkan perkataan Rangga selanjutnya. “Bisa agak sopan dikit?”

“Coba kakak lepas deh tissunya.” Rangga melepas tissu di keningnya. “Tuh, keringetnya langsung ilangkan. Tadi kakak mau minta aku mengapus keringetnya, kan?”

Rangga terdiam dan meminum kembali minuman di tangannya. “Kamu punya hubungan apa sama Dion?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Intuisi
29      11     0     
Romance
Yang dirindukan itu ternyata dekat, dekat seperti nadi, namun rasanya timbul tenggelam. Seakan mati suri. Hendak merasa, namun tak kuasa untuk digapai. Terlalu jauh. Hendak memiliki, namun sekejap sirna. Bak ditelan ombak besar yang menelan pantai yang tenang. Bingung, resah, gelisah, rindu, bercampur menjadi satu. Adakah yang mampu mendeskripsikan rasaku ini?
14 Days
10      4     0     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...
Dialogue
0      0     0     
Romance
Dear Zahra, Taukah kamu rasanya cinta pada pandangan pertama? Persis senikmat menyesapi secangkir kopi saat hujan, bagiku! Ah, tak usah terlalu dipikirkan. Bahkan sampai bertanya-tanya seperti itu wajahnya. Karena sesungguhnya jatuh cinta, mengabaikan segala logika. With love, Abu (Cikarang, April 2007) Kadang, memang cinta datang di saat yang kurang tepat, atau bahkan pada orang yang...
You Can
8      3     0     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
3600 Detik
24      2     0     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
Satu Koma Satu
89      25     0     
Romance
Harusnya kamu sudah memudar dalam hatiku Sudah satu dasawarsa aku menunggu Namun setiap namaku disebut Aku membisu,kecewa membelenggu Berharap itu keluar dari mulutmu Terlalu banyak yang kusesali jika itu tentangmu Tentangmu yang membuatku kelu Tentangmu yang membirukan masa lalu Tentangmu yang membuatku rindu
Abay Dirgantara
73      23     0     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.
Daniel Whicker
36      10     0     
Mystery
Sang patriot ikhlas demi tuhan dan negaranya yang di khianati oleh negara dan dunia.. Dan Ayahnya pun menjadi korban kesadisan mereka...
TeKaWe
10      6     0     
Humor
bagaimana sih kehidupan seorang yang bekerja di Luar Negeri sebagai asisten rumah tangga? apa benar gaji di Luar Negeri itu besar?
krul
27      13     0     
Action
perjalan balas dendam seorang gadis yang berujung dengan berbagai kisah yang mengharukan,menyedihkan,menyakitkan,dan keromantisan,,,