Read More >>"> In your eyes (Sembilan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In your eyes
MENU
About Us  

Setelah berjalan kaki selama lima menit, aku dan Sia sampai di rumahku. Ibu seperti biasa sedang menyapu halaman. Ia berseru senang melihat Sia datang berkunjung. 

" Apa kabar kamu nak? Lama nggak kesini." Ibu menyapa sambil memeluk Sia. Sia tersenyum lebar,

" Iya bu, maaf ya baru bisa datang sekarang. Katanya om habis sakit ya? Sudah sehat?" Ucap Sia memulai percakapan. 

" Iya Sudah, om lagi ada di dalam. Ayo masuk." Ibu menggandeng Sia masuk kedalam rumah. Ayah sedang menonton televisi saat kami masuk. Lantas tersenyum melihat Sia datang. 

" Apa kabar om? Sudah sehat?" Sia mengambil tempat di samping ayah setelah menyalami tangannya.

" Sudah, om sudah sehat." Balas ayah.

" Ibu ambilkan minum dulu ya?" Sia mengangguk. Ibu segera menuju dapur. Sedangkan Sia kembali berbincang dengan ayah. Aku mengikuti ibu ke dapur. Membantu menyiapkan minuman, " Bu," Ibu bergumam, kedua tangannya masih sibuk membuat kopi untuk ayah.

" Jangan bilang apapun tentang tawaran pelatihan itu ke Sia ya bu. " Ucapku pelan. 

Gerakan tangan ibu terhenti, ia menatapku, " Kamu belum bilang ke Sia?" 

Aku menggeleng, " Aresh nunggu waktu yang pas, lagi pula jadwalnya belum pasti."

Ibu mengangguk singkat, " Iya, nggak papa. Tapi jangan terlalu lama ya, dia juga harus tahu."

Aku mengangguk, " Iya bu, pasti Aresh kasih tahu."

Setelah itu aku membantu ibu membawakan nampan minuman untuk ayah dan Sia. Aku dan ibu ikut bergabung untuk berbincang. 

" Kamu sudah makan nak?" Ibu bertanya pada Sia.

Sia mengangguk, " Sudah bu, sama Aresh juga."

" Kamu kelas berapa sekarang nak?" Ayah mengambil topik lain. 

" Mau naik kelas dua SMA Om." Jawab Sia singkat. 

Aku berdecak, " Dasar ribet, bilang aja kelas satu SMA." 

Sia mendengus, menatapku tajam. Nggak usah komentar. 

Percakapan berlangsung hingga tiga puluh menit kemudian. Aku mengantar Sia pulang sekalian mengambil mobilku yang masih berada di rumah Sia. Ia beberapa kali mengeluh capek berjalan kaki. Lantas berseru marah saat aku memaksa meneruskan berjalan.

" Capek tahu! Dari tadi jalan terus." Sia kembali mengomel, Ia duduk di trotoar jalan. 

" Sebentar lagi malem Ya', kasian Arham sama Risty di rumah sendirian." 

Sia mendengus, " Istirahat sebentar doang, badanku itu nggak sekuat kamu yang tiap hari latihan." 

" Mau aku gendong?" 

Sia langsung menatapku, " Apa?" 

Aku langsung berjongkok membelakanginya, memintanya naik di punggungku. 

" Nggak usah, nanti malah kamu yang capek. Duduk aja sini." Tolaknya.

" Aku tahu maksud kamu dari tadi bilang capek. Ayo naik, sebelum kakiku keram kelamaan nunggu kamu." 

Sia akhirnya naik kepunggungku. Aku kembali berjalan. 

" Kamu makin kurus Ya'." Ucapku setelah hening beberapa saat. 

" Masa sih? Aku jarang nimbang berat badan. Kalau capek bilang ya, jangan dipaksa."

" Bukannya kamu kepengen tadi?" 

" Iya sih, aku pengen digendong sama kamu tadi. Tapi sekarang jadi ngerasa bersalah." Sia menyandarkan kepalanya di pundakku. 

Aku tersenyum miring, " Kenapa?" 

" Aku takut bikin kamu capek. Kerjaan kamu tetep lebih banyak dari aku. Aku udah sering ngerepotin kamu." Jawab Sia. 

Aku terdiam sejenak, " Tanpa sadar kamu lebih sering bantu aku Ya'." Aku berkata lirih. Sia tetap diam, seperti menungguku melanjutkan bicara. " Aku nggak pernah merasa terbebani sama kamu Ya'. Adanya kamu, buat aku punya seseorang yang bisa aku lindungi. Jadi penyemangat hidup. Itu kamu menurutku Ya'." 

Langkahku terhenti, Sia juga diam. Ia mengangkat kepalanya. " Makasih kak, akan aku ingat."

 

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
She Never Leaves
17      10     0     
Inspirational
Dia selalu ada dan setia menemaniku, Menguatkanku dikala lemah, Menyemangatiku dikala lelah, dan .. Menuntunku dikala kehilangan arah.
Kala Saka Menyapa
135      31     0     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Dua Sisi
23      6     0     
Romance
Terkadang melihat dari segala sisi itu penting, karena jika hanya melihat dari satu sisi bisa saja timbul salah paham. Seperti mereka. Mereka memilih saling menyakiti satu sama lain. -Dua Sisi- "Ketika cinta dilihat dari dua sisi berbeda"
LELATU
4      4     0     
Romance
Mata membakar rasa. Kobarannya sampai ke rongga jiwa dan ruang akal. Dapat menghanguskan dan terkadang bisa menjadikan siapa saja seperti abu. Itulah lelatu, sebuah percikan kecil yang meletup tatkala tatap bertemu pandang. Seperti itu pulalah cinta, seringkalinya berawal dari "aku melihatmu" dan "kau melihatku".
Cadence's Arcana
59      16     0     
Inspirational
Cadence, seorang empath, tidak suka berhubungan dengan orang lain. Ketika dia kalah taruhan dari kakaknya, dia harus membantu Aria, cewek nomor satu paling dihindari di sekolah, menjalankan biro jasa konseling. Segalanya datar-datar saja seperti harapan Cadence, sampai suatu saat sebuah permintaan klien membawanya mengunjungi kenangan masa kecil yang telah dikuburnya dalam-dalam, memaksanya un...
Aku Mau
142      28     0     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
70      22     0     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
Persapa : Antara Cinta dan Janji
62      16     0     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
FORGIVE
12      6     0     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
DELION
28      7     0     
Mystery
Apa jadinya jika seorang perempuan yang ceria ramah menjadi pribadi yang murung? Menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, namun dibalik itu semua dia rapuh sepert bunga i Dandelion tapi dia tidak bisa menyesuaikan dirinya yang mulai hidup di dunia baru dia belum bisa menerima takdir yang diberikan oleh tuhan. Kehilangan alasan dia tersenyum itu membuat dirinya menjadi kehilangan semangat. Lal...