Read More >>"> In your eyes (Dua belas) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In your eyes
MENU
About Us  

Aku melihat jam tangan, pukul dua siang. Aku segera keluar dari kamar. Berpamitan kepada ayah dan ibu, lantas naik motor, pergi. 

Hari ini, aku akan menjalani seleksi pertama.

Hari itu, Sia tetap melanjutkan omelannya di telfon, sesaat aku selesai makan malam. Aku hanya bisa mendengarkan tanpa bisa sedikit pun menyela. Keesokan harinya aku baru memberi tahu ibu jadwal seleksi sekaligus penentuan. Ibu hanya tersenyum tipis, bilang akan memberitahuku saat ia sudah mengambil keputusan. 

Hingga tadi malam, saat aku hendak tidur. Ibu datang ke kamarku, ia mengizinkanku untuk ikut pelatihan itu.

" Ibu mengizinkan kamu pergi pelatihan nak, ibu tahu kamu sebenernya juga ingin ikut kan?" Matnya berkaca - kaca saat mengatakan itu.

Aku menatapnya, " Ibu yakin? " 

Ibu mengangguk, " Baik - baik disana ya nak, jangan lupa telfon ibu. Dan yang paling penting, jangan sampai sakit." Ibu mengusap kepalaku lembut. Aku memeluknya, mengucapkan terima kasih. 

Aku segera berganti pakaian. Kali ini aku mendapat urutan ke tujuh. Hanya ada lima belas peserta yang ikut. Salah satu rekanku menyapa, " Hai Resh, dari tadi?"  Ia mengambil tempat di sampingku. 

Aku menggeleng, " nggak, barusan. Dapet nomor urut berapa?" 

" Lima. Kamu?" 

" Tujuh, good luck." 

Setelah menunggu selama satu jam, namaku akhirnya dipanggil. Tanganku mengepal, merasa gugup. 

Lima belas menit kemudian, aku sudah keluar dari ruang seleksi.Lantas menuju kamar mandi untuk cuci muka dan berganti pakaian. 

Setelah semua selesai, aku sedang berjalan menuju tempat parkir saat kemudian telponku berdering. Aku langsung mengangkatnya setelah melihat nama yang tertera di layar. Dari Sia.

" Halo." Sapanya.

" Hai." Balasku. Lalu terdengar hembusan napas. Aku mengernyit, " Kenapa Ya'? "

" Nggak papa, aku dari tadi udah mau nelpon, tapi takut ganggu. Udah selesai seleksinya?" 

" Sudah, ini mau pulang." Jawabku, kemudian menduduki bangku yang terletak di lorong, memilih untuk mengobrol dulu dengan Sia.

" Gimana? Lancar?" Ia kembali bertanya. 

Tanpa sadar aku mengangguk, " Lancar. Sempet gugup sih waktu namaku dipanggil. Tapi semuanya berjalan lancar. " 

" Kalau pulang mampir rumahku dulu ya? Aku pengen ketemu. " 

" Iya. Habis ini aku ke rumahmu. " Aku beranjak bangkit.

" Yaudah, hati - hati di jalan. Bye Resh. "

" Bye.." Aku segera menuju parkiran. Entah mengapa, aku juga sangat ingin bertemu Sia hari ini. Juga dengan Arham, tak sabar ingin melihat wajah tembamnya. 

 

 

 

 

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Our Tears
5      1     0     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Sekilas Masa Untuk Rasa
27      10     0     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
Lentera
9      5     0     
Romance
Renata mengenal Dimas karena ketidaksengajaan. Kesepian yang dirasakan Renata akibat perceraian kedua orang tuanya membuat ia merasa nyaman dengan kehadiran lelaki itu. Dimas memberikan sebuah perasaan hangat dan mengisi tempat kosong dihatinya yang telah hilang akibat permasalahan kedua orang tuanya. Kedekatan yang terjalin diantara mereka lambat laun tanpa disadari telah membawa perasaan me...
Menghapus Masa Lalu Untukmu
35      8     0     
Romance
Kisah kasih anak SMA dengan cinta dan persahabatan. Beberapa dari mereka mulai mencari jati diri dengan cara berbeda. Cerita ringan, namun penuh makna.
R.A
34      10     0     
Romance
Retta menyadari dirinya bisa melihat hantu setelah terbangun dari koma, namun hanya satu hantu: hantu tampan, bernama Angga. Angga selalu mengikuti dan mengganggu Retta. Sampai akhirnya Retta tahu, Angga adalah jiwa yang bimbang dan membutuhkan bantuan. Retta bersedia membantu Angga dengan segala kemungkinan resiko yang akan Retta hadapi, termasuk mencintai Angga. - - "Kalo nanti ka...
AILEEN
53      20     0     
Romance
Tentang Fredella Aileen Calya Tentang Yizreel Navvaro Tentang kisah mereka di masa SMA
Pillars of Heaven
29      11     0     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
Trainmate
32      13     0     
Romance
Di dalam sebuah kereta yang sedang melaju kencang, seorang gadis duduk termangu memandangi pemandangan di luar sana. Takut, gelisah, bahagia, bebas, semua perasaan yang membuncah dari dalam dirinya saling bercampur menjadi satu, mendorong seorang Zoella Adisty untuk menemukan tempat hidupnya yang baru, dimana ia tidak akan merasakan lagi apa itu perasaan sedih dan ditinggalkan. Di dalam kereta in...
Aku Mau
142      28     0     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
To The Girl I Love Next
3      3     0     
Romance
Cinta pertamamu mungkin luar biasa dan tidak akan terlupakan, tetapi orang selanjutnya yang membuatmu jatuh cinta jauh lebih hebat dan perlu kamu beri tepuk tangan. Karena ia bisa membuatmu percaya lagi pada yang namanya cinta, dan menghapus semua luka yang kamu pikir tidak akan pulih selamanya.