Read More >>"> Sanguine (Bab 4) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sanguine
MENU
About Us  

You have 1 new message 
From: Levin

La, hari ini aku kayaknya gak bisa nemenin kamu deh. Selesai sekolah disuruh langsung balik ke rumah. Ada urusan mendadak. Maaf banget ya, sweetheart. Jangan ngambek, pleaseee..Sebagai gantinya, aku bakal ngajakin kamu pergi ke tempat yang spesial. Janji deh! ILY! :)

"Ish! Nyebelin banget sih!" runtukku kesal sambil membanting ponselku ke atas meja.

Bagaimana aku tidak kesal. Levin tiba-tiba membatalkan acara jalan-jalan kami nanti. Padahal, dia sendiri yang janji sama aku kalau ingin menemaniku membeli kado ulang tahun untuk papa sekaligus mengajakku ke pasar malam. Tapi, malah dia sendiri yang membatalkan janjinya itu.

Dasar! Semua cowok sama aja! Gak bisa dipegang janjinya! Huh! Levin nyebelin! Gak jantan! Suka ingkarin janji! Pokoknya nyebelin! Tapi, sialnya ngangenin! Eh tapi, aku tetap bete sama Levin!! Tapi, aku kangen! Duh, gak konsisten deh kamu La!

"La! lo kenapa teriak-teriak, sih? Telinga gue jadi panas tahu!" protes Angel sambil mengkorek telinganya dengan jari telunjuknya. Astaga! Memangnya aku setan apa bisa buat telinga orang kepanasan. Tadi Levin, sekarang giliran Angel yang membuatku semakin kesal.

"Muka lo juga tuh! udah kayak cucian kotor yang direndem selama satu bulan aja."

Aduh! Nih anak ngeselin juga, ya! Tadi nyindir aku kayak setan. Sekarang bilang muka aku kayak cucian kotor?! Kalau kamu bukan sahabat aku, Gel, sudah aku ubek-ubek deh muka kamu tuh biar kayak cucian kusut sekalian!

"Lo kenapa sih?" tanya Gladys.

"Gue bete sama Levin!" sungutku.

"Emangnya Levin kenapa? Dia selingkuh?" tebak Gladys yang segera mendapatkan pelototan tajam dariku.

"Sialan lo! Lo nyumpahin Levin beneran selingkuh?" protesku tak terima. Kenapa Gladys harus berpikiran kalau Levin selingkuh sih? Kan aku jadi was-was begini. Tapi, aku percaya sama Levin. Levin tidak mungkin selingkuh. Duh Lala jangan kemakan omongannya Gladys dong!

"Ya terus apa dong? Atau, jangan-jangan... lo sama Levin udah gitu-gituan ya?"

Aku tersedak sendiri mendengar penuturan konyol dari Gladys itu. Otak Gladys lagi geser ya? Dari tadi mikirin yang aneh-aneh terus. Darimana juga gadis itu mendapatkan pikiran sejauh itu. Sejak kapan Gladys jadi mesum begitu, ya? Ckck! Aku tidak habis pikir. Aku meneleng kepala Gladys yang kotor itu. Lalu, dia pun memelotot ke arahku.

"Ish! Kok lo malah mukul kepala gue sih, La?!"

"Lagian, otak lo kotor banget sih! Belum pernah dibersihin ya? Sini, sini gue sapu dulu biar gak ngeres lagi." Aku pun secara sengaja mengudek-udek atas kepala Gladys yang membuat rambut gadis itu berantakan. Gladys pun mengibas-ngibaskan tangannya, merasa risih dengan perlakuanku.

"Aduh! Lo apaan si! Gak usah pake ngubek-ngubek kepala gue segala kali! Gini-gini kepala gue udah difitrahin tahu!"

"Ya, habis lo udah mikir kesitu aja. Emang gue cewek apaan sampai mau digitu-gituin sama Levin! Meskipun gue sayang sama Levin, tapi gue tetap menjaga diri gue sendiri. Gue juga belum cukup umur kali."

"Terus, lo kenapa ngomel-ngomel gak jelas kayak gitu?" tanya Angel. Gladys sendiri masih sibuk merapikan rambutnya yang sudah berantakan seperti bulu-bulu singa itu.

Dan akhirnya, aku pun mengeluarkan semua unek-unekku itu.

"Gue sebel sama Levin! Dia udah janji sama gue hari ini mau temenin gue beli kado ulang tahun buat papa. Eh,tau apa yang barusan terjadi? Dia tiba-tiba aja sms dan bilang kalau dia gak bisa nemenin gue. Alesannya sih karena ada urusan mendadak jadi dia harus pulang cepet ke rumah. Tuh bete kan! Dia yang buat janji, malah dia sendiri yang ngebatalin janjinya. Gimana gak sebel coba!"

Angel menggeleng-gelengkan kepalanya. "Yaelah, kirain apaan. Emang ada urusan penting kali makanya Levin disuruh pulang cepet gitu."

"Tapi, Gel. Seharusnya dia bilang dari awal sama gue kalau hari ini gak bisa. Bukannya php in gue kayak gini."

"Yah namanya juga urusan mendadak, La. Gak bisa lo perkirain sebelumnya," kata Gladys sok bijak. "Lagian, lo kan masih bisa beli sendiri tuh kado. Atau, lo suruh aja kurir buat nganterin kado lo ke rumah. Gitu aja kok dibikin cepot."

"Repot!" teriakku dan Angel bersamaan.

"Yah itu maksud gue," bela Gladys.

"Ya gak bisa gitu dong! Tetap aja Levin udah ingkarin janjinya sama gue!" kekehku tetap merengek. Kenapa pula Gladys malah membela Levin? Jelas-jelas disini aku sebagai korban yang dirugikan.

"Aduh! Pusing deh kepala barbie," timpal Gladys frustasi sambil menggelengkan kepalanya.

"Udah biarin aja sih. Nanti juga bakal akur lagi. Lo gak tahu aja gimana drama queen antara Lala sama Levin. Lala bakalan diemin Levin selama seharian, terus besoknya Levin kasih sesuatu yang romantis ke Lala. Dan pada akhirnya, Lala akan luluh dengan Levin. Mereka berdua pun kembali akur. Tamat," timpal Angel bermaksud menyindirku. Aku pun memasang cengiran dan tawa yang dipaksakan.

"By the way on the way busway, Susan kemana ya? Dari tadi pagi tuh anak gak keliatan samsek batang hidungnya?"seruku sambil melirik ke segala arah, mencari sosok Susan yang memang belum aku temui sejak pagi tadi.

"Oh, Susan. Hari ini dia gak masuk. Katanya ada urusan keluarga gitu. Entahlah," jawab Angel sambil mengangkat kedua bahunya.

"Heran gue. Kenapa orang-orang pada sibuk sama urusan keluarga sih? Gue aja yang belum berkeluarga tenang-tenang aja."

Angel memutar kedua bola matanya. "Makanya cepet-cepet deh minta Levin ngelamar lo."

"Gue masih harus kuliah dulu, kerja dulu kali."

"Yah, kalian kan bisa tunangan dulu. Biar Levin nya gak kemana-mana. Jadi, lo juga bisa tenang."

Aku kembali memikirkan ucapan Angel. Benar juga apa yang dikatakan oleh Angel. Kenapa aku tidak mencoba untuk bertunangan dulu dengan Levin? Sekarang kan banyak pasangan yang sudah bertunangan semenjak mereka masih duduk di bangku sekolah. Setelah tamat sekolah, mereka bahkan segera melangsungkan pernikahan. Ide yang cukup bagus. Ah! Aku harus segera  menyampaikan gagasan ini ke Levin. Levin pasti juga tidak akan menolak. Aku jadi senyum-senyum sendiri jika membayangkan saat-saat itu akan terjadi.

"Oy! Senyum-senyum sendiri. Ayo ngebayangin apa lo sama Levin? Hm?" goda Gladys, menaik-turunkan alisnya.

"Ish! Apaan sih lo, Dys. Ganggu aja deh. Tahu aja kalau gue lagi mikirin yang enak-enak soal Levin."

"Dasar otak mesum!" cibir Gladys. Meskipun begitu, aku tetap tidak bisa menyembunyikan senyumanku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ojek Payung
2      2     0     
Short Story
Gadis ojek payung yang menanti seorang pria saat hujan mulai turun.
Serpihan Hati
127      29     0     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
Reach Our Time
87      21     0     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
Utha: Five Fairy Secret
15      7     0     
Fantasy
Karya Pertama! Seorang pria berumur 25 tahun pulang dari tempat kerjanya dan membeli sebuah novel otome yang sedang hits saat ini. Novel ini berjudul Five Fairy and Secret (FFS) memiliki tema game otome. Buku ini adalah volume terakhir dimana penulis sudah menegaskan novel ini tamat di buku ini. Hidup di bawah tekanan mencari uang, akhirnya ia meninggal di tahun 2017 karena tertabrak s...
Dialektika Sungguh Aku Tidak Butuh Reseptor Cahaya
255      211     4     
Short Story
Romantika kisah putih abu tidak umum namun sarat akan banyak pesan moral, semoga bermanfaat
Princess Harzel
91      34     0     
Romance
Revandira Papinka, lelaki sarkastis campuran Indonesia-Inggris memutuskan untuk pergi dari rumah karena terlampau membenci Ibunya, yang baginya adalah biang masalah. Di kehidupan barunya, ia menemukan Princess Harzel, gadis manis dan periang, yang telah membuat hatinya berdebar untuk pertama kali. Teror demi teror murahan yang menimpa gadis itu membuat intensitas kedekatan mereka semakin bertamba...
BALTIC (Lost in Adventure)
28      7     0     
Romance
Traveling ke Eropa bagian Barat? Itu bukan lagi keinginan Sava yang belum terwujud. Mendapatkan beasiswa dan berhasil kuliah master di London? Itu keinginan Sava yang sudah menjadi kenyataan. Memiliki keluarga yang sangat menyanyanginya? Jangan ditanya, dia sudah dapatkan itu sejak kecil. Di usianya ke 25 tahun, ada dua keinginannya yang belum terkabul. 1. Menjelajah negara - negara Balti...
BORU SIBOLANGIT
2      2     0     
Short Story
Dua pilihan bagi orang yang berani masuk kawasan Hutan Sibolangit, kembali atau tidak akan keluar darinya. Selain citra kengerian itu, Sibolangit dikaruniakan puncak keindahan alami yang sangat menggoda dalam wujud Boru Sibolangit -Imora dan Nale, tidak sembarang orang beruntung menyaksikannya.
Perihal Waktu
4      4     0     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"
Magelang, Je t`aime!
2      2     0     
Short Story
Magelang kota yang jauh itu adalah kota tua yang dingin dan tinggal orang-orang lebut. Kecuali orang-orang yang datang untuk jadi tentara. Jika kalian keluar rumah pada sore hari dan naik bus kota untuk berkeliling melihat senja dan siluet. Kalian akan sepakat denganku. bahwa Magelang adalah atlantis yang hilang. Ngomong-ngomong itu bukanlah omong kosong. Pernyatanku tadi dibuktikan dengan data-d...