16
Selasa minggu keempat,
Mading dikuasai kelas tiga lagi. Minggu kemarin isinya membosankan sekali, semua membahas perencanaan masa depan. Wajar jika saat mading dikuasai kelas tiga, akan sepi pembaca dan peminatnya.
Tapi kali ini lain, isi mading sepertinya sangat menarik sampai menarik banyak murid berdesakkan di depannya.
“Apalagi yang dibuat Putri disana?” keluh Kirania bicara sendiri.
Kirania memilih untuk langsung masuk kelas.
Dan kelas sangat berisik pagi ini, Kirania mengira ini sebagai efek mading yang ramai. Tapi kenapa berefek baik padanya? Teman-teman sekelas jadi lebih ramah terutama yang wanita.
“Kirania sudah lihat mading?” tanya Yesi
“Ehm… emang ada apa?” tanya Kirania berusaha santai sambil melepaskan tasnya.
“Beneran Kak Ivan yang buat ya?”
“Kak Ivan? Gue nggak tahu apa-apa, sumpah”
“Ya dia kayak ngelurusin kesalahpahaman yang lo alamin belakangan ini, sorry ya Kirania, kalo-kalo gue agak sinis sama lo kemaren. Itu hasutan Sela!”
Kirania berjalan cepat ke mading dan menerobos kerumunan.
Judul artikel yang paling besar berjudul SEARCH GOOGLE
?adik-adik buat tambah pengetahuan lebih baik dibaca ini. Tapi kalian juga musti mencaritahu kebenarannya sendiri karena menelan hasil cernaan orang lain nggak enak (coba deh makan taik)
Snow white syndrom adalah keadaan dimana si pengidapnya merasa orang-orang lebih rendah kastanya dari dia, keadaan dimana dia menganggap orang-orang sebagai kurcaci yang harus menuruti keinginannya.
#Ivan
“Kak Ivan..” lirih Kirania.
Mungkin ada rasa haru di hati Kirania, Ivan selalu bersikap manis padanya.
“Kalo Kirania mandiri nggak sih? Dia kan sering ditinggal orangtuanya tugas” kata si A
“Gue ngerasa nggak enak sama Kirania” kata si B
“Kak Ivan aja yang sudah jadi mantan bisa bersikap baik gitu ke dia pasti ada alasannya” kata si C
“Iya Kirania selalu ramah dengan semua orang meski dia cantik” kata si D
“Sayang banget ya Kirania punya teman sejahat Sela, aku dengar Sela yang jatuhin Kirania gitu” kata si E
Pendapat orang mulai bermunculan dimana-mana. Positif bagi Kirania dan negatif bagi Sela. Mustahil Kirania tidak mendengar dengan jelas pendapat itu karena orang bebas bicara asal dengan mulut masing-masing.
Kirania kembali ke kelasnya, entah apa yang dia rasa sekarang tapi yang jelas tidak ada rasa senang sedikitpun.
“Jangan duduk di samping gue lagi deh Sel, gue takut temanan sama lo, penghianat” ujar Yesi memblokade mejanya.
Sela hanya diam, bukan hanya Yesi, jarak yang ditempuh Sela dari pagar ke kelas diisi dengan orang-orang yang omongannya jauh lebih sadis dari ini.
“Cuih” suara seorang siswa ketika lewat di depan Sela.
Kirania mengambil langkah maju dan menarik Sela yang terpaku. Kirania menggiring Sela ke mejanya, meja mereka dulu.
“Duduk di sini aja Sel,” pinta Kirania
“Oh, iya” angguk Sela yang pucat
Ayu yang baru datang menaruh tasnya di kursi yang lama, di depan meja Kirania.
“Sela gimana?” tanya Ayu ke Kirania, sepertinya Ayu sudah mengetahui isi mading dan dampaknya.
“Nggak papa” jawab Kirania yakin.
Saat mereka bersahabat bertiga dulu, Sela memang anggota yang paling dilindungi. Sampai ada slogan kau bisa merebut jantungku tapi takkan bisa menyakiti Sela.
Sela sekarang sudah jadi bulan-bulanan dan belum sampai sejam dia sudah memucat, wajar jika Ayu dan Kirania tak merasa senang dengan ini, lalu merasa terpanggil untuk pasang badan di depan Sela. Bagaimanapun mereka sahabat.
***
Ayu dan Kirania merangkul Sela sampai ke rooftop. Mereka berusaha menjauhkan Sela dari keramaian supaya Sela tidak tambah drop.
Sampai di rooftop Sela langsung terduduk menangis.
“Maafin gue Kirania” isak Sela
Kirania langsung duduk merangkul Sela “Nggak papa Sel, nggak papa..”
“Gue nggak maksud, serius, apalagi yang masalah air comberan. Waktu itu gue mau kasih kartu ucapan sama lo trus dibaca Putri, dia yang inisiatif ngerjain lo”
“Iya gue tahu, sahabat gue nggak mungkin setega itu” kata Kirania
Sela tambah menangis, Kirania menepuk bahu Sela pelan “nangis aja Sel, nggak papa, pasti berat,”
“Ah, sialan gue nggak tahan lagi ni, ingus sudah meler” gerutu Ayu ikut duduk dan memeluk Sela serta Kirania “Gue nggak mau kehilangan kalian lagi” tangis Ayu
“Ya ampun kok lo jadi nangis juga sih Yu? Bukannya diamin Sela”
“Biarin!!”
“Hahaha … gue rindu kalian” kata Kirania menepuk pundak kedua temannya”
Pito yang biasa berada di rooftop berjalan ketempat favoritnya itu, dan ketika pintu dibuka dia mendapati Kirania sedang tersenyum lepas memeluk kedua temannya. Pito mundur dan menutup pintu pelan.
Pito pergi dari sana, dia tak mau mengganggu ataupun mengacaukan senyum Kirania.
***
Persahabatan yang kembali seharusnya dirayakan. Kebetulan Sela sedang tidak bawa mobil, jadi bisa nebeng Ayu beserta Kirania.
“Eh, gue tunggu di pagar aja ya?” pinta Kirania
“Iyalah, nanti kalo lo ikut keparkiran bareng kami malah banyak yang ngajakin lo pulang bareng!” keluh Ayu
“Hehe..”
“Nanti kita nggak jadi hangout bareng” keluh Sela
“Jadi jadi, tenang, mangkanya gue tunggu di pagar aja, okee?”
“Sip” kata Ayu, Sela mengangguk
Kirania berdiri di depan pagar sekolahnya, tadi sebelum jam pulang, Kirania sudah telpon Pak Akinom supaya tidak usah jemput karena Kirania mau pulang sama teman-temannya. Pasti menyenangkan, yee.
“Ayoo Kirania!” tarik Reza “Aku parkir mobil agak jauh”
“Lepasin! Kita nggak janjian” ronta Kirania
“Udah, kan udah aku jemput, anggap aja udah!” jawab Reza tak peduli
Genggaman tangan Reza sangat kuat dan tangan Kirania sudah mulai memerah tapi Kirania masih melawan. Satu sentakkan kuat dari Kirania berikutnya bisa membuat lepas genggaman itu.
Reza menoleh, Kirania tampak kesal.
“Kamu itu harus dengarin pendapat orang! Jangan maksa!” suara Kirania mengeras
“Yaudah ayo”
“Aku nggak mau!” sentak Kirania berjalan cepat ke tempatnya berdiri tadi.
“Sok cantik lo!” teriak Reza tidak berniat mengejar dan memilih berjalan sendiri ke mobilnya yang terparkir di seberang jalan.
“Kirania! Ayoo…” klakson Ayu ketika sampai di pagar.
Kirania mengangguk dan masuk ke mobil Ayu dengan perasaan yang cengo.
Dan dari sekarang Kirania tahu, jika bertemu dengan Reza lagi sebaiknya menghindar saja, daripada dipaksa atau menerima kata-kata kasar lagi.
***
ceritanya lucu juga, di save ah, lumayan buat bacaan sebelum tidur :D
Comment on chapter Keputusan terberat